Pasca Konflik yang melanda Maluku (1999-2002) merupakan suatu tragedi yang sangat begitu memilukan bagi orang-orang Maluku. Konflik yang melibatkan isu SARA sebagai tokoh utama ini menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi masyarakat Maluku khususnya dan Indonesia umumnya.

Sebenarnya kalau kita lihat dengan baik bahwa di daerah Maluku konflik antara masyarakat bukan hanya terjadi karena pemicu persoalan Agama masing-masing, melainkan juga karena adanya perbedaan ras, suku, dan mungkin budaya antara kedua negeri (negeri adalah sebutan untuk desa di Maluku). Negeri yang bertikai karena masalah itu kebanyakan melibatkan dua atau lebih negeri-negeri yang mayoritas penduduknya seagama seperti Islam dan Islam juga Kristen dan Kristen juga kedua negeri yang saling bertikai itu letaknya saling berdekatan atau bersebelahan.

Oleh karena itu tradisi Pela-Gandong ini muncul di tengah masyarakat Malauku yang mempunyai berbagai agama, suku dan budaya. Pela gandong merupakan suatu sebutan yang di berikan kepada dua atau lebih negeri yang saling mengangkat saudara satu sama lain. Pela Gandong sendiri merupakan intisari dari kata "Pela" dan "Gandong". Pela adalah suatu ikatan persatuan sedangkan gandong mempunyai arti saudara. Jadi pela gandong merupakan suatu ikatan persatuan dengan saling mengangkat saudara.

Pela gandong sendiri sudah lama ada di Maluku, dan biasanya pela gandong itu terdiri dari dua negeri yang berlainan Agama (Islam dan Kristen). Hal itu tercipta dengan sendirinya karena suatu hal. Seperti halnya negeri Lateri, saat Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Jemaat Lateri membangun Gedung Gereja sektor Syloam-Bethlehem-nya, masyarakat Negeri Mamala berduyun-duyun membantu dalam pembangunan gereja tersebut. Negeri Mamala adalah salah satu Desa adat muslim yang ada di Kota Ambon Maluku. Masyarakat Kristen dari Negeri Lateri dan Masyarakat Islam dari Negeri Mamala bekerja sama-sama membangun tempat Ibadah untuk Jemaat Gereja Negeri Lateri.

Mari Indonesia, lihatlah disini...
Hari ini Sabtu 20 Mei.. hari Kebangkitan Nasional..lihatlah apa yang saudara kita dari Desa Lateri-Mamala lakukan ini...

Apa yang mesti kita perdebatkan soal kerukunan umat beragama lagi? Apakah kita mesti saling menghina dan menjatuhkan satu dengan yang lain.??.Tentu tidak!
Karena kami masyarakat Maluku menjunjung tinggi hidup berdampingan, persaudaraan yg rukun dan damai dalam ikatan PELA GANDONG itu...Mari bersatu..bangun kehidupan yang harmoni.

Salam Damai dari Lateri-Ambon..