Sejumlah warga melihat bus yang jatuh akibat terlibat kecelakaan beruntun di Jalan Puncak, Ciloto, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Minggu (30/4). Kecelakaan beruntun itu membuat 13 korban tewas
Putus cinta sudah biasa. Putus rem, matilah kita.

Kalau anda biasa naik bus antarkota, stiker itu kerap menyelinap di pandangan. Sejatinya, stiker itu bukan guyonan, tapi untuk pengingat agar kita selalu waspada.

Kewaspadaan itu patut ditingkatkan jika anda melintas di jalur Bogor-Cianjur, khususnya di desa Ciloto, Cipanas, Cianjur.

Minggu (30/4) kemarin, sekitar pukul 10.30 WIB sebuah bus yang mengangkut rombongan pelancong dari Jakarta bernasib nahas.

Menurut Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Cianjur, Ajun Komisaris Polisi Erik Bangun, hingga siang sore korban tewas mencapai 13 orang dan puluhan lainnya luka-luka. Kecelakaan yang melibatkan sembilan kendaraan itu berawal dari bus pariwisata Kitrans.

Saat itu, arus lalu lintas saat itu sedang diberlakukan One Way arah Cianjur, sementara arah sebaliknya sedang ditutup.

Erik menduga sopir bus itu ugal-ugalan. Tapi ternyata remnya blong. "Akibat rem blong, bus menabrak beberapa kendaraan di kedua lajur," ujarnya seperti dinukil dari Liputan6.

Saat itu kondektur bus memberi peringatan melalui jendela kepada pengguna jalan lain jika rem bus blong. Kondektur juga memberi tahu penumpang.

"Saya langsung kasih tahu rekan-rekan di belakang agar mereka siap-siap menghadapi segala kemungkinan," ujar Darmawan, 60 tahun, salah satu penumpang yang selamat kepada detikcom.

Menurut dia, sejak dari Puncak Pass sudah terasa sopir kesulitan menginjak rem. "Saya nggak panik, biasa aja ," ujarnya. Darmawan meminta penumpang lain berpegangan pada jok di depan mereka.

Bus melaju zigzag dan menabrak 10 kendaraan yang ada di depannya. Setelah itu bus oleng dan menyeret beberapa kendaraan dari arah berlawanan. Sebuah warung kopi milik Subarna juga turut disambar.

"Sesampainya di tikungan rumah makan Bumi Aki kondisi jalan turun dan tikungan tajam sehingga lepas kendali dan menabrak mobil yang sedang macet dari Cianjur menuju Bogor," kata Erik.

Kecelakaan ini membuat Kepolisian bergegas mengevaluasi keamanan lalu lintas di kawasan Puncak sekaligus kualitas perusahaan otobus.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia Komisaris Jenderal Setyo Wasisto menyatakan akan mengevalusi bus-bus yang beroperasi di Bogor.

"Kami dari Polri tentunya akan melakukan evaluasi karena dua minggu berturut-turut melibatkan bus dan lokasinya tidak jauh-jauh. Ini akan menjadi masukan bagi kami untuk melakukan evaluasi," kata Setyo, Minggu (30/4) seperti dinukil dari kriminalitas.com.

Polisi akan mengajak Kementerian Perhubungan untuk mengevaluasi Perusahaan Organda selaku penyedia jasa angkutan bus.

Jalur Ciloto memang bahaya. Menurut catatan Kumparan.com, setidaknya, beberapa kecelakaan sudah merengut nyawa.

Tujuh bulan lalu, tiga orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Sebabnya, truk pengangkut semen mengalami rem blong. Sopirnya tidak bisa mengendalikan laju kendaraan yang sedang melaju dari arah Puncak menuju Cianjur.

Jalur Ciloto berupa turunan tajam membuat laju truk tak terkendali dan akhirnya menghantam sebuah mobil yang sedang diparkir dan diperbaiki oleh dua montir di lajur kanan jalan arah Cianjur-Puncak.

Agustus, empat tahun lalu, kejadian serupa terjadi. Sebuah bus yang remnya blong menghantam mobil, truk, dan sepeda motor lain. Akibatnya tiga orang tewas dan 20 orang luka-luka.

Enam bulan sebelumnya, bus pariwisata yang mengangkut 75 orang remnya juga blong. Pengemudi tidak bisa mengendalikan laju kendaraan akibat saat jalan berkelok dan menurun. Korban tewas mencapai 12 orang dan 12 orang luka ringan serta puluhan luka berat.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...lang-di-ciloto

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Rekapitulasi KPU DKI Jakarta kukuhkan kemenangan Anies-Sandi

- Kontroversi pelarangan LGBT berkuliah di Universitas Andalas

- Rokok kretek berisi ganja milik Iwa K