http://www.tribunnews.com/nasional/2...angun-suaminya
Quote:
Istri Nurcholish Madjid Sedih Tak Bisa Gelar Diskusi di Kampus Paramadina yang Dibangun Suaminya
Rabu, 12 April 2017 15:46 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Istri Nurcholish Madjid, Omi Komariah Madjid sedih tidak bisa menggelar diskusi di kampus Paramadina.
Padahal, Paramadina didirikan oleh Nurcholish Madjid atau Cak Nur.
Omi bersama Nurcholis Madjid Society awalnya ingin menggelar diskusi publik bertajuk 'Merawat Pemikiran Guru-Guru Bangsa' yakni Gus Dur, Cak Nur dan Buya Syafii.
Pembicara diskusi terdiri dari Yenny Wahid, M Sobary, Abdul Muthi dan Wahyuni Nafis.
"Secara jujur sedih waktu dibatalkan di kampus yang dibangun Cak Nur. Nama diciptakan mereka, kampus sendiri," kata Omi saat membuka diskusi di Hotel Century, Jakarta, Rabu (12/4/2017).
Padahal, Omi berharap kampus tersebut dapat bersemi pikiran-pikiran Cak Nur.
Tetapi, pemikiran itu hilang setelah Cak Nur wafat.
"Nilai-nilai itu sudah hilang, demokrasi sudah tidak ada lagi. Keterbukaan tidak ada, pluralisme apalagi," kata Omi.
Omi lalu meminta maaf kepada peserta yang mengorbankan waktunya mencari lokasi diskusi yang berpindah dari Paramadina ke Hotel Century.
Ia mengatakan tidak diizinkan diskusi di kampus.
Omi mengingat pernyataan Cak Nur agar merawat ruang publik untuk berdiskusi.
"Ini untuk belajar mendengarkan pendapat orang lain, saya sangat bergembira semangat intelektual masoh terus berkobar meskipun disana sudah panas," kata Omi.
Omi mendengar mahasiswa terhambat untuk mengundang narasumber berdiskusi di kampus.
Ia pun memutuskan keluar dari Paramadina dan membentuk Nurcholish Madjid Society.
Omi mengaku pembentukan lembaga itu untuk merawat pesan Cak Nur.
"Paramadina awal jamaah hanya tiga atau empat orang, tapi Cak Nur tetap datang dengan tekun, kami ingin merawat pesan Cak Nur. Kalau tidak dimulai diskusi ya sangat membahayakan, maka orang jadi mudah tersinggung, apa makna dan tujuan hidup," kata Omi.
Kenapa Paramadina jadi begitu?
Padahal yang dibahas pemikiran Gus Dur, Cak Nur, Buya Syafi'i.
Semoga dunia intelektual Indonesia bisa pulih...
*judul thred dipotong karena kepanjangan