Kaskus

News

tribunnews.comAvatar border
TS
tribunnews.com
Saksi Bisu Keraton Surabaya di Era Kerajaan Ada di Alun-alun Contong
Saksi Bisu Keraton Surabaya di Era Kerajaan Ada di Alun-alun Contong


TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kota Surabaya menjadi metropolitan, penuh gemerlap. Tapi ada sisi lain tersisa ketika Surabaya masih dipimpin seorang raja.

Bukti sejarah itu bisa diketahui dari sejumlah situs di Kelurahan Alun-Alun Contong, Kecamatan Bubutan, tTepatnya di Jalan Kraton III.

Mulut gang untuk menuju lokasi terhimpit dua rumah toko dua lantai yang ada di deretan Jalan Kramat Gantung. Itulah bentuk asli pintu keraton pada zaman kerajaan.

Gerbang pintu gang ini menjadi saksi zaman kerajaan di Kota Pahlawan. Gang di Jalan Kraton III itu adalah pintu gerbang timur Kraton Surabaya.

“Saat ini yang tersisa tinggal itu. Lainnya sudah hilang dimakan zaman," ucap Aloysius Ricky Kapiworoseto, Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Alun-Alun Contong, Selasa (9/7/2017).

Ricky menyebutkan, masa pemerintahan kerajaan di Surabaya berakhir awal 1900-an. Begitu para tentara Belanda masuk dan menguasai Surabaya, perlahan keraton Surabaya mulai runtuh.

Pusat keraton Surabaya ada di kompleks di Jalan Kraton III. Sedangkan di sisi utaranya, jalan Kepatihan adalah kompleks tinggalnya para patih. Begitu juga dengan Jalan Carikan, di sana dulunya adalah tempat tinggal para carik kerajaan.

"Sedangkan untuk raja, tinggalnya di Jalan Praban. Jadi kalau ada acara-acara kerajaan baru pergi ke keraton," terang dia.

Kawasan keraton Surabaya cukup luas. Di sekitar Jalan Kraton yang saat ini Jalan Kramat Gantung dan Jalan Pahlawan, dulunya adalah lahan kosong yang luas.

Ada pasar besar kerajaan yang disebut dengan kebon rojo yang berfungsi sebagai sarana rekreasi raja dan warga.

"Nah kalau Baliwerti, dulu itu adalah kompleks pegawai kerajaan atau abdi dalem. Namanya dulu adanya Bahloarti. Sekarang diubah jadi Baliwerti karena lebih mudah penyebutannya," ucap Ricky.

Spot Foto

Sejumlah bangunan lama hingga kini masih dipertahankan. Di antaranya, rumah-rumah kuno yang ada di sana masih dipertahankan. Bahkan sering dijadikan spot foto Surabaya kota lama.

Lurah Alun-alun Contong, Enti Lindasari, mengatakan kawasannya 64,7 hektare yang sudah ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya sejak 2009.

"Warga di sini sudah disosialisasikan bahwa kampung ini sudah masuk kawasan cagar budaya. Di sini tidak boleh ada perubahan nama jalan, muka bangunan, dan juga harus dipertahankan keasliannya," kata Enti.

Dengan begitu keaslian kampung ini akan terjaga. Agar seluruh warga kampung kelurahan Alun-Alun Contong paham bahwa kawasan ini terjaga dan harus dilestarikan.

"Kampung ini juga banyak didatangi wisatawan lho. Biasanya adalah menjadikan rumah lama di sini untuk spot foto, karena masih asli," ulas dia.

Sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2...n-alun-contong

---

Baca Juga :

- Jelang Lebaran, Lion Air Terbangi Rute Surabaya - Palembang

- Ternyata, Tersangka Pesta Seks Gay Alami Kelainan Orientasi Seksual Sejak Remaja

- Kisah Hantu di Rumah Sakit Tua, Mulai Suster Berwajah Rata Sampai Hantu Jempol

0
2.9K
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan