fiqrAvatar border
TS
fiqr
Nyaris Dirudapaksa, Pejuang Literasi ini tetap Mengabdi bagi Perempuan Suku Arfak Papua
Quote:

Ane mau sedikit cerita gan tetang perempuan yang jasanya mungkin belum agan tahu. Namanya aja mungkin baru agan kenal sekarang. Ia perempuan kelahiran 1988 ini namanya Risna Hasanuddin.

Risna berasal dari Banda Neira, Maluku Tengah. Risna adalah sarjana Pendidikan dari Universitas Pattimura Ambon.

Tidak seperti layaknya lulusan guru lain yang mengejar sertifikasi, Risna malah mengabdikan dirinya di pedalaman. Risna merasa terpanggil untuk mengentaskan buta huruf perempuan suku Arfak di Papua.

Suku Arfak itu asli dari Manokwari. Mereka tinggal di daerah pegunungan. Seperti yang agan tau, suku di Papua ini masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan. Terutama kaum perempuan dan anak-anak.

Bukan rahasia umum lagi jika kaum perempuan di Papua itu masih berpikir bahwa mereka tugasnya hanya seputar sumur, dapur dan kasur. Nah, cara pandang ini yang ingin diubah oleh Risna. Setidaknya Risna ingin perempuan Arfak lebih sadar betapa pendidikan itu penting untuk anak-anak dan mereka sendiri.

Kondisi saat Risna datang ke Desa Korbey di Manokwari Selatan sangat memprihatinkan gan, Tingkat pendidikan rendah, kesehatan yang kurang diperhatikan hingga kondisi sanitasi yang buruk. Ini udah ciri khas banget suku yang tinggal di Papua.

Risna enggak ujug-ujug datang lalu ngajarin perempuan baca. Ia kulo nuwun dulu sama kepala suku. Ternyata kepala suku Desa Korbey menerima Risna dengan senang hati, Niat baik Risna intinya diterima oleh kepala suku agar bisa memberikan pengajaran baca tulis buat kaum perempuan suku Arfak.

Akhirnya Risna diberikan sebuah tempat di Desa Korbey dan mulai memberikan pengajaran. Jangan kira pengajaran Risna itu njelimet gan. Risna bener-bener ngajar dari tingkat paling dasar. Perempuan di sana ya mau gak mau belajar ABCD dan berhitung. Utamanya supaya gak ditipu sama orang yang lebih terpelajar.

Ditipu seperti apa? emoticon-Roll Eyes (Sarcastic)

Nah, perempuan suku Arfak ini punya kerajinan tas noken yang dijual secara tradisional. Rata-rata sebelum Risna datang satu tas Noken dijual seharaga Rp50 ribu gan. Kalau di Papua, nominal Rp50 ribu itu kecil banget gan. Ane pernah ke Raja Ampat aja beli pecel lele satu porsi Rp25 ribu gan hehehe... Jadi kalau buat makan cuma cukup buat dua kali makan.

Lalu apa dampaknya setelah Risna datang? emoticon-Cendol (S)

Singkatnya dari segi ekonomi, perempuan Suku Arfak jadi lebih paham soal harga pasaran. Tas noken yang simpel pembuatannya minimal sekarang dijual sama mereka Rp100 ribu gan. Dua kali lipat dari sebelumnya. Bahkan kata Risna, untuk tas Noken yang pembuatannya lebih sukar itu bisa sampai Rp500 ribuan gan.

Dijualnya kemana? Nah, Risna juga berperan untuk memasarkan lewat sosial media.

Jujur ya Risna ambil sedikit untung supaya dia bisa bertahan juga. Soalnya Risna datang ke Desa Korbey benar-benar gak ada bantuan sama sekali. Dia pakai kocek sendiri buat bawa buku, beli buku baru, bikin perpustakaan mini sampai berjuang mendidik anak-anak dengan mendirikan PAUD di tempat yang sudah disedikan oleh Kepala Suku.

Ternyata perempuan suku Arfak tambah pintar dan maju gak disukai oleh kaum lelakinya gan. Intimidasi pun dilancarkan supaya Risna jera mengajar di Papua. Mulai dari dilempar batu sampai percobaan rudapaksaan dua kali. Wah pokoknya ngeri deh gan.

Ane cuma mau share aja sih kalau perempuan masa kini itu bukan hanya sekadar memperingati hari kartini dengan lomba fashion show apalagi dengan kontes dandan. Ada hal lain yang bisa lebih bermanfaat untuk dilakukan. Salah satunya yang dilakukan oleh Risna ini gan.

Cerita lengkapnya ane tulis di sini gan supaya tahu lebih lanjut.

Kalau berkenan kasi ijo ijo ya gan emoticon-thumbsup
0
38.6K
237
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan