- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Columbian Exchange : Pertukaran Makanan, Hewan, Penyakit, antar Dua Dunia


TS
kinanthip
Columbian Exchange : Pertukaran Makanan, Hewan, Penyakit, antar Dua Dunia
Halo agan-agan, selamat pagi siang sore malam.
Hari ini sudah makan apa saja, Gan? Mungkin sebagai orang Indonesia, kuliner kita tidak lepas dari sambal a.k.a produk cabai. Walaupun beberapa waktu lalu harganya naik, tetapi tidak menyurutkan langkah ibu-ibu untuk memasukkan cabai dalam masakannya.
Nah, tahukah agan bahwa cabai yang merupakan tumbuhan asli Amerika baru masuk ke Eropa-Asia-Afrika, termasuk Indonesia, setidaknya tahun 1500-an. Artinya, di jaman Majapahit, Singosari, Sriwijaya dulu, belum ada makanan berbahan cabai di Indonesia. Tidak ada rendang pedas, sambal pecel, dan sebagainya. Kebayang gak gimana hambarnya makanan saat itu?
Penyebaran cabai tidak lain adalah berkat penjelajahan samudera ke benua baru, Amerika, yang dipelopori Christopher Columbus.
Cabai bukan satu-satunya tumbuhan yang disebarkan akibat penjelajahan ke Amerika. Berbagai macam tumbuhan, hewan, bahkan penyakit, tersebar lintas benua Amerika (disebut New World) dan Afro-Eurasia (Old World) .
Hal ini dinamakan COLUMBIAN EXCHANGE.
1. FLORA
Sebelum Columbian Exchange, TIDAK ada jeruk di Florida, TIDAK ada nanas di Hawaii, TIDAK ada karet di Afrika, TIDAK ada tomat di Italia, TIDAK ada coklat di Swiss, dan TIDAK ada cabai di Asia.
Berikut beberapa contoh tumbuhan yang berperan penting bagi dunia setelah Columbian Exchange :
2. FAUNA
Pertukaran fauna dalam Columbian Exchange lebih banyak satu arah, yaitu dari Afro-Eurasia ke Amerika. Hal ini karena lebih banyak hewan yang telah dijinakkan (domesticated) di Afro-Eurasia.
Kuda, keledai, babi, sapi, kambing, ayam, anjing besar, kucing dan lebah diadopsi oleh penduduk asli Amerika untuk keperluan transportasi, makanan, dan kegunaan lainnya. Di sisi lain, hewan asli Amerika antara lain llama, kalkun, guinea pig mulai dikenal di Old World.
3. PENYAKIT
Pertukaran flora dan fauna sebagian besar berdampak positif bagi New World maupun Old World. Akan tetapi, kontak antar manusia dari kedua wilayah tersebut menimbulkan efek samping yang cukup menakutkan, yaitu penyebaran penyakit.
Bangsa Eropa yang tiba di benua Amerika saat itu telah memiliki kekebalan tubuh dari penyakit-penyakit seperti cacar dan campak. Lain halnya dengan penduduk asli Amerika yang tidak memiliki imunitas apapun.
Campak dan cacar lebih efektif untuk mengurangi populasi penduduk asli Amerika daripada dengan peperangan. Diperkirakan, 80-95% penduduk asli Amerika tewas akibat epidemi penyakit dalam kurun waktu 100-150 tahun dari tahun 1497. Di beberapa wilayah, persentase kematian mencapai 100%. Sisa-sisa penduduk asli Amerika yang selamat dari epidemi tersebut, bercampur dengan bangsa Eropa dan Afrika, sehingga menghasilkan keturunan biracial yang biasa disebut Mestizo.
Referensi :
https://en.wikipedia.org/wiki/Columbian_Exchange
https://en.wikipedia.org/wiki/Popula...n_from_disease
Hari ini sudah makan apa saja, Gan? Mungkin sebagai orang Indonesia, kuliner kita tidak lepas dari sambal a.k.a produk cabai. Walaupun beberapa waktu lalu harganya naik, tetapi tidak menyurutkan langkah ibu-ibu untuk memasukkan cabai dalam masakannya.
Nah, tahukah agan bahwa cabai yang merupakan tumbuhan asli Amerika baru masuk ke Eropa-Asia-Afrika, termasuk Indonesia, setidaknya tahun 1500-an. Artinya, di jaman Majapahit, Singosari, Sriwijaya dulu, belum ada makanan berbahan cabai di Indonesia. Tidak ada rendang pedas, sambal pecel, dan sebagainya. Kebayang gak gimana hambarnya makanan saat itu?
Penyebaran cabai tidak lain adalah berkat penjelajahan samudera ke benua baru, Amerika, yang dipelopori Christopher Columbus.
Cabai bukan satu-satunya tumbuhan yang disebarkan akibat penjelajahan ke Amerika. Berbagai macam tumbuhan, hewan, bahkan penyakit, tersebar lintas benua Amerika (disebut New World) dan Afro-Eurasia (Old World) .
Hal ini dinamakan COLUMBIAN EXCHANGE.
1. FLORA
Sebelum Columbian Exchange, TIDAK ada jeruk di Florida, TIDAK ada nanas di Hawaii, TIDAK ada karet di Afrika, TIDAK ada tomat di Italia, TIDAK ada coklat di Swiss, dan TIDAK ada cabai di Asia.
Berikut beberapa contoh tumbuhan yang berperan penting bagi dunia setelah Columbian Exchange :
Spoiler for "Tumbuhan asli Amerika":
Spoiler for "Tumbuhan asli Afro-Eurasia":
2. FAUNA
Pertukaran fauna dalam Columbian Exchange lebih banyak satu arah, yaitu dari Afro-Eurasia ke Amerika. Hal ini karena lebih banyak hewan yang telah dijinakkan (domesticated) di Afro-Eurasia.
Kuda, keledai, babi, sapi, kambing, ayam, anjing besar, kucing dan lebah diadopsi oleh penduduk asli Amerika untuk keperluan transportasi, makanan, dan kegunaan lainnya. Di sisi lain, hewan asli Amerika antara lain llama, kalkun, guinea pig mulai dikenal di Old World.
3. PENYAKIT
Pertukaran flora dan fauna sebagian besar berdampak positif bagi New World maupun Old World. Akan tetapi, kontak antar manusia dari kedua wilayah tersebut menimbulkan efek samping yang cukup menakutkan, yaitu penyebaran penyakit.
Bangsa Eropa yang tiba di benua Amerika saat itu telah memiliki kekebalan tubuh dari penyakit-penyakit seperti cacar dan campak. Lain halnya dengan penduduk asli Amerika yang tidak memiliki imunitas apapun.
Campak dan cacar lebih efektif untuk mengurangi populasi penduduk asli Amerika daripada dengan peperangan. Diperkirakan, 80-95% penduduk asli Amerika tewas akibat epidemi penyakit dalam kurun waktu 100-150 tahun dari tahun 1497. Di beberapa wilayah, persentase kematian mencapai 100%. Sisa-sisa penduduk asli Amerika yang selamat dari epidemi tersebut, bercampur dengan bangsa Eropa dan Afrika, sehingga menghasilkan keturunan biracial yang biasa disebut Mestizo.
Spoiler for "Korban cacar pada suku Aztec":
Spoiler for "Penurunan tajam populasi di Mexico":
Referensi :
https://en.wikipedia.org/wiki/Columbian_Exchange
https://en.wikipedia.org/wiki/Popula...n_from_disease
Diubah oleh kinanthip 21-05-2017 13:46


tien212700 memberi reputasi
1
4.9K
29


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan