Jakarta - Pembangunan sarana transportasi Mass Rapid Transportation (MRT) Jakarta fase dua yang meliputi Bundaran HI-Kampung Bandan sepanjang 8 kilometer (km) akan dilakukan akhir 2018. Pembangunan MRT Jakarta fase dua tersebut menelan biaya investasi Rp 22,5 triliun.

Namun, PT MRT Jakarta mengajukan pinjaman ke Jepang sebesar RP 25 triliun, di mana Rp 2,56 triliun di antaranya untuk menambal biaya investasi MRT Jakarta fase satu.

"Total Rp 25 triliun untuk fase dua itu terdiri dari komponen pertama nilai tambahan fase satu Rp 2,56 triliun akibat sejumlah pekerjaan tidak direncanakan terjadi dan tidak cukup tambahan dana. Rp 22,5 triliun berdasarkan feasibility study dibutuhkan bangun jalur fase dua," ujar Direktur Utama PT MRT Jakarta William P. Sabandar dalam Forum Jurnalis dan Blogger MRT Jakarta di D.Lab by SMDV, Jakarta Pusat, Rabu (17/5/2017).

Saat ini, proyek MRT Jakarta fase dua Bundaran HI-Kampung Bandan memasuki tahap basic engineering design. Trase MRT Jakarta fase dua ini nantinya perlu Peraturan Gubernur (Pergub) dan diperlukan persetujuan Menteri Perhubungan.

"Persiapan trasenya harus ditetapkan Pergub dan persetujuan Menhub. Kalau setuju Agustus ditetapkan trasenya kita tahu lahan-lahan mana yang dibebaskan," tutur William.

William menambahkan, nantinya di masing-masing stasiun ramah terhadap difabel, yaitu dilengkapi lift dan jarak antara MRT dengan peron tidak terlalu jauh.

"Ada lift khusus bawa teman-teman difabel langsung ke platform. Karena sistem layanan harus bagus, semua harus naik supaya masyarakat dapat pelayanan yang sama," tutur William.

Selain itu, PT MRT Jakarta juga menawarkan pembangunan proyek transportasi umum MRT ke kota-kota besar lainnya, seperti Bandung, Tangerang, hingga Bogor.