Usai poskonya dibakar oleh puluhan orang, sejumlah anggota ormas Pemuda Pancasila (PP) Sawangan dan Bojongsari menyambangi Polsek Sawangan untuk menuntut agar pelaku pembakaran segera ditangkap.

Menurut Wakil Ketua PAC Pemuda Pancasila (PP) Sawangan, Andre, Polsek Sawangan harus segera mengejar dan menangkap para pembakar posko mereka ini, karena para pelaku juga telah membuat warga di sekitar lokasi dihantui rasa ketakutan.

Selain itu, Andre juga mengungkapkan bahwa dua rekan mereka bernama Ade Irfan (19) dan Baehaki (21) menjadi korban tindak kekerasan para pelaku tersebut.

“Kami tidak terima dengan hal ini, karena selama ini kami tidak pernah bersinggungan dengan ormas mana pun. Kami minta polisi menangkap para pelakunya soalnya dua rekan kami jadi korban. Mereka luka kena sabetan celurit dan hantaman balok kayu oleh para pelaku,” jelasnya kepada Kriminalitas.com, saat dikonfirmasi di lokasi, Senin (15/5/2017).

Andre juga menjelaskan bahwa kedua rekannya tersebut diserang ketika sedang beristirahat di posko. Tiba-tiba, datanglah puluhan pria tak dikenal menggunakan belasan motor. Orang-orang berpakaian hitam tersebut langsung menyerang mereka menggunakan senjata tajam dan tumpul, serta melempari pos itu dengan molotov.

“Ya heran saja kok bisa dibakar karena kami tidak punya musuh di sini sama sekali,” paparnya.

Andre juga mengancam bila masalah ini tak dapat diatasi kepolisian, maka pihaknya akan mengadukan ini ke Kantor Pusat Pemuda Pancasila, sebab ia khawatir akan ada serangan balasan oleh anggota mereka yang dapat membuat kemanan warga menjadi terganggu.

“Kami tidak dapat menjamin kalau ada kawan kami yang bergerak diam-diam. Sebelum ini terjadi maka kami menyampaikannya ke polisi agar segera diselesaikan kasusnya dan pelakunya ditangkap,” pungkasnya.

http://kriminalitas.com/hindari-bala...bakaran-posko/

dimana ada jalan ramai, disitu ada posko ormas jahanam di trotoar
ketika ada penggusuran, posko ilegal ini tidak ikut digusur alasannya takut terjadi bentrok.

uang pajak untuk gaji wereng cuma buat gendutin wereng doank