fahmihaqqi.fhAvatar border
TS
fahmihaqqi.fh
THR Riwayatmu Kini
Hari itu saya berencana pergi ke hi tech mall untuk keperluan upgrade ram laptop, mungkin bagi masyarakat jawa timur khususnya daerah surabaya sudah tidak asing lagi dengan hi tech mall, ini adalah mall dengan konsep yg unik sesuai namanya mall ini menjual berbagai macam gadget dan asesorisnya, tapi dengan gaya bangunan kuno, seperti bangunan tahun 80-90an.

Dibelakang mall tersebut ada tempat hiburan rakyat atau biasa di singkat THR jujur selama saya hidup baru pertama kali saya mengunjungi THR. Ketika melewati gerbang antara hi tech mall dan THR saya disambut oleh patung alm gombloh salah satu musisi legendaris surabaya, dibelakang patung gombloh tersebut ada sebuah danau buatan dan diberi atap, namun sayangnya keadaan atap yang tidak terurus, dan kondisi danau yang banyak dikelilingi warung makan dan minuman menjadikan sambutan awal ke THR menjadi nampak kumuh.

Setelah berjalan sedikit jauh tampak permainan anak sederhana seperti jungkat-jungkit, perosotan, dan lain sebagainya ketika saya berkunjung kesana nampak banyak anak kecil yang sedang menikmati wahana sederhana tersebut.

Berjalan lebih jauh lagi saya tertarik dengan sebuah suara dari kejauhan setelah saya dekati ternyata suara tersebut berasal dari dalam gedung srimulat, langsung saja saya putuskan untuk masuk ke gedung tersebut dan ternyata dan pada saat itu ada kelompok anak yang pentas. Saya menduga itu adalah pentas perpisahan anak SD, mereka dengan kompak menyanyikan lagu "bunda" ciptaan melly goeslaw. Memang gedung tersebut sudah ada beberapa pendingin ruangan namun suasana panas tetap terasa, dan keadaan kursinya kurang bisa dibilang nyaman, jika dibandingkan dengan kursi bioskop bagaikan langit dan bumi.

Berjalan beberapa langkah dari gedung tersebut saya menemukan gedung ludruk dari situ saya baru tahu bahwa kesenian ludruk hanya dilaksanakan seminggu sekali pada hari sabtu, ah saya tidak beruntung mungkin lain kali bisa kesana untuk menonton ludruk. Namun yang saya perhatikan keadaan gedungnya yang membuat miris memang kondisinya masih bisa dibilang memadai namun jika kita komparasikan dengan tempat hiburan modern katakanlah bioskop atau hall untuk konser terlihat jauh sekali perbedaan kualitasnya.

Kalau dengan kondisi seperti itu bagaimana kesenian tersebut didatangi banyak orang? dan tetap eksis di jaman sekarang. Mau berharap kepada pemerintah? saya rasa permasalahan pemerintah sangat kompleks, ya kita harus memulai dari kita sendiri sisihkanlah uang 10-20 ribu sebuah nilai yang ketika kita bawa ke bioskop tidak ada artinya, namun ketika kita bawa ke sanggar ludruk nilai tersebut berarti menghargai secara langsunh para seniman lokal yang tetap berjuang menyelamatkan warisan budaya kita agar tidak punah, ketika banyak dari kita yang mengapresiasi hasil karya mereka hiburan asli indonesia seperti ludruk, srimulat, wayang orang, dll akan tetap eksis meskipun mendapat gempuran dari hiburan-hiburan modern. Ah saya terlalu banyak bercerita, lebih baik saya tidur saja sambil mendengarkan lagu dari silampukau - biang lala

-Sepanjang 23-05-17 22:38-

untuk melihat keresahan ane yang lain silahkan cek blog ane gan
http://fahmidehaqqi.blogspot.com
someshitnessAvatar border
someshitness memberi reputasi
1
686
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan