Seorang ibu tiga anak, Baiq Nuril Maknun (36), didakwa melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) akibat dianggap menyebarluaskan rekaman percakapan dirinya dengan seorang kepala sekolah tempat ia pernah bekerja.

Dijeratnya Nuril dengan UU ITE ini memancing rasa simpati dan menimbulkan seruan #savenuril di Internet.

Dikutip dari kickkknews.today, kasus tersebut bermula pada Agustus 2002 silam.

Ibu asal Desa Parampuan, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat ini ditelpon oleh oknum kepala sekolah.

Dalam percakapan melalui telepon, oknum tersebut bercerita tentang pengalaman pribadinya pada Nuril.

Percakapan yang sangat bermuatan unsur pelecehan seksual tersebut kemudian direkam Nuril.

Desember 2014, seorang rekannya meminjam HP milik Nuril, kemudian mengambil rekaman percakapan antara oknum kepala sekolah dan Nuril.

Rekaman tersebut bocor, membuat oknum kepala sekolah yang membeberkan aib dirinya sendiri pada Nuril malu akibat beredarnya rekaman mesumnya.
Oknum mantan Kepala Sekolah SMA 7 itu melaporkan Nuril atas tuduhan mentransmisikan rekaman elektronik.

Kini Nuril didakwa jaksa dengan dakwaan pasal 27 ayat (1) jo pasal 45 ayat (1) UU Nomor 11 tahun 2008 tentang ITE.

Ancaman hukumnya tidak tanggung-tanggung enam tahun penjara dan denda Rp 1 miliar.

Ratusan status facebook dengan hashtag (tanda pagar) Save Nuril bermunculan.

Akun dengan nama Alfan Muchammad mengatakan, menjadi dilema hukum ketika orang yang mengungkapkan kasus pelecehan yang menimpanya, yang seharusnya diposisikan sebagai korban, namun justru dipenjarakan.

“Bukankah pada momen ini sudah dapat diketahui bahwa sebenarnya terdakwa adalah korban yang dikorbankan lagi dalam hukum yang seharusnya melindunginya,” tulisnya.

Akun dengan nama Ali Hidayat mengajak para calon kandidat yang akan maju pada Pilgub NTB untuk mempedulikan kasus tersebut. “AYO, YG MAU JADI CAGUB NTB.. Tunjukkan sikap keNegarawanmu utk berpihak kpd kaum miskin papa… Ayo Bantu jikalau bu Nuril ini benar #savenuril,” pungkasnya.

Hingga saat ini Hashtag Save Nuril terus beredar di media sosial (medsos).

Banyak netizen menyuarakan keadilan untuk Nuril. Keberaniannya mengungkapkan pelecehan seksual yang dialaminya tidak semestinya dibayar dengan mendekam dipenjara.(*)

http://jateng.tribunnews.com/2017/05...jarakan?page=2