- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
10 Momen Rasisme Terparah di Dunia Sepakbola


TS
ucln
10 Momen Rasisme Terparah di Dunia Sepakbola

Quote:
Diskriminasi rasial merupakan tindakkan memperlakukan seseorang secara tidak adil karena ras mereka, ras yang kerap dilihat dari warna kulit dan suatu etnis tertentu. Slogan “Say No to Racism” atau “Against Racism” mungkin sering Anda lihat sebelum laga dimulai, dan itu merupakan kampanye untuk terus memerangi diskriminasi rasial dalam sepakbola yang terus bermunculan kendati dikutuk dengan besar oleh UEFA dan FIFA.
Catatan sepakbola dunia mencatatkan banyak momen rasial yang sudah pernah terjadi dan melibatkan fans, pemain, dan pelatih. Di antara semuanya, kami mencatatkan 10 momen rasial ‘terparah’ yang pernah ada di sejarah sepakbola – terparah dalam artian memberikan dampak yang besar atau mencuri perhatian media internasional secara luas...
Catatan sepakbola dunia mencatatkan banyak momen rasial yang sudah pernah terjadi dan melibatkan fans, pemain, dan pelatih. Di antara semuanya, kami mencatatkan 10 momen rasial ‘terparah’ yang pernah ada di sejarah sepakbola – terparah dalam artian memberikan dampak yang besar atau mencuri perhatian media internasional secara luas...
Quote:
1. Dani Alves Dilempari Pisang oleh Fans Villarreal


Spoiler for :
Terjadi pada 2014 di El Madrigal, markas Villarreal saat menjamu Barcelona di La Liga. Dani Alves, bek kanan Barcelona, menjadi korban diskriminasi rasial suporter saat ingin mengambil sepak pojok karena kulitnya yang gelap.
Jika diskriminasi rasial yang biasa dilihat diucapkan dari kata-kata dan tulisan, ini lebih parah lagi, pisang yang identik dengan makanan monyet dilemparkan kepadanya. Alves menanggapinya dengan ‘dingin’ dan memakan pisang itu sebelum menendang sepak pojok. Pasca kejadian itu, Villarreal langsung didenda sebesar €12.000 dan pelakunya pun diidentifikasi bernama David Campaya Lleo.
Sanksi berat diberikan kepadanya, yaitu larangan menonton pertandingan secara langsung seumur hidup dan tiket musimannya ditarik. Tindakkan Alves yang melawan diskriminasi rasial itu pun turut mendapat simpati dunia, pesepakbola seperti Sergio Aguero, Luis Suarez, dan Marta (pesepakbola wanita Brasil) mengunggah foto tengah memakan pisang sebagai aksi memerangi diskriminasi rasial.
Jika diskriminasi rasial yang biasa dilihat diucapkan dari kata-kata dan tulisan, ini lebih parah lagi, pisang yang identik dengan makanan monyet dilemparkan kepadanya. Alves menanggapinya dengan ‘dingin’ dan memakan pisang itu sebelum menendang sepak pojok. Pasca kejadian itu, Villarreal langsung didenda sebesar €12.000 dan pelakunya pun diidentifikasi bernama David Campaya Lleo.
Sanksi berat diberikan kepadanya, yaitu larangan menonton pertandingan secara langsung seumur hidup dan tiket musimannya ditarik. Tindakkan Alves yang melawan diskriminasi rasial itu pun turut mendapat simpati dunia, pesepakbola seperti Sergio Aguero, Luis Suarez, dan Marta (pesepakbola wanita Brasil) mengunggah foto tengah memakan pisang sebagai aksi memerangi diskriminasi rasial.
Quote:
2. John Terry Hina Anton Ferdinand


Spoiler for :
Bagi fans Chelsea, Terry adalah kapten, pemimpin, dan legenda, persis dengan tulisan spanduk yang terbentang di Stamford Bridge pada tribun Matthew Harding, tribun yang dikhususkan untuk fans garis keras Chelsea. Kesuksesannya bersama The Blues juga luar biasa dan tidak akan pernah bisa dihilangkan dalam sejarah klub serta sepakbola Inggris.
Namun, tak ada gading yang retak. Di balik perjalanan karir brilian Terry, ia juga pria yang tak luput dari kontroversi seperti ketika terungkap pernah meniduri Vanessa Perroncel, mantan kekasih teman sekaligus rekan setimnya di Chelsea, Wayne Bridge. Hubungan keduanya runtuh setelah momen tersebut.
Tak berhenti di situ, bek kelahiran 7 Desember 1980 juga menjadi pelaku diskriminasi rasial di laga antara Chelsea melawan Queens Park Rangers (QPR) pada 2 November 2011. Terry menghina Anton Ferdinand yang notabene adik dari rekan setimnya di timnas Inggris, Rio Ferdinand, dan kasus itu pun bak kisah sinetron: panjang dan berlarut-larut.
Posisi kapten Terry di timnas Inggris langsung dicopot FA yang juga mendendanya sebanyak £220.000 serta larangan bermain di empat laga. FA menghukumnya, tapi tidak dengan pengadilan yang menyatakan Terry tidak bersalah untuk kasus diskriminasi rasial. Nasi telah menjadi bubur, dalam dua kasus besar Terry sudah memutus silahturahmi dengan Bridge dan duo Ferdinand.
Namun, tak ada gading yang retak. Di balik perjalanan karir brilian Terry, ia juga pria yang tak luput dari kontroversi seperti ketika terungkap pernah meniduri Vanessa Perroncel, mantan kekasih teman sekaligus rekan setimnya di Chelsea, Wayne Bridge. Hubungan keduanya runtuh setelah momen tersebut.
Tak berhenti di situ, bek kelahiran 7 Desember 1980 juga menjadi pelaku diskriminasi rasial di laga antara Chelsea melawan Queens Park Rangers (QPR) pada 2 November 2011. Terry menghina Anton Ferdinand yang notabene adik dari rekan setimnya di timnas Inggris, Rio Ferdinand, dan kasus itu pun bak kisah sinetron: panjang dan berlarut-larut.
Posisi kapten Terry di timnas Inggris langsung dicopot FA yang juga mendendanya sebanyak £220.000 serta larangan bermain di empat laga. FA menghukumnya, tapi tidak dengan pengadilan yang menyatakan Terry tidak bersalah untuk kasus diskriminasi rasial. Nasi telah menjadi bubur, dalam dua kasus besar Terry sudah memutus silahturahmi dengan Bridge dan duo Ferdinand.
Quote:
3. Luis Suarez Hina Patrice Evra


Spoiler for :
Tak perlu lagi mempertanyakan rivalitas Manchester United dengan Liverpool; hubungan keduanya bagaikan air dan api, apalagi jika berbicara gengsi sebagai klub terbaik di Inggris dengan raihan trofi kedua klub sebagai tolok ukurnya. Dan Suarez tampak tahu bagaimana cara untuk tambah memanaskan suasana tersebut.
Dianggap sebagai pemain paling kontroversial yang kerap berulah di era milenial dengan sejumlah aksinya seperti mengacungkan jari tengah ke fans hingga ‘hobi’-nya menggigit lawan, Suarez juga tercatat sebagai pelaku diskriminasi rasial dan sasarannya adalah bek United ketika itu, Patrice Evra.
Bek kiri asal Prancis itu melaporkan beberapa komentar rasial yang dilontarkan Suarez saat keduanya bentrok di Anfield pada Oktober 2011. Aduan dari Evra pun diselidiki, dan striker asal Uruguay itu dinyatakan bersalah hingga akhirnya ia didenda £40.000 dan dilarang bermain selama delapan laga.
Liverpool bersikeras kepada FA bahwa sanksi itu sangat keras, tapi FA tidak bergeming dan momen rasial Suarez itu sudah kadung menghiasi media dunia. Parahnya lagi, ketika sanksi berakhir dan Suarez bermain melawan Man United di Old Trafford, ia membuat keadaan kian panas di antara kedua tim saat menolak menjabat tangan Evra sebelum laga dimulai.
Gestur yang menunjukkan ketidakdewasaan Suarez yang mungkin ngambek karena sanksi itu, tapi di satu sisi membenarkan pengaduan Evra, bahwa Suarez memang berucap rasial kepadanya. Ah, ada-ada saja kau Pistolero.
Dianggap sebagai pemain paling kontroversial yang kerap berulah di era milenial dengan sejumlah aksinya seperti mengacungkan jari tengah ke fans hingga ‘hobi’-nya menggigit lawan, Suarez juga tercatat sebagai pelaku diskriminasi rasial dan sasarannya adalah bek United ketika itu, Patrice Evra.
Bek kiri asal Prancis itu melaporkan beberapa komentar rasial yang dilontarkan Suarez saat keduanya bentrok di Anfield pada Oktober 2011. Aduan dari Evra pun diselidiki, dan striker asal Uruguay itu dinyatakan bersalah hingga akhirnya ia didenda £40.000 dan dilarang bermain selama delapan laga.
Liverpool bersikeras kepada FA bahwa sanksi itu sangat keras, tapi FA tidak bergeming dan momen rasial Suarez itu sudah kadung menghiasi media dunia. Parahnya lagi, ketika sanksi berakhir dan Suarez bermain melawan Man United di Old Trafford, ia membuat keadaan kian panas di antara kedua tim saat menolak menjabat tangan Evra sebelum laga dimulai.
Gestur yang menunjukkan ketidakdewasaan Suarez yang mungkin ngambek karena sanksi itu, tapi di satu sisi membenarkan pengaduan Evra, bahwa Suarez memang berucap rasial kepadanya. Ah, ada-ada saja kau Pistolero.
Quote:
4. Tangis Everton Luiz


Spoiler for :
Everton Luiz. Ia merasakan langsung kejamnya suporter Serbia ketika memainkan laga melawan seteru abadi, Rad Beograd. Sepanjang laga Everton diteror dengan makian fans yang menyamakannya dengan monyet, bahkan sebelum laga dimulai, ada spanduk dengan kalimat bernada diskriminasi rasial yang ditujukan kepadanya.
Pasca laga, Everton memang bereaksi dengan menantang dan menghampiri fans Beograd, tapi itu reaksi yang wajar jika Anda konstan menjadi korban rasial. Parahnya lagi, pemain Beograd malah menyalahkannya karena memprovokasi suporter, bukan membantunya dengan menghentikan chant rasis pendukung mereka.
“Saya sepanjang 90 menit menderita karena hinaan rasis dan juga kecewa dengan pemain tuan rumah (Beograd) yang malah mendukungnya. Mereka semua menyerang saya,” ucap Everton.
Tak kuasa menahan kepedihan karena terus diserang suporter tuan rumah, tetes air mata spontan keluar membasahi wajah Everton hingga ia harus dihibur dengan rekan setimnya.
“Saya ingin segera melupakan masalah ini secepat mungkin. Saya cinta Serbia dan orang-orang di sini, itulah mengapa saya menangis. Tapi tolong, katakan tidak kepada rasisme!” Everton berpesan.
Pasca laga, Everton memang bereaksi dengan menantang dan menghampiri fans Beograd, tapi itu reaksi yang wajar jika Anda konstan menjadi korban rasial. Parahnya lagi, pemain Beograd malah menyalahkannya karena memprovokasi suporter, bukan membantunya dengan menghentikan chant rasis pendukung mereka.
“Saya sepanjang 90 menit menderita karena hinaan rasis dan juga kecewa dengan pemain tuan rumah (Beograd) yang malah mendukungnya. Mereka semua menyerang saya,” ucap Everton.
Tak kuasa menahan kepedihan karena terus diserang suporter tuan rumah, tetes air mata spontan keluar membasahi wajah Everton hingga ia harus dihibur dengan rekan setimnya.
“Saya ingin segera melupakan masalah ini secepat mungkin. Saya cinta Serbia dan orang-orang di sini, itulah mengapa saya menangis. Tapi tolong, katakan tidak kepada rasisme!” Everton berpesan.
Quote:
5. Sikap Fans Chelsea di Paris


Spoiler for :
Menjijikkan, itu satu kata singkat yang sudah cukup menggambarkan bagaimana aksi memalukan fans Chelsea pada Februari 2015 saat The Blues melawan Paris Saint-Germain (PSG) di Liga Champions. Dalam kasus ini, oknum fans Chelsea tengah memadati Metro (transportasi kereta bawah tanah di Paris), dan ketika ada seorang warga Prancis berkulit hitam yang ingin coba masuk ke dalamnya, mereka justru melarangnya masuk dan mendorongnya keluar.
Parahnya, fans Chelsea itu bangga menjadi pelaku rasial dengan chants yang terus dinyanyikan berulang-ulang. Konyol, dan mungkin bagi Anda yang melihatnya, Anda bisa jadi berang dan kesal melihat aksi mereka.
Korban rasial itu bernama Souleymane Sylla dan menjalani profesi sehari-harinya sebagai salesman, dan saat itu ia hendak pulang menggunakan Metro. Trauma besar dirasakannya pasca momen itu, hingga Sylla sempat berhenti bekerja dan tidak menggunakan Metro selama sembilan bulan.
Namun pada akhirnya keadilan ditegakkan, pelaku diskriminasi rasial yang bernama Joshua Parsons, James Fairbairn, William Simpson, dan Richard Barklie masing-masing dikenai hukuman penjara dengan periode yang berbeda-beda. Mereka pun menanggung konsekuensi dan kehilangan pekerjaan. Ini bisa jadi pembelajaran berharga bagi pelaku rasial yang masih berkeliaran di luar sana.
Parahnya, fans Chelsea itu bangga menjadi pelaku rasial dengan chants yang terus dinyanyikan berulang-ulang. Konyol, dan mungkin bagi Anda yang melihatnya, Anda bisa jadi berang dan kesal melihat aksi mereka.
Korban rasial itu bernama Souleymane Sylla dan menjalani profesi sehari-harinya sebagai salesman, dan saat itu ia hendak pulang menggunakan Metro. Trauma besar dirasakannya pasca momen itu, hingga Sylla sempat berhenti bekerja dan tidak menggunakan Metro selama sembilan bulan.
Namun pada akhirnya keadilan ditegakkan, pelaku diskriminasi rasial yang bernama Joshua Parsons, James Fairbairn, William Simpson, dan Richard Barklie masing-masing dikenai hukuman penjara dengan periode yang berbeda-beda. Mereka pun menanggung konsekuensi dan kehilangan pekerjaan. Ini bisa jadi pembelajaran berharga bagi pelaku rasial yang masih berkeliaran di luar sana.
Quote:
6. Senad Lulic Hina Antonio Rudiger


Spoiler for :
Derby della Capitale atau yang biasa disebut Derby Roma merupakan salah satu derby terpanas di dunia. Tak peduli di mana posisi kedua tim, pertemuan Roma dengan Lazio selalu berlangsung dengan tensi yang tinggi di antara suporter dan juga pemain kedua kubu.
Tensi laga itu pun tampaknya mempengaruhi sisi emosional pemain Lazio asal Bosnia Hezergovina, Senad Lulic, ketika menghadapi bek Roma, Antonio Rudiger. Lulic dengan sadar menghina Rudiger yang berkulit hitam sebagai pemain yang lupa daratan dan menyamakannya dengan penjual kaus kaki dan ikat pinggang di Stuttgart.
“Rudiger memprovokasi kami bahkan sebelum pertandingan. Padahal dua tahun lalu dia hanyalah seorang penjual kaus kaki dan ikat pinggang di Stuttgart, sekarang dia bertindak seperti sosoknya paling fenomenal,” cetus Lulic.
Lalu, apakah Lulic meminta maaf pasca mengucapkannya? “Ini memang bukan salahnya, tapi kesalahan orang-orang yang di sekelilingnya. Mereka tidak mengajarinya sopan santun. Minta maaf? Tidak. Saya sudah berbicara sesuai apa yang saya pikirkan.”
Tak ada yang lebih parah ketika Anda menjadi pelaku rasial dan tidak mengakuinya. Namun, beberapa hari setelah kepala Lulic ‘dingin’ dan menerima denda sebesar €10.000 serta larangan bermain sebanyak 20 hari, ia mengakui kesalahannya.
“Saya datang dari negara yang paham akan tragedi yang disebabkan karena masalah etnik. Itulah mengapa saya meminta maaf karena emosional oleh tensi laga derby dan mengekspresikan diri dengan cara yang buruk,” aku Lulic.
Tensi laga itu pun tampaknya mempengaruhi sisi emosional pemain Lazio asal Bosnia Hezergovina, Senad Lulic, ketika menghadapi bek Roma, Antonio Rudiger. Lulic dengan sadar menghina Rudiger yang berkulit hitam sebagai pemain yang lupa daratan dan menyamakannya dengan penjual kaus kaki dan ikat pinggang di Stuttgart.
“Rudiger memprovokasi kami bahkan sebelum pertandingan. Padahal dua tahun lalu dia hanyalah seorang penjual kaus kaki dan ikat pinggang di Stuttgart, sekarang dia bertindak seperti sosoknya paling fenomenal,” cetus Lulic.
Lalu, apakah Lulic meminta maaf pasca mengucapkannya? “Ini memang bukan salahnya, tapi kesalahan orang-orang yang di sekelilingnya. Mereka tidak mengajarinya sopan santun. Minta maaf? Tidak. Saya sudah berbicara sesuai apa yang saya pikirkan.”
Tak ada yang lebih parah ketika Anda menjadi pelaku rasial dan tidak mengakuinya. Namun, beberapa hari setelah kepala Lulic ‘dingin’ dan menerima denda sebesar €10.000 serta larangan bermain sebanyak 20 hari, ia mengakui kesalahannya.
“Saya datang dari negara yang paham akan tragedi yang disebabkan karena masalah etnik. Itulah mengapa saya meminta maaf karena emosional oleh tensi laga derby dan mengekspresikan diri dengan cara yang buruk,” aku Lulic.
Quote:
7. Fans Lokomotiv Moscow vs Odemwingie


Spoiler for :
Rusia ternyata juga menyimpan sejarah kelam mengenai diskriminasi rasial yang tak kalah parah dari Serbia. Salah satu momen terparah itu terjadi ketika Peter Odemwingie yang sekarang bermain di Madura United, pergi meninggalkan Lokomotiv Moscow untuk bergabung dengan West Bromwich Albion (WBA) pada 2010.
Sedianya, jika pemain hengkang ke klub lain, apalagi bukan klub rival, maka fans hanya bisa menerima keputusan itu dan bersikap dengan wajar. Tapi hal itu tidak berlaku untuk fans Lokomotiv, kendati Odemwingie telah bermain dan membantu tim selama tiga tahun sejak 2007.
Ketika ia meninggalkan Rusia, fans Lokomotiv membentangkan spanduk rasial kepada Odemwingie. Di dalam spanduk itu mereka menuliskan kata terima kasih untuk West Brom, dan di tengah-tengahnya terdapat gambar pisang yang identik sebagai makanan monyet.
Odemwingie sendiri berkulit hitam karena garis keturunan dari ayahnya yang berasal dari Nigeria, sementara ibunya berdarah Rusia-Uzbekistan. Sikap fans Lokomotiv mengecewakan Odemwingie dan ia juga mengungkap fakta, bahwa diskriminasi rasial kerap terjadi di Rusia.
Sedianya, jika pemain hengkang ke klub lain, apalagi bukan klub rival, maka fans hanya bisa menerima keputusan itu dan bersikap dengan wajar. Tapi hal itu tidak berlaku untuk fans Lokomotiv, kendati Odemwingie telah bermain dan membantu tim selama tiga tahun sejak 2007.
Ketika ia meninggalkan Rusia, fans Lokomotiv membentangkan spanduk rasial kepada Odemwingie. Di dalam spanduk itu mereka menuliskan kata terima kasih untuk West Brom, dan di tengah-tengahnya terdapat gambar pisang yang identik sebagai makanan monyet.
Odemwingie sendiri berkulit hitam karena garis keturunan dari ayahnya yang berasal dari Nigeria, sementara ibunya berdarah Rusia-Uzbekistan. Sikap fans Lokomotiv mengecewakan Odemwingie dan ia juga mengungkap fakta, bahwa diskriminasi rasial kerap terjadi di Rusia.
Quote:
8. Luis Aragones vs Thiery Henry


Spoiler for :
Mendiang Aragones yang wafat di usia 75 tahun pada 2014 pernah meraih kesuksesan sebagai pemain dan manajer di Atletico Madrid serta timnas Spanyol, tapi, ia juga tak luput dari sorotan diskriminasi rasial yang terjadi pada 2005.
Menjelang laga persahabatan antara Spanyol dengan Prancis di Madrid, Aragones tertangkap kamera mengucapkan kata-kata bernada diskriminasi rasial ketika sedang memotivasi Jose Antonio Reyes di sesi latihan. Ia sedianya memberi motivasi kepada Reyes untuk tampil lebih baik dari striker Prancis, Thierry Henry, tapi nyatanya justru kritikan yang muncul deras karena ucapannya itu.
“Beritahu orang negro (hitam) itu bahwa Anda jauh lebih baik darinya. Jangan ragu, beritahu dia. Beritahu dia untuk saya. Anda harus percaya diri Anda sendiri bahwa Anda lebih baik dari negro itu,” tutur Aragones kala itu.
Fans dan pemain yang jadi pelaku rasial saja sudah parah, apalagi jika ini seorang pelatih yang seharusnya lebih paham cara memotivasi dengan tutur kata yang benar. Ucapan Aragones itu saja sudah bertentangan dengan slogan untuk memerangi rasisme.
Menjelang laga persahabatan antara Spanyol dengan Prancis di Madrid, Aragones tertangkap kamera mengucapkan kata-kata bernada diskriminasi rasial ketika sedang memotivasi Jose Antonio Reyes di sesi latihan. Ia sedianya memberi motivasi kepada Reyes untuk tampil lebih baik dari striker Prancis, Thierry Henry, tapi nyatanya justru kritikan yang muncul deras karena ucapannya itu.
“Beritahu orang negro (hitam) itu bahwa Anda jauh lebih baik darinya. Jangan ragu, beritahu dia. Beritahu dia untuk saya. Anda harus percaya diri Anda sendiri bahwa Anda lebih baik dari negro itu,” tutur Aragones kala itu.
Fans dan pemain yang jadi pelaku rasial saja sudah parah, apalagi jika ini seorang pelatih yang seharusnya lebih paham cara memotivasi dengan tutur kata yang benar. Ucapan Aragones itu saja sudah bertentangan dengan slogan untuk memerangi rasisme.
Quote:
9. Pisang Raksasa dan Gervinho


Spoiler for :
Satu laga Europa League antara Feyenoord dengan Roma tercoreng dengan aksi fans tuan rumah ketika pertandingan berlangsung di De Kuip Stadium, Rotterdam pada 2015. Tensi laga sudah panas dengan aksi rusuh kedua fans menjelang laga itu, dan fans Feyenoord memperkeruhnya dengan gestur diskriminasi rasial yang ditujukan kepada Gervinho, pemain Roma asal Pantai Gading.
Sebuah pisang raksasa (tentu bukan pisang asli) dilempar fans ke dalam stadion dan memaksa ofisial pertandingan menyingkirkannya. Tindakkan fans itu dikecam oleh pelatih Feyenoord, Fred Rutten, dan timnya menanggung konsekuensi denda sebesar €50.000 serta memainkan laga tanpa suporter di laga Eropa berikutnya.
Sebuah pisang raksasa (tentu bukan pisang asli) dilempar fans ke dalam stadion dan memaksa ofisial pertandingan menyingkirkannya. Tindakkan fans itu dikecam oleh pelatih Feyenoord, Fred Rutten, dan timnya menanggung konsekuensi denda sebesar €50.000 serta memainkan laga tanpa suporter di laga Eropa berikutnya.
Quote:
10. Kevin-Prince Boateng vs Pro Patria Fans


Spoiler for :
Momen ini terjadi pada 2013 ketika Milan melakoni laga persahabatan melawan tim Lega Pro 2, Pro Patria, di jeda musim dingin. Laga ini bertajuk persahabatan dan seharusnya tidak perlu ada tensi yang meninggi, tapi, fans Pro Patria malah berulah yang tidak-tidak.
Boateng menerima hinaan rasial dari fans dan gelandang berpaspor Ghana ini dengan ‘dinginnya’ mengambil bola, menendangnya ke arah tribun, lalu berjalan keluar lapangan. Laga urung terjadi dan Boateng memimpin aksi walk out (WO) Milan sebagai aksinya untuk menentang pelaku rasial tersebut.
Boateng menerima hinaan rasial dari fans dan gelandang berpaspor Ghana ini dengan ‘dinginnya’ mengambil bola, menendangnya ke arah tribun, lalu berjalan keluar lapangan. Laga urung terjadi dan Boateng memimpin aksi walk out (WO) Milan sebagai aksinya untuk menentang pelaku rasial tersebut.
Quote:
Kalau berkenan boleh dong dikasih Rate 5 & lemparan BATAnya 

Quote:
Patut Untuk Dibaca
7 Universitas yang Menawarkan Beasiswa Untuk Para Penghafal Al-Qur’an
7 Pesepakbola Top yang Memiliki Gelar Sarjana
Dari Sekian Banyak Jenis Senyuman, Cuma 3 yang Jadi Ekspresi Bahagia
Pemutaran Perdana, Film Ini Cuma Hasilkan Satu Tiket yang Terjual
Aneh, 3 Negara Ini Malah Menganjurkan Kebiasaan Ngaret
7 Universitas yang Menawarkan Beasiswa Untuk Para Penghafal Al-Qur’an
7 Pesepakbola Top yang Memiliki Gelar Sarjana
Dari Sekian Banyak Jenis Senyuman, Cuma 3 yang Jadi Ekspresi Bahagia
Pemutaran Perdana, Film Ini Cuma Hasilkan Satu Tiket yang Terjual
Aneh, 3 Negara Ini Malah Menganjurkan Kebiasaan Ngaret
Diubah oleh ucln 18-04-2017 11:53
0
62.7K
Kutip
242
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan