- Beranda
- Komunitas
- Sports
- Liga Italia
Elang Ibukota yang Terus Membaik


TS
Kaskus Sport
Elang Ibukota yang Terus Membaik
Kemenangan 3-1 Lazio atas AS Roma pada Derby della Capitale akhir pekan lalu kian membuat status Lazio sebagai salah satu kuda hitam musim ini semakin kuat. Setelah lama absen dalam persaingan papan atas, Aquile musim ini kembali garang dan kembali memberikan gangguan pada penghuni papan atas. Mereka memang belum bersaing langsung pada perebutan Scudetto. Namun dengan apa yang mereka tunjukkan musim ini, hal tersebut nampaknya bukan lagi mimpi yang tidak mungkin tercapai.

Pertandingan itu juga seakan memperlihatkan dua sisi kota Roma yang berbeda. Lazio benar-benar menunjukkan kekompakan mereka dan kepercayaan atas apa yang diinstruksikan sang pelatih, sementara Roma nampak seperti tim yang kehilangan arah mereka jelang akhir musim ditambah dengan masa depan Luciano Spalletti yang tak kunjung jelas. Ketika wasit meniupkan peluit panjang tanda laga berakhir, sorakan keras dari Laziali di Curva Nord benar-benar menunjukkan sesuatu yang positif datang dari klub kesayangan mereka.
Kemenangan ini--selain mempengaruhi peluang mereka untuk bergumul di papan atas--juga tentu menjadi bukti revolusi Simone Inzaghi yang berjalan mulus. Setelah kritik datang karena penunjukkan yang mendadak pasca Marcelo Bielsa hengkang secara mengejutkan, Inzaghi berhasil mendiamkan kritiknya dengan membawa Si Elang kembali terbang tinggi. Saat ini, Lazio berstatus sebagai finalis Coppa Italia musim ini dan bisa lolos ke Europa League musim ini.
Secara taktis, apa yang direncanakan oleh Inzaghi benar-benar membuat lini depan Roma tumpul. Lazio bertahan begitu dalam dan membuat Mohamed Salah, Stephan El Shaarawy, dan Edin Dzeko kesulitan untuk menemukan ruang di pertahanan Aquile. Memanfaatkan kecepatan Ketia Balde dalam serangan balik kala menebar ancaman, kombinasi taktik ini benar-benar efektif. Sepanjang pertandingan, Roma tidak terlihat menciptakan peluang yang benar-benar membuat gawang Lazio. Sebaliknya, Keita menjadi teror bagi pertahanan Roma dengan mencetak dua dari tiga gol kemenangan timnya pada pertandingan tersebut.
Bahkan, sebenarnya Lazio bisa saja 'menyiksa' Roma lebih dari itu--apabila Ciro Immobile tidak mendadak harus menarik diri dari lineup timnya. Namun, hal itu justru memunculkan hikmah positif bagi Lazio. Keberhasilan mereka untuk tetap tajam meskipun tidak diperkuat oleh penyerang andalannya. Bahkan, ketika wasit memberikan penalti untuk Roma, tepat jelang berakhirnya babak pertama dan tentu berpengaruh besar bagi mentalitas tim, Lazio tetap bermain dengan kepala tegak dan pada akhirnya meraih tiga poin atas rival abadinya.
Dengan segala yang sudah ia lakukan untuk Lazio, Inzaghi memang pantas untuk lebih lama berada sebagai pelatih. Namun, tentu kita semua tahu presiden klub seperti apa Claudio Lotito--yang kerap mengambil keputusan kontroversial terlebih dalam segi kepelatihan. Terlalu jauh mungkin memikirkan masa depan Inzaghi. Untuk saat ini, fans Lazio setidaknya memiliki alasan untuk menikmati permainan tim mereka dan meraih kemenangan demi kemenangan. Puncaknya, era emas Inzaghi pun bisa berakhir dengan satu trofi musim ini.

Pertandingan itu juga seakan memperlihatkan dua sisi kota Roma yang berbeda. Lazio benar-benar menunjukkan kekompakan mereka dan kepercayaan atas apa yang diinstruksikan sang pelatih, sementara Roma nampak seperti tim yang kehilangan arah mereka jelang akhir musim ditambah dengan masa depan Luciano Spalletti yang tak kunjung jelas. Ketika wasit meniupkan peluit panjang tanda laga berakhir, sorakan keras dari Laziali di Curva Nord benar-benar menunjukkan sesuatu yang positif datang dari klub kesayangan mereka.
Kemenangan ini--selain mempengaruhi peluang mereka untuk bergumul di papan atas--juga tentu menjadi bukti revolusi Simone Inzaghi yang berjalan mulus. Setelah kritik datang karena penunjukkan yang mendadak pasca Marcelo Bielsa hengkang secara mengejutkan, Inzaghi berhasil mendiamkan kritiknya dengan membawa Si Elang kembali terbang tinggi. Saat ini, Lazio berstatus sebagai finalis Coppa Italia musim ini dan bisa lolos ke Europa League musim ini.
Secara taktis, apa yang direncanakan oleh Inzaghi benar-benar membuat lini depan Roma tumpul. Lazio bertahan begitu dalam dan membuat Mohamed Salah, Stephan El Shaarawy, dan Edin Dzeko kesulitan untuk menemukan ruang di pertahanan Aquile. Memanfaatkan kecepatan Ketia Balde dalam serangan balik kala menebar ancaman, kombinasi taktik ini benar-benar efektif. Sepanjang pertandingan, Roma tidak terlihat menciptakan peluang yang benar-benar membuat gawang Lazio. Sebaliknya, Keita menjadi teror bagi pertahanan Roma dengan mencetak dua dari tiga gol kemenangan timnya pada pertandingan tersebut.
Bahkan, sebenarnya Lazio bisa saja 'menyiksa' Roma lebih dari itu--apabila Ciro Immobile tidak mendadak harus menarik diri dari lineup timnya. Namun, hal itu justru memunculkan hikmah positif bagi Lazio. Keberhasilan mereka untuk tetap tajam meskipun tidak diperkuat oleh penyerang andalannya. Bahkan, ketika wasit memberikan penalti untuk Roma, tepat jelang berakhirnya babak pertama dan tentu berpengaruh besar bagi mentalitas tim, Lazio tetap bermain dengan kepala tegak dan pada akhirnya meraih tiga poin atas rival abadinya.
Dengan segala yang sudah ia lakukan untuk Lazio, Inzaghi memang pantas untuk lebih lama berada sebagai pelatih. Namun, tentu kita semua tahu presiden klub seperti apa Claudio Lotito--yang kerap mengambil keputusan kontroversial terlebih dalam segi kepelatihan. Terlalu jauh mungkin memikirkan masa depan Inzaghi. Untuk saat ini, fans Lazio setidaknya memiliki alasan untuk menikmati permainan tim mereka dan meraih kemenangan demi kemenangan. Puncaknya, era emas Inzaghi pun bisa berakhir dengan satu trofi musim ini.
MAU NONTON GRATIS SERIE A DI ITALIA?
IKUTAN KUIS TEBAK SKOR DI SINI!
Supported by:



www.kaskus.id
IKUTAN KUIS TEBAK SKOR DI SINI!
Supported by:



www.kaskus.id
0
2K
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan