deedeecaniagoAvatar border
TS
deedeecaniago
Panjat Tebing Via Ferrata Part-4 : Going Down, Tips & Lesson Learned
Panjat Tebing Via Ferrata Part-4 : Going Down, Tips & Lesson Learned.


Going Down Part-1

Tidak seperti panjat tebing ke atas yang menggunakan tangga besi, untuk turun dari tebing, kami harus menggunakan metode rappelling, yaitu menuruni tebing dengan bergelayutan dengan tali saja. Tetep pake harness sih, tapi tidak ada bantuan tangga besi seperti pas naik, melainkan tali di kontrol oleh guide nya dari atas, dan kita tinggal bergelayutan sampe bawah. Semacam system ngambil air di sumur pake timba, tali nya di ulur sampe bawah, begitu tiba di bawah, talinya ditarik lagi. Jadi kedua tangan berpegangan di tali, kaki menapak ke dinding, sementara bahu dilempar ke belakang supaya badan menjadi ringan untuk turun. Kedengeran nya gampang banget yah? Tapi pas prakteknyaaa, eeeeehhmmmm…ya gitu deh!

Saya mengambil urutan no 2 setelah Ami karena mau liat cara dia turun dulu. Tapi begitu dia turun, dia langsung meluncur ke bawah. Tau2 dia sudah menghilang dari peredaran. Cepet banget prosesnya.

Tau2 udah giliran saya turun ajah. Wadoooww. Kang AJo mengikatkan harness, lanyard dan carabiner ke tali dan dengan berpegangan tali rappling, saya turun secara perlahan. Kedua kaki saya menjadi melayang di udara, tapi bisa dipijakkan ke dinding untuk membantu menopang tubuh ketika turun. Kecepatan turun nya luar biasa untuk ukuran kami yang tadi naik secara perlahan dengan tangga besi. Sempet deg2an lagi, takut kalu mendadak talinya putus, jatoh dan mati. Tapi lagi2 pasrah sama situasi dan kondisi. I mean, kalau mati, ya matilah, pikir saya (sedikit) stress. Berusaha menikmati, tapi boong banget kalau enggak nahan napas selama turun. Untuk sekitar 50 meter di bawah, saya melihat mas Bondan, guide yang satu lagi sudah menunggu di goa ke empat alias transit. Jadi enggak bisa langsung turun ke dasar, tapi transit dulu di ketinggian 50 meteran dari atas.

Untuk bisa tiba ke goa ke empat ini, harus agak berjuang karena goa tersebut agak menjorok ke dalam, tidak ada space untuk pijakan kaki sama sekali sehingga kaki kita bergelantungan selama beberapa saat, dan untuk dapat turun ke goa nya, tangan kita harus menyambar dan memegang tangan orang lain yang sudah duluan di goa tersebut agar kita bisa berdiri di goa dengan selamat. Tiba di goa transit pertama yang tempatnya tidak terlalu besar tersebut, mas bondan membantu saya melepas tali rappelling pertama, sehingga kang Ajo bisa menarik tali tersebut untuk urutan berikutnya turun. Di goa tersebut sudah ada Ami yang siap2 melakukan rappelling turun untuk kedua kalinya hingga tiba ke dasar tebing. Ketika tali, harness dan lanyard sudah dipasangkan, Ami pun turun ke bawah.

Going Down Part-2

Tiba-tiba ada trouble shooting. Tali yang membawa Ami turun ke bawah ternyata tidak cukup panjang, sehingga Ami stuck di ketinggian sekitar 50 meter dari dasar permukaan tanah dikarenakan talinya tidak cukup panjang untuk mencapai bawah. Dia teriak2 tapi kami hanya bisa mendengarkan teriakan Ami secara samar2 saja, tanpa tau ada masalah apa. Untungnya mas bondan merasakan ada kendala dibawah sana. Sementara saya dan mas Bondan sibuk memikirikan gimana caranya supaya Ami bisa turun ke bawah, tiba2 Amica muncul dari atas dan siap2 mendarat di goa transit rappelling ini. Setibanya Amica di goa transit, saya dan Amica segera membantu mas Bondan untuk melepaskan simpul tali (yang sudah terlanjur di ikat mati) hingga tali rappelling bisa dipanjangkan lebih panjang lagi hingga dasar. Tapi tidak semudah itu. Tangan kami yang tidak menggunakan sarung tangan terasa sangat sakit menarik tali supaya simpul lepas dan tali menjadi longgar. Kami terus mencoba menarik tali simpul dan menghabiskan waktu selama sekitar 15 menit sehingga akhirnya tali pun lepas dan Ami bisa melanjutkan perjalanan turunnya. Tangan saya berasa kebakar karena menarik tali yang tegang, apalagi tangan nya mas bondan yang mencoba membuka simpul mati tadi, bengkak2 booo. Tapi demi keselamatan bersama, ya sudahla yaaa.

Setibanya Ami di bawah, dia menyentakkan tali secara kencang untuk memberikan kode bahwa tali sudah bisa di tarik, kembali saya mengeluarkan tenaga untuk menarik tali ke atas. Eh ternyata berat juga tali yang panjangnya 150 meter itu. Begitu talinya sampai atas, harusnya saya duluan yang turun ke bawah, tapi karena sebelumnya ada masalah tali ini, saya kehilangan nyali. Enggak kebayang kalau saya turun nanti, tali saya juga ada potensi bermasalah. Digantungin hubungan aja udah pait, apalagi digantungin enggak jelas di tebing tanpa kepastian. Sereeeemm ! Akhirnya Amica memutuskan untuk turun duluan dan ketika dia turun tanpa kendala, barulah saya berani turun ke bawah dari ketinggian 100 meter tersebut.

Mas bondan kemudian mengikatkan tubuh saya ke tali rapelling dan saya pun mulai meluncur turun. Turun bagian kedua lebih menegangkan daripada yang pertama, karena hujan mulai turun rintik2 sehingga dinding tebing menjadi licin ketika basah. Untungnya saya pakai tas kedap air alias water proof bag, sehingga tidak perlu khawatir tas saya yang berisikan kamera, handphone dompet etc etc akan basah. Akan tetapi beberapa teman mengalami kendala di ransel karena tas/ransel mereka tidak kedap air sehingga khawatir barang2 dalam ransel nya basah.

Turun bagian kedua itu jauh lebih cepat temponya sehingga ada suatu titik dimana saya tidak bisa mengontrol tubuh saya yang meluncur cepat kebawah sementara kaki tidak bisa menapak ke dinding, sehingga akhirnya badan saya berputar2 terbaik ke depan, membelakangi dinding, terbalik lagi ke belakang menghadap dinding selama dua kali dan kaki juga dengkul saya terbentur tebing lumayan keras. Aaawwww !!! saya pun berteriak kencang, minta agar tali diperlambat. Tapi kayaknya yang di atas enggak bisa denger saya, tali tetap turun dengan sedikit kencang, jadi saya sendirilah akhirnya yg harus mengontrol kecepatan, dengan cara memaksakan menancapkan kaki saya ke tebing beberapa kali untuk berhenti sejenak sebelum akhirnya terus meluncur ke bawah. Turun ke dasar sih masih sekitar 50 meter lagi, tapi kok rasanya lamaaaa bangeeeettt nyampe di tanah. Segala macam ayat2 suci saya bacakan supaya saya tetap tenang. Tapi perasaan takut itu tetap aja ada. Jantung berdebar2 dengan keras, kaki sedikit gemeteran.

Sekitar 10 meter sebelum mencapai bawah, saya mendengarkan teriakan Amica : “terus Dee, dikit lagi Dee, aman Dee, jangan takut, nanti gue sambut badan loe Dee”. Sayapun menengok ke bawah dan menjadi tenang karena saya melihat jarak tanah tidak jauh lagi, dan penampakan Amica membuat saya tenang. Tiba di tanah, saya mengucapkan syukur alhamdulillah, saya dibantu Amica untuk melepaskan tali rappelling, menyentakkan tali dengan keras sebagai kode bahwa saya sudah sampai di bawah dan tali sudah bisa ditarik ke atas untuk dipakai turun oleh peserta berikutnya. Saya duduk dengan kaki di luruskan, dan bersama Amica, kami menanti semua rombongan kloter pertama turun.

Going Down Part-3.

Rombongan kloter kami turun dari sekitar jam 4 sore dan tiba di bawa sekitar jam 6 sore, akan tetapi rombongan kloter kedua belum sampai di bawah. Hujan makin deras dan dari bawah terdengar Kang Ajo teriak2 kencang, rupanya tali rappelling nya stuck, terlilit di besi sehinga peserta tidak bisa turun. Dan bairpun sudah berkali2 dia teriak terdengar keras di bawah, akan tetapi tampaknya tidak terdengar oleh mas Bondan yang ada di goa bagian tengah sehingga kami sampai stress melihat pemandangan Ana yang sedang tergantung di tebing, sementara talinya masih stuck di besi, tidak bisa jalan. Ada kali, sekitar 15 menit ketika akhirnya suara Ajo bisa di dengar, tali di hentakkan sedemikian rupa sehingga tali rappeling terlepas dari besi dan peserta bisa melanjutkan perjalanan turun nya. Rombongan kedua lebih mengalami aderenalin lagi, karena mereka turun dalam keadaan hujan, licin da cuaca yang sudah menjadi gelap, sehingga perjuangan mereka dua kali daripada kami yang sudah lebih dahulu turun dan tiba di bawah. Ketika mereka semua tiba di bawah pada pukul 07.30malam, beberapa teman tampak pucat, bilang kapok hingga komat kamit mengucap syukur kepada Tuhan YME karena berhasil turun dengan selamat.

We were tired and exhausted, apalagi para pemandu nya. Pasti lebih capek lagi daripada kami. So we decided to collect some tips for the guide, instructor and a bit of tips also for the driver.

Kalau ditanya, apakah saya kapok untuk ikutan kegiatan ini lagi? Yes, I am! Nggak mau ikut lagiii, karena menurut saya, panjat tebing ala Via Ferrata itu levelnya bukan basic, tapi advace atau intermediate. Beneran. Suwerrrr. Tapi begitu udah istirahat, dan begitu di ajak Ela untuk ikut lagi kapan2 dengan ketinggian lebih tinggi lagi, 300 meter dan camping di atas gunung, instead of saying no, I was spontaneously says “Yuuukkkss, siapa takut!”. Because fears is temporary, but life time experience is permanent!

Jadiiiiii siapa yang mau ikutan kami untuk memanjat tebing dan menginap di atas Gunung Parang, tunjuk tangaaannn !!!

Notes, tips and Lesson learned :

Kegiatan ini bisa di ikuti oleh siapa saja, biarpun kalau kamu belum pernah melakukan kegiatan panjat tebing sama sekali. Tapiiiii, baca dulu hal2 di bawah ini ya :


Pastikan bahwa kondisi kesehatan dalam keadaan prima, JANGAN dalam keadaan tidak sehat, lahir dan bathin, apalagi kalau abis putus cinta.
Pastikan bahwa kamu tidak punya phobia atau rasa ketakutan terhadap ketinggian, karena phobia ketinggian tidak bisa berada di ketinggian manapun.
Sebelum berangkat, minum vitamin atau neurobion, vitamin kesehatan supaya tidak masuk angin setelah ber angin2 seharian.
Be on time. Jangan biarkan kebudayaan telat menempel sebagai budaya Indonesia. Kalau rumah jauh, cobalah untuk berangkat lebih pagi lagi.
Kalau kaki panjang dan suka mabok, duduk di depan.
Kalau suka mabok di jalan, bawa dan minum antimo, obat anti mabuk.
Kalau nggak kuat dingin, kenakan pakaian lengan panjang dengan celana panjang, kalau perlu pake jacket dan bawa selimut tipis biar badan hangat di mobil.
Jangan lupa bawa pakaian ganti setelah kegiatan (bisa mandi juga disana).
Kalau bisa dan biasa baca selama di perjalanan, disarankan untuk bawa buku/majalah/novel untuk dibaca di jalan.
Kalau dikira ibu-ibu, enggak boleh marah boooo, apalagi kalau tampang mu emang kayak ibu-ibu
Kalau mau tidur di mobil, jangan lupa bawa bantal tidur (travel pillow) biar enggak pegel bobo nya
Bawa ransel yang yang pas di badan, jangan yang kegedean, nanti repot kalau ranselnya merosot turun terus.
Ranselnya kalau bisa gunakanlah yang water proof (kedap air), sehingga kalau hujan, barang2 kita enggak basah
Bawa botol minuman yang cukup besar, jadi tidak kehabisan air minum selama di perjalanan.
Pakailah celana cargo atau celana panjang yang ada kantongnya untuk taro hape atau kamera go pro ala2, biar dapet banyak photo2 cakep. Celana panjang juga melindungi kaki kita dari beset alias memar kalau terbentur dinding.
Selain menggunakan peralatan via ferrata dan sepatu olahraga, sangat disarankan untuk menggunakan sarung tangan panjat tebing supaya tangan tidak lecet ketika memanjat tebing atau turn dari tebing.
Kalau bisa pakai pengaman lutut. Itu looh, yang suka dipake anak2 yang maen skate board untuk melindungi lutut supaya kalau jatuh tidak kena kaki atau tulang langsung. Apa ya itu namanya ?
Bawa trombopo supaya kalau tangan lecet atau memar bisa diobati segera.
Bawa senter kepala alias senter kecil yang bisa dikenakan di kepala sehingga kalau kamu kebetulan dapet giliran turun sore ke malam, masih bisa dibantu dengan cahaya lampu senter.
Sebaiknya untuk ukuran 15 peserta, pemandu disediakan 3, jadi kalau 1 pemandu memegang 7 orang, yang 1 pemandu lagi pegang 8 orang, 1 pemandu bisa bantu apabila ada masalah seperti yang kami alami.
Kalau pake alis, pake pinsil alis yang water proff, bair enggak luntur kalau hujan. Penting !
Bawa snack atau makanan ringan yang banyak karena akan selalu kelaparan di jalan karena dingin atau lelah.
Kalau mau ikutan kami di next trip, kabar2i ya booo

.....The End...












0
2.5K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan