fsphoseboyAvatar border
TS
fsphoseboy
DISTOPIA TALES , DAJAL RISING STORY
-CHAPTER 1-

Prolog

Sedang dengarkan suara yang berhimpitan dengan noise atau suara tidak jelas yang muncul dari radio, Wisanggeni berusaha dengarkan suara yang hilang timbul di radio satu satunya yang ada di bunker itu. Gelap dan dingin, ia dan beberapa orang pemuda terkurung di bunker itu, dengan satu satunya penerangan lampu bohlam di ujung ruangan yang di batasi tralis besi.

Kemudian suara dari radio yang di sediakan penjaga berseragam hitam terdengar jelas mendadak, bersuara mengumandangkan kalimat,
“SELAMAT PAGI WAHAI KERABAT, DITUNGGU KEDATANGANNYA KE TAMAN DUNIA UNTUK BERTEMU KU , BERBAGI TAWA, KESEMBUHAN BAGI KAU YANG SAKIT JASAD, MAKANAN ENAK, HIDUPKAN YANG TERSAYANG, BAHKAN APAPUN YANG INGIN KAMU MAU, AKU BISA BANTU WUJUDKAN, ASAL KAMU MAU IKUT BEKERJASAMA DENGAN KU. BEKERJASAMA AKUI BAHWA AKU TUHAN MU, DITUNGGU KEDATANGANMU KERABAT DI TAMAN DUNIA, SAMPAI JUMPA”

Kemudian alunan musik ceria menutup kalimat lantang jelas yang di kumandangkan seorang pria berumur 25an itu.
------------------------------


BEBERAPA TAHUN SEBELUM ITU.

Wisanggeni sedang mengendong kantung rotan tempat menyimpan rumput yang ia babat, untuk makanan ternak di rumah, pemuda yang tinggal di Bandung utara ini tepatnya di daerah lembang atas, sedang mencari makanan ternak dengan membabat rumput. Tahun yang sudah semakin maju, memasuki tahun 2178 adalah tahun dimana seorang seperti dia dan ayahnya yang bertahan untuk berternak sangat jarang, namun kemajuan teknologi bantu ia untuk mengumpulkan rumput dengan mudah, kantung rotan yang ia gandong tidak sekedar kantung rotan, ia mampu menarik rumput dengan sendirinya masuk ke kantung rotan besar itu, selain itu arit pisau yang ia gunakan bukan lagi terbuat dari pisau tajam seperti jaman dahulu, sudah berubah menjadi hologram tajam yang bisa di hidup matikan dengan satu tombol.

Penyuplai susu sapi saat itu hanya ia dan kakak ayahnya di Bandung, sisa nya orang lebih suka untuk memakan makanan cair yang praktis, orang jadi lebih suka menghemat waktu dengan mengkonsumsi makanan yang sudah berbentuk cair namun berisikan kalori setara dengan sepiring nasi lengkap dengan lauk pauknya. Waktu dan berkembangnya jaman buat orang semakin lupa akan nikmatnya makan nasi padang perlahan dengan tangan kosong. Alasan mengehemat waktu dan lebih sehat katanya buat orang sekarang semakin menggandrungi cara makan seperti itu.

Wisang lantas tidak dengan mudah ikuti perkembangan jaman yang sangat cepat dan praktis. Ia selalu memegang amanat almarhum ibunya untuk terus menjaga warisan leluhur salah satunnya makan dengan tangan kosong , dengan lauk dan nasi seperti seharusnya, bukan dengan sekali tenggak memakan nasi padang rendang berbentuk cair.

Bandung yang dulu kemudian sekarang berubah, kota kembang yang ia cintai sekarang sudah tidak ada, berkembang nya jaman memaksa ia dan ayahnya kesulitan sekarang menjual susu juga binatang ternak yang ia urus di belakang rumah. Rumah kecil yang di diami oleh ia dan ayah nya saja, dua orang kakak dan ibunya telah meninggal tiga tahun lalu, di tragedi satu kepala.

Seperti Tuhan sudah takdirkan, maka ia benar seperti menjual susu dan binatang ternak untuk hanya membayar listrik dan pakaian ia dan ayahnya, selebihnya ia bisa meminum sendiri susu tersebut, atau menjadikan keju atau yogurt setelah proses fermentasi. Seperti puluhan bahkan ratusan tahun sawah sudah lenyap di tanah jawa ini, ia hanya mendengar cerita bahwa manusia menanam bahan makanan mereka dari padi. Setelah tragedi satu kepala semua berubah, manusia memenuhi kalori mereka dengan kotak kotak cair berisikan nutrisi. Entah datangnya dari mana dan herannya kotak itu benar adanya berikan nutrisi juga kalori yang di butuhkan manusia, indikasi dari manusia yang mampu bertahan hidup walau kadang bersikap aneh.

Hanya orang menolak kalori dan nutrisi cair seperti Wisanggeni dan ayahnya saja yang tidak meminum itu. Tragedi satu kepala benar meluluh lantahkan populasi manusia di bumi termasuk tanah jawa. Berkurang, hingga tersisa ratusan juta orang di dunia.
Bandung tidak seperti dulu, sebelum tragedi satu kepala, meledaklah dahulu perang dunia tiga, membuat masing masing negara lakukan perang nuklir. Hingga Indonesia berusaha di kubu netral tidak ikut perang, harus terkena imbasnya. Pulau Sumatra dan Kalimantan terkena efek dari perang nuklir negara negara besar, mulai dari Korea utara hingga Amerika.

Sumatra harus terkena imbas ungsian rakyat Rusia yang tidak ikut perang, tak ayal negara asia lain seperti Thailand dan Vietnam juga terkena efek banyaknya pengungsi darurat yang tidak mau mati karena perang nuklir dari negara negara besar ini. Sedangkan Kalimantan tanpa diketahui telah kecolongan oleh korea utara sebagai tempat penyimpanan amunisi juga stasiun peluncuran nuklir tersembunyi, begitu korea utara tembakan nuklir ke Amerika maka di balaslah ke pusat pangkalan tersembunyi itu di Kalimantan. Hancur sudah Kalimantan tidak bersisa begitu beberapa negara menuklir pulau borneo itu.

Lalu inilah Bandung yang sudah tidak ada Bandung lagi di tahun 2178, Wisanggeni kembali ke rumah sambil memainkan arit hologram nya, dengan rumput untuk makanan ternak yang banyak di gandongan rotan canggihnya. Lembang sudah tidak lagi sama hawa dingin sudah puluhan tahun hilang, rumah warga banyak yang sudah terbengkalai, jalan raya biasa kendaraan lalu lalang hanya satu dua lewat, seringnya di lewati kendaraan militer berwarna hitam dengan lambang berbahasa arab gundul.

Kemudian Wisanggeni sampai di rumah, rumah kecil di ujung jalan, jauh dari lembang kota, Ayahnya sedang membakar sate di atas kompor gas yang sebelumnya di alasi besi, daging sapi yang sebelumnya telah di tusuk oleh besi besi jari jari sepeda nya sewaktu kecil.

“Daging deui (lagi) yah ?”

“Ga ada apa apa wisang, makan beras aja sulit, kamu ga mau kan minum makanan cair eta pan (itu kan)?”

“engga yah, kumpulin aja makanan cair itu nanti di barter di kota sama barang berguna lainnya, atau untuk bayar listrik, kaya biasa”

Kemudian ayah Wisanggeni mengehela nafas, dan mengakat sate daging sapi yang hanya di bumbui garam di tusuk besi jari jari sepedah itu.

-----------------------------------

ROOT


Setelah perang nuklir hebat, dunia kemudian sampai pada masa tenang dimana negara negara besar berhenti menembakan nuklir. Entah siaapa yang menang, ah sungguh tidak penting siapa yang menang di perang dunia tiga itu, yang jelas banyak sekali korban berjatuhan menggerus populasi manusia di dunia.

Masa tenang itu adalah masa dimana Wisanggeni masih berumur 2 tahun, tinggal di Bandung bersama ibu bapa dan kedua kakaknya sebelum mereka akhirnya meninggal. Perlahan masing masing negara bangkit termasuk Indonesia, setelah perang nuklir meluluh lantahkan bumi ini, maka kebijakan pemerintah lakukan hal yang sama seperti dulu ketika jepang di bom atom oleh amerika, mengumpulkan sebanyak banyaknya guru yang hidup. Selain itu berusaha menanam bahan makanan sendiri, karena setelah perang nuklir ini imbas yang paling besar adalah pada bahan pokok yang biasa di konsumsi jadinya sangat langka.

Namun sayangnya, ketika masing masing negara mulai bangkit dari keterpurukan imbas dari perang dunia tiga. Kemarau panjang datang, akibatkan laut menyusut dan sumber mineral berkurang.

Merata di seluruh negara, semua ladang hingga sawah sulit tumbuh, karena kemarau bertahun tahun yang tak kunjung turun hujan. Satu persatu binatang baik ternak mapun liar mati, hanya yang dapat bertahan orang yang tinggal di daerah pegunungan, begitu pula binatang.
Wisanggeni kecil sudah berumur sepuluh tahun. Ia dan keluarga nya bertahan dengan kemarau panjang itu di daerah atas Bandung di lembang. Perlahan tapi pasti hawa sejuk dahulu hilang, berganti panas, satu persatu manusia hilang hingga mati, akibat sulit bangkit dan bertahan pasca perang dunia tiga. Rumah rumah besar dibiarkan terbengkalai, sudah di akhir jaman, gambaran bahwa dunia sudah tidak muda lagi.

Ayah Wisanggeni yang miliki pertenakan lumayan besar di daerah lembang sanggup bertahan dengan kemudian memakan sendiri binatang ternaknya. Sebelum perang dunia tiga meledak, Ayah nya, memberhentikan beberapa pegawai dan membagikan binatang ternaknya, dua pegawai satu sapi, terserah untuk di urus atau di sembelih di konsumsi sendiri. Akhirnya hingga tersisa ratusan sapi yang di sembunyikan di belakang rumahnya waktu itu.

Wisanggeni kecil bingung ketika Ayah dan beberapa temanya menyembelih sapi banyak sekali. Ternyata itu adalah cara atau prediksi singkat bila kemarau terus berlanjut hingga berapa tahun maka mereka tak sanggup untuk beri makan sapi itu, akibatkan sapi itu kelaparan dan mati.Jadi secara masal sapi itu di sembelih satu persatu dengan beberapa bantuan teman ayahnya.

Tujuh tahun berlalu hujan turun hanya sekitar satu dua menit setiap minggu setelah itu kemarau panjang, akibatkan tanaman tidak bisa tumbuh dunia benar tandus adanya, manusia kesuliatn mencari sumber air. Ratusan binatang ternak ayah Wisanggeni sekarang tinggal tersisa belasan, dan mereka sudah pindah ke daerah lebih atas ke rumah kakek Wisanggeni. Kerusuhan orang kelaparan yang menjarah paksa binatang ternak milik ayah Wisanggeni paksa mereka akhirnya mengungsi pindah ke rumah kakeknya lebih ke atas dekat ke puncak gunung.
Selamat dari kekacauan itu, maka ia, ayah beserta dua orang kakaknya dan ibunda nya pindah kesana ke rumah kakeknya di daerah dekat ke puncak gunung. Binatang ternak yang belasan yang selamat bisa di bawa ke atas oleh bantuan teman ayah wisang, selamat dari kekacauan orang yang menjarah pertenakan ayah Wisanggeni.

“sudah berumur berapa bu si bungsu berarti tahun ini ?,” ujar ayah Wisanggeni pada istrinya

“mau sepuluh tahun pa, alhamdulilah, karunya budak teh (kasian anak ini) ga (tidak) ngerti apa yang terjadi,” sambil mengelus ngelus kepala Wisanggeni yang sedari tadi sedang memainkan robot plastik nya

“untung kita bisa bertahan menemukan rumput untuk makanan sapi kita yah bu, bisa hasilkan susu buat kita tidak kehausan,”

“Semoga kita bisa terus bertahan ya yah, anak anak masih pada kecil, jangan lupa untuk sering minta pada tuhan yah, jangan sampai luntur keyakinan kita yah, itu modal utama kita untuk bertahan hidup”, Ujar ibu Wisanggeni sambil berkaca kaca matanya,

“DRAK DRAK DRAK DRAK !” , suara pintu kayu rumah kecil di ujung jalan itu di ketuk dari luar keras sekali

“Siapa ?!” ujar ayah Wisanggeni setengah teriak,

Kemudian ada hening barang beberapa detik

“DRAAAKKKKKKKKK……!!!!” pintu itu di buka paksa kagetkan ibu ayah dan Wisanggeni kecil yang sedang terduduk di ruang tengah.
Dua orang kakak Wisanggeni berumur 14 dan 15 sedang di pegang oleh beberapa lelaki berbadan tegap berpakaian hitam seperti tentara, di kanannya ada tulisan arab gundul yang tidak bisa di baca ayah Wisanggeni.

“APAKAH ANDA AYAH DARI KEDUA ANAK INI ?” ujar satu tentara berteriak sambil melihat ke arah ayah Wisanggeni

“be be betul, ada apa yah ?” , ayah menjawab sedikit gugup

Lalu dari belakang seperti muncul komandan atau apalah yang berpakaian berbeda dari tentara yang memegang dua anak itu kemudian berkata

“Ibu bapa ikut kami yah, ke Jakarta, agar bisa selamat, kami memang sengaja mencari manusia yang masih hidup, untuk di selamatkan, di beri makan dan di beri tempat berlindung, jangan melawan karena itu tugas kami untuk kumpulkan yang masih hidup,” ujar lelaki bertopi jendral itu sambil menyeringai jahat.


---------------------------------------------------------------

UPDATE BIAR LEBIH RAPIH SILAHKAN KLIK LINK DI BAWAH INI UNTUK LANJUTAN CERITA INI EPISODE 1 SAMPAI 12

https://www.kaskus.co.id/post/58f567...54f714158b4568

Diubah oleh fsphoseboy 18-04-2017 02:06
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.9K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan