- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Beg-Packers: Fenomena Turis Bule yang Jadi Peminta-minta di Asia


TS
charlies280590
Beg-Packers: Fenomena Turis Bule yang Jadi Peminta-minta di Asia
Quote:
Beg-Packers: Fenomena Turis Bule yang Jadi Peminta-minta di Asia

BANTUAN? Beberapa postingan yang menyebar di media mengenai turis berkulit putih yang menjadi pedagang asongan, pengamen, bahkan peminta-minta untuk biaya perjalanan. (Twitter via The Observer)
RABU, 12 APR 2017 17:26
Sumber berita
JawaPos.com – Menjadi backpackers alias turis-turis yang travelling untuk liburan dengan bugjet minim bukan lagi hal yang aneh. Mereka menyusun travel initiary dengan biaya sehemat mungkin namun bisa mengunjungi tempat-tempat happening di seluruh dunia.
Tetapi belakangan muncul istilah beg-packers. Itu dinobatkan untuk turis berkulit putih alias bule-bule yang menjadi peminta-minta di pinggir jalan. Keberadaan mereka merebak di negara-negara Asia seperti Malaysia, Hongkong, Thailand, dan Singapura.
Mereka mengumpulkan uang belas kasihan pejalan kaki untuk membiayai perjalanan mereka. Beberapa melihat fenomena ini aneh, tetapi ada juga yang tidak suka dan menyebut mereka tukang mimpi. Umumnya mereka adalah anak-anak muda. Tidak selalu murni meminta-minta, ada yang menjadi pengamen atau menjual beragam aksesoris. Untuk meraih belas kasihan, mereka membawa tulisan untuk menjelaskan mengenai kondisi mereka.
Ada yang butuh uang untuk beli tiket pulang, ada yang ingin melanjutkan perjalanan tetapi kehabisan uang, atau ada juga yang benar-benar tidak punya uang sesen pun untuk makan.
Salah satu foto yang menjadi viral adalah pasangan yang duduk di lantai dengan membawa kertas bertulis, “Dukung perjalanan kami keliling dunia.” Di hadapan mereka digelar alas yang memajang aneka postcard untuk dijual.
Foto lain menunjukkan wisatawan asing yang ngamen dengan gitar dan harmonika. Melantunkan tembang-tembang Pink Floyd dan Guns ‘N’ Roses dia juga membawa tulisan yang sama. Meminta sumbangan untuk biaya jalan-jalan keliling dunia.
Seorang netizen, Maisarah Abu Samah menulis di akun Twitternya kalau apa yang dilakukan turis-turis itu sangat aneh. ”Sangat aneh bila Anda meminta orang lain membantu Anda jalan-jalan,” ujar warga Singapura itu.
Dikatakan Maisarah, tidak banyak peminta-minta, pedagang asongan, atau pengamen di Singapura karena ada peraturan yang ketat mengenai itu. Dan, bila memang ada pedagang asongan atau pengamen, mereka biasanya ada di pusat kota dan bukan di dekat stasiun, atau berada di kawasan menengah atas. ”Tak hanya itu, saya juga tidak pernah melihat orang kulit putih melakukannya di Singapura,” tulisnya.
Ditambahkan Maisarah, menjadi pedagang asongan atau pengemis memang tidak dianggap memalukan. Namun, mereka yang melakukan hal itu adalah orang-orang yang benar-benar membutuhkan. Untuk beli makan, membayar uang sekolah anak-anak, atau biaya hidup. ”Namun, bukan untuk melakukan sesuatu yang dianggap sebagian besar adalah kemewahan,” tegasnya.
Ada juga travellers yang menggunakan situs donasi untuk membiayai perjalanan mereka. Dan celakanya, lingkungan sepertinya tidak masalah dengan itu.
Dijelaskan Louise K, perempuan Malaysia yang belajar politik ekonomi dan gender, perilaku seperti ini menunjukkan ketidaseimbangan yang masih ada antara dunia Barat dan mantan koloni mereka di Asia. ”Mereka melihat Asia sebagai tempat eksotis untuk penemuan spiritual,” katanya.
Tetapi, ada juga yang menilai Asia adalah taman bermain. ”Kadang saya bertanya, mengapa mereka menganggap perilaku seperti itu normal di Asia? Mengapa mereka tidak melakukannya di rumah juga?” tanya Louise.
Sayangnya, sambung Louise, masih ada diskriminiasi dan rasisme kepada mereka yang tidak berkulit putih. ”Itu adalah warisan kolonial. Turis pengemis itu akan diperlakukan berbeda jika mereka tidak berkulit putih,” tegasnya.(theobserver/dailymail/tia)
Quote:
Tren Memalukan, Turis Bule di Asia Mengemis untuk Traveling
Mereka mengemis bukan karena miskin, tapi untuk jalan-jalan.Oleh : Endah Lismartini
Rabu, 12 April 2017 | 13:14 WIB
http://cdn-media.viva.id/thumbs2/2017/04/12/58edc171483c4-turis-mengemis_663_382.jpg
VIVA.co.id – Biasanya mengemis hanya dilakukan oleh mereka yang membutuhkan uang tapi tak mampu bekerja. Namun situasi kini berubah. Sejumlah turis barat yang berlibur ke Asia menjadi pengemis untuk mencari biaya jalan-jalan mereka.
Sebuah tulisan di Daily Mail bahkan mengungkapkan, mengemis di negara orang untuk biaya perjalanan seperti menjadi tren. Dan tren tersebut mulai mengganggu warga di negara tempat mereka mengemis. Bayangkan, turis-turis duduk di emper jalan untuk mengemis, tapi pakaian dan apa yang mereka kenakan berharga mahal.

Aksi mengemis terjadi di negara-negara Asia seperti Thailand, Vietnam, dan Singapura. Maisarah Abu Samah, seorang warga Singapura mengaku terganggu dengan aksi turis pengemis itu. Di akun Twitternya, Maisarah memposting dua foto pengemis bule di negaranya. Satu pasangan menjual kartu pos, dan satu pasangan lagi bermain musik. Ia mengaku tak mengerti bagaimana orang-orang yang bisa membeli perlengkapan mahal ternyata malah mengemis.

Di akun media sosialnya itu Maisarah menulis, "ini adalah pertama kalinya saya melihat kasus ini. Dan mereka membuat langkah saya terhenti. Hal pertama yang mengherankan saya, kalian tak akan pernah melihat orang menjual hal-hal kecil atau memainkan musik di pinggir jalan, karena ada aturan yang sangat ketat."
"Mereka seperti melecehkan hukum negara ini, karena hukum di negara ini sangat ketat," ujarnya menambahkan. Maisarah terus menulis menyatakan keheranannya. Menurutnya, sepanjang hidupnya di Singapura ia tak pernah melihat pedagang kaki lima atau pengamen di sembarang tempat. "Biasanya mereka melakukan itu di pusat kota, dan bukan dekat halte bus kelas menengah seperti ini. Saya juga tak pernah melihat orang kulit putih melakukan ini," tulisnya panjang lebar.
"Saya merasa sangat asing, karena meminta orang lain memberikan bantuan untuk biaya jalan-jalan anda. Menjual sesuatu di jalanan atau mengemis sangat tak bisa diterima. "Orang-orang yang mengemis biasanya membutuhkan uang untuk membeli makanan, membayar uang sekolah atau melunasi utang, dan bukan membiayai sesuatu yang mewah," tuturnya panjang lebar.

Sebuah video yang dirilis media Malaysia, The Star, juga memperlihatkan kasus yang sama, seorang pria bule menjual lukisan foto di Kuala Lumpur. Di Indonesia juga pernah ditemukan, dua turis Rusia yang mengemis untuk biaya kembali ke negaranya.
Louisa, seorang perempuan Malaysia yang menekuni bidang studi ekonomi dan politik mengatakan pada France24, kebanyakan turis berpikir, jika mereka mengunjungi sebuah tempat yang eksotis, maka mereka bisa bertingkah laku apa saja yang mereka inginkan. Mungkin pemikiran seperti itu yang membuat mereka tak malu mengemis di jalan demi biaya jalan-jalan.
Sumber
Orang Indonesia kalo mau liburan ke banyak negara, khususnya ke Eropa dan Amerika, harus direpotkan untuk urus visa dan segalanya, tanpa jaminan kalo visa liburan pasti jatoh di tangan. Sedangkan jaman sekarang, pemuda pemudi dari negara yang digolongkan sebagai negara maju banyak yang mengamen di negara2 Asia untuk kebutuhan biaya perjalanan, bahkan 'mengemis' pun kadang dilancarkan secara online. 'Maaf saudara bule pengamen, anda datang ke sini kira2 dengan visa apa yah...?'

0
10.7K
Kutip
58
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan