Quote:
PALU - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta aksi saling hujat dihentikan. Jokowi meminta energi bangsa dialihkan untuk menjaga persatuan.
Presiden Jokowi mengatakan, seluruh elemen bangsa harus menghentikan perbuatan saling menghujat, saling menjelekkan, saling memfitnah, saling menolak, dan saling mendemo. Dia mengingatkan, pentingnya semua elemen bangsa menjaga persatuan, karena kita semua bersaudara.
"Energi kita habis hanya untuk itu, belum lagi antarkita yang saling menghujat, menjelekkan, menfitnah, menolak,” katanya saat Pembukaan Kongres XIX Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Masjid Agung Darussalam Palu, Selasa (16/5/2017).
Jokowi juga mengingatkan, masih ada jalinan persaudaraan di antara kita. Baik yang muslim dan nonmuslim. Untuk para elite, mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta agar memberikan contoh dan tauladan dengan kata-kata dan kalimat-kalimat yang baik dan santuan, karena itulah karakter bangsa kita.
"Jangan sampai kita kehilangan jati diri dan karakter sebab bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah, santun dan sopan," ucapnya.
Ditegaskan Jokowi, bahwa kita memang berbeda dan beraneka ragam tapi itulah yang menjadi kekuatan Indonesia. Bahwa bangsa ini besar, ada 17.000 pulau, 500 lebih kabupaten kota, 33 provinsi, 714 suku, 1.100 bahasa lokal.
"Bangsa mana seberagam itu. Ini takdir Allah yang diberikan untuk dirawat dan dijaga,” tutur Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo ini menitip pesan kepada akder PMII agar jangan hanya bermimpi untuk menjadi politisi. Tetapi bermimpilah jadi wiraswasta, karena baru 1,6 % entrepreneur di negara ini, yang normalnya di atas 5%.
Jokowi menambahkan, jadilah pengusaha dengan gagasan-gagasan yang besar, jadilah developer software, aplikasi, animasi, games-games. Negara-negara lain, katanya, sudah melaju dibidang itu dan jauh meninggalkan kita.
Pembukaan Kongres XIX PMII yang dihadiri 6.000 peserta itu dihadiri antara lain oleh Menko PMK Puan Maharani, Menristek Dikti M Nasir, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, dan Gubernur Sulteng Longki Djanggola.
Sumber
https://nasional.sindonews.com/read/...kan-1494931870
Peace is not the absence of conflict, but the ability to cope with conflict by peaceful means
