maxoesAvatar border
TS
maxoes
Soal Proyek BIJB, Jokowi: Syukur Bisa Akhir 2018

Presiden RI Jokowi ditanya wartawan. Foto: Nurul Fajri/Rakyat Cirebon

CIREBON – Ada dua megaproyek di Jawa Barat yang disorot Presiden Joko Widodo. Keduanya yakni, pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati Majalengka dan pembangunan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi). Presiden Jokowi menginginkan, terhadap kedua megaproyek itu dilakukan percepatan.

Hal itu disampaikan Jokowi kepada sejumlah awak media, di halaman Bima Sport Hall Kota Cirebon, Kamis (13/4). Menurut Jokowi, progres pembangunan BIJB Kertajati Majalengka sebetulnya sudah berjalan baik. Hanya saja, ia menilai, perlu dilakukan percepatan. Sehingga pembangunannya bisa selesai lebih awal.

“Saya mendapat masukan dari wakil gubernur (Jawa Barat) mengenai airport Kertajati yang sudah berjalan baik. Tapi kurang cepat (pembangunannya). Ini yang akan saya dorong, supaya lebih cepat.‎ Sehingga kita harapkan awal 2019 sudah selesai. Syukur bisa akhir 2018,” ungkap Jokowi.

Selain BIJB Kertajati, Jokowi juga akan mendorong percepatan pembangunan jalan tol yang menghubungkan Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi). Menurutnya, Tol Bocimi perlu segera diselesaikan pembangunannya, karena waktu tempuh dari Jakarta ataupun Bogor menuju Sukabumi, terbilang lama. Padahal, jarak tempuhnya relatif pendek.

“Minta percepatan yang Tol Bocimi. Kalau dari Jakarta ke Sukabumi (jarak tempuhnya) bisa 6-9 jam. Jarak pendek, tapi daya tempuhnya kelihatan jauh sekali. Ini juga saya akan dorong, agar lebih cepat,” kata Jokowi.

Diakui mantan walikota Surakarta itu, dua megaproyek itu masuk dalam prioritas pemerintah pusat untuk diperhatikan guna mewujudkan percepatan pembangunan di Jawa Barat. “Dua hal itu yang menjadi perhatian kita untuk di Jawa Barat,” kata dia.

Sebelumnya diketahui, Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) di wilayah sekitar BIJB Kertajati mengalami kenaikan signifikan, hingga mencapai 400 persen. Kenaikan itu sempat menuai protes dari para kepala desa (kades) wilayah setempat.

Namun, Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten Majalengka, Lalan Suherlan mengakui, kenaikan tersebut diberlakukan setelah diluncurkan oleh bupati Majalengka akhir Maret 2017 lalu.

Menurut Lalan, BKAD merasa perlu memetakan NJOP di sembilan wilayah, yakni Kecamatan Jatitujuh, Kertajati, Ligung, Kadipaten, Kasokandel, Dawuan, Jatiwangi, Palasah dan Sumberjaya.

"Di sembilan wilayah itu disinyalir banyak penjualan tanah yang tidak terkontrol, yang merugikan para warga, karena NJOP-nya yang masih rendah. Maka dengan menaikkan PBB, justru kami melindungi warga," kata Lalan, belum lama ini. (jri)

Quote:


SUMBER
Diubah oleh maxoes 15-04-2017 07:54
0
836
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan