Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

isengajeAvatar border
TS
isengaje
Esemka Jokowi dan Molis Thailand


SAAT mobil dinas Presiden Jokowi diberitakan mogok, merebaklah ingatan tentang mobil Esemka. Berita mobil mogok itu memang sempat diserempetkan kepada SBY. Sang mantan presiden ternyata tak bisa disalahkan karena undang-undang zaman Soeharto memberi hak mantan presiden untuk menggunakan fasilitas mobil dari negara. Lalu, muncul sentilan agar Jokowi memakai Esemka saja sebagai mobil dinas. Sebab, dialah yang dianggap punya janji mengembangkan Esemka.

Dari luar negeri, ada kabar yang terkait dengan mobil juga. Thailand bertekad menjadi pusat mobil listrik (molis) di Asia Tenggara (koran ini, 23/3). Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha memimpin sendiri penyusunan road map yang terkait dengan rencana 5 dan 10 tahun pengembangan mobil listrik. Dana pemicu 10 miliar baht (hampir Rp 4 triliun) disiapkan. Bahkan, investor difasilitasi tax holiday (bebas pajak) 15 tahun.

Tentu saja Thailand akan mengembangkan mobil listrik bukan hanya untuk konsumsi dalam negeri. Selama ini Thailand punya pengalaman sebagai eksporter otomotif, meski menggunakan bendera merek pabrikan terkenal. Indonesia termasuk ”penikmat” ekspor Thailand itu, terutama untuk mobil-mobil baru yang di sini harus inden karena pabrik di Indonesia kewalahan.

Tak sulit mengimajinasikan, kelak, ketika road map Thailand itu berjalan, Indonesia harus siap menerima limpahan ekspor Thailand. Thailand tercatat sudah mengembangkan mobil listrik lebih lama. Sekitar 2011, sudah ada mobil listrik untuk keperluan belanja, meski perlu penyempurnaan. Karena sudah berproses, kelak bisa diasumsikan mobil-mobil listrik Thailand punya daya saing.

Indonesia sendiri tak punya visi yang jelas. Bahkan, salah satu inovasi untuk jalan kemandirian otomotif nasional dikriminalisasi dengan tuduhan keji sebagai korupsi. Padahal, pengembangan mobil listrik itu merupakan momentum untuk menyalip di tikungan. Sebab, teknologi mobil listrik masih dikembangkan. Banyak otak baik di perguruan tinggi teknik kita yang perlu dibanggakan dan diwadahi. Jangan sampai mereka pulang dengan membawa banyak piala keberhasilan lomba di luar negeri, tetapi tak didukung untuk membuat mobil listrik skala industri.

Jokowi bisa mengambil momentum Esemka ini untuk mengembangkannya menjadi mobil listrik. Pasar mobil BBM sudah dikuasai merek raksasa. Para raksasa itu kini juga beralih menuju mobil listrik. Kecuali, kita memang gembira ”melanjutkan tradisi” jadi pasar mobil dari Thailand dan pabrikan-pabrikan besar asing lain. Ayo revolusi mental lewat mobil listrik nasional, Pak Jokowi!


http://www.jawapos.com/read/2017/03/...molis-thailand

berkat esemka jokowi jadi presiden
0
2.7K
31
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan