- Beranda
- Komunitas
- Sports
- Liga Italia
Inter Milan Masih Terus Ulangi Kesalahan yang Sama


TS
Kaskus Sport
Inter Milan Masih Terus Ulangi Kesalahan yang Sama
Setelah 'menyelamatkan' Internazionale sebelum karam lebih dalam pasca diasuh oleh Frank De Boer, Stefano Pioli akhirnya harus merelakan jabatannya dicopot oleh La Beneamata. Pengumuman ini jelas cukup mengejutkan. Pasalnya, Pioli bisa dibilang perlahan berhasil membawa Inter kembali konsisten dan terlihat sebagai salah satu klub raksasa Italia. Memang, masih ada beberapa hasil dimana Pioli gagal menunjukkan yang terbaik untuk Inter. Tapi, secara keseluruhan perlahan ia mampu 'membangkitkan' Internazionale.

Pengumuman akan kepergian Pioli bisa dibilang cukup mengejutkan namun seperti sudah terprediksi. Pada wawancara pasca pertandingan melawan Genoa, dimana Inter kalah 1-0, ada sedikit perasaan deja vu yang terasa. Sebut saja beberapa nama; Roberto Mancini, Walter Mazzarri, hingga Marcello Lippi. Ketiga nama tersebut berhasil memberikan optimisme bagi fans La Beneamata. Namun, karir mereka di Giuseppe Meazza justru harus berakhir lebih cepat karena gagal membawa Inter tampil konsisten.
Bagi yang sudah akrab dengan sepakbola Italia dalam beberapa tahun terakhir, mungkin ini bukanlah pemandangan yang cukup asing. Pelatih datang dan pergi dalam beberapa musim terakhir dengan waktu yang bisa dibilang cukup minim bagi mereka untuk mengimplementasikan apa yang mereka inginkan dari tim. Pada awalnya, semua jari tertunjuk pada Massimo Moratti yang sudah lama menjadi 'diktator' di Inter. Kehadiran Erick Thohir dan kini Suning Group ternyata tidak membuat keadaan lebih baik dan Inter justru kembali mundur ke beberapa tahun silam.
Inter beberapa tahun silam dikenal sebagai klub raksasa dengan manajemen yang cukup handal. Namun, semua itu kini menguap begitu saja. Kehadiran Javier Zanetti dalam peran di kantor klub nampak tak lebih dari sekedar simbol. Pun dengan Piero Ausilio. Namanya memang kerap muncul di media ketika pelatih Inter mulai mendapat tekanan. Namun, tiap dukungan moril yang diberikan Ausilio pada empat pelatih terakhir Inter nampak tidak berpengaruh dan mereka tetap kehilangan jabatan mereka.
Di lapangan pun tidak jauh berbeda. Semenjak pensiunnya Zanetti, Inter seperti tim yang bergerak tanpa arah. Kapten saat ini, Mauro Icardi, mungkin cukup baik dengan mencontohkan yang positif melalui penampilannya di lapangan. Namun, sebagai figur kepemimpinan, Icardi sudah terlanjur memiliki reputasi yang kurang baik. Pemain senior seperti Samir Handanovic pun lama kelamaan nampak mungkin mempertimbangkan untuk pergi dari Giuseppe Meazza. Apabila ini benar, tentu mereka akan kehilangan sosok senior yang cukup krusial.
Rumor dalam beberapa pekan terakhir, Inter sudah siap untuk mendatangkan Walter Sabatini sebagai direktur teknik mereka. Hal ini seakan menguatkan asumsi bahwa Luciano Spalletti akan melatih mereka mulai musim depan. Melihat AS Roma musim ini, wajar bila Inter menginginkan Spalletti untuk menahkodai mereka. Namun, seperti yang kita tahu, Roma dibawah asuhan Spalletti masih memiliki kekurangan utamanya pada faktor mental. Ini tentu bukan solusi tepat untuk masalah Inter saat ini.
Entah ada masalah apa dengan kursi kepelatihan Inter. Dari sekian pelatih terakhir yang pernah menangani mereka, bisa dibilang hanya Jose Mourinho yang benar-benar membawa mereka berjaya. Selain berhasil memenangkan Liga Champions, Mourinho juga berhasil membangun mental Inter sebagai tim raksasa. Meskipun Mourinho kini perlahan kehilangan kemampuannya itu, hal yang sama juga perlahan terlihat memudar dari Inter--yang kerap dengan mudah mengganti personil tim mereka pada bursa transfer.
Ini mungkin bisa jadi merupakan salah satu revolusi yang cukup berarti bagi Inter. Namun, di sisi lain ini juga bisa menjadi momen kembali terjerembabnya Inter di papan tengah kasta tertinggi Italia. Entah apa yang tengah dipiirkan Suning Group ketika memecat Pioli. Yang jelas, pertanggungjawaban mereka akan keputusan tersebut jelas berat. Jangan terlalu terkejut bila pada musim depan--atau sisa musim ini--kalian akan kembali melihat Inter sebagai klub papan tengah yang harus berusaha keras untuk bisa kembali ke papan atas.

Pengumuman akan kepergian Pioli bisa dibilang cukup mengejutkan namun seperti sudah terprediksi. Pada wawancara pasca pertandingan melawan Genoa, dimana Inter kalah 1-0, ada sedikit perasaan deja vu yang terasa. Sebut saja beberapa nama; Roberto Mancini, Walter Mazzarri, hingga Marcello Lippi. Ketiga nama tersebut berhasil memberikan optimisme bagi fans La Beneamata. Namun, karir mereka di Giuseppe Meazza justru harus berakhir lebih cepat karena gagal membawa Inter tampil konsisten.
Bagi yang sudah akrab dengan sepakbola Italia dalam beberapa tahun terakhir, mungkin ini bukanlah pemandangan yang cukup asing. Pelatih datang dan pergi dalam beberapa musim terakhir dengan waktu yang bisa dibilang cukup minim bagi mereka untuk mengimplementasikan apa yang mereka inginkan dari tim. Pada awalnya, semua jari tertunjuk pada Massimo Moratti yang sudah lama menjadi 'diktator' di Inter. Kehadiran Erick Thohir dan kini Suning Group ternyata tidak membuat keadaan lebih baik dan Inter justru kembali mundur ke beberapa tahun silam.
Inter beberapa tahun silam dikenal sebagai klub raksasa dengan manajemen yang cukup handal. Namun, semua itu kini menguap begitu saja. Kehadiran Javier Zanetti dalam peran di kantor klub nampak tak lebih dari sekedar simbol. Pun dengan Piero Ausilio. Namanya memang kerap muncul di media ketika pelatih Inter mulai mendapat tekanan. Namun, tiap dukungan moril yang diberikan Ausilio pada empat pelatih terakhir Inter nampak tidak berpengaruh dan mereka tetap kehilangan jabatan mereka.
Di lapangan pun tidak jauh berbeda. Semenjak pensiunnya Zanetti, Inter seperti tim yang bergerak tanpa arah. Kapten saat ini, Mauro Icardi, mungkin cukup baik dengan mencontohkan yang positif melalui penampilannya di lapangan. Namun, sebagai figur kepemimpinan, Icardi sudah terlanjur memiliki reputasi yang kurang baik. Pemain senior seperti Samir Handanovic pun lama kelamaan nampak mungkin mempertimbangkan untuk pergi dari Giuseppe Meazza. Apabila ini benar, tentu mereka akan kehilangan sosok senior yang cukup krusial.
Rumor dalam beberapa pekan terakhir, Inter sudah siap untuk mendatangkan Walter Sabatini sebagai direktur teknik mereka. Hal ini seakan menguatkan asumsi bahwa Luciano Spalletti akan melatih mereka mulai musim depan. Melihat AS Roma musim ini, wajar bila Inter menginginkan Spalletti untuk menahkodai mereka. Namun, seperti yang kita tahu, Roma dibawah asuhan Spalletti masih memiliki kekurangan utamanya pada faktor mental. Ini tentu bukan solusi tepat untuk masalah Inter saat ini.
Entah ada masalah apa dengan kursi kepelatihan Inter. Dari sekian pelatih terakhir yang pernah menangani mereka, bisa dibilang hanya Jose Mourinho yang benar-benar membawa mereka berjaya. Selain berhasil memenangkan Liga Champions, Mourinho juga berhasil membangun mental Inter sebagai tim raksasa. Meskipun Mourinho kini perlahan kehilangan kemampuannya itu, hal yang sama juga perlahan terlihat memudar dari Inter--yang kerap dengan mudah mengganti personil tim mereka pada bursa transfer.
Ini mungkin bisa jadi merupakan salah satu revolusi yang cukup berarti bagi Inter. Namun, di sisi lain ini juga bisa menjadi momen kembali terjerembabnya Inter di papan tengah kasta tertinggi Italia. Entah apa yang tengah dipiirkan Suning Group ketika memecat Pioli. Yang jelas, pertanggungjawaban mereka akan keputusan tersebut jelas berat. Jangan terlalu terkejut bila pada musim depan--atau sisa musim ini--kalian akan kembali melihat Inter sebagai klub papan tengah yang harus berusaha keras untuk bisa kembali ke papan atas.
MAU NONTON GRATIS SERIE A DI ITALIA?
IKUTAN KUIS TEBAK SKOR DI SINI!
Supported by:



www.kaskus.id
IKUTAN KUIS TEBAK SKOR DI SINI!
Supported by:



www.kaskus.id
0
2.6K
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan