- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Horor Serangan-serangan ke Kantor Polisi oleh Teroris


TS
parenkim
Horor Serangan-serangan ke Kantor Polisi oleh Teroris
Horor Serangan-serangan ke Kantor Polisi oleh Teroris

Quote:
Penyerangan terhadap polisi di Indonesia oleh teroris kerap kali terjadi. Seperti baru-baru ini yang terjadi di Mapolres Banyumas.
Pria bercadar yang diketahui bernama M Ibnu Dar nekat masuk ke Mapolres Banyumas menggunakan motor. Dia menyerang polisi menggunakan pedang. Dua anggota Satreskrim Polres Banyumas terluka akibat sabetan pedang. Bukan kali pertama terjadi.
Kejadian terjadi pada Selasa (11/4) pukul 10.10 WIB. Dalam melakukan aksinya, pelaku sambil meneriakkan kata 'Thagut' dan mengacungkan pedang.
"Teriak Thagut, Thagut, gitu," kata Kapolres Banyumas AKBP Aziz Andriansyah usai penggerebekan rumah Ibnu di Desa Karangaren, Kecamatan Kutasari, Purbalingga.
Dia segera ditangkap setelah menerobos masuk dan menyerang 2 polisi, Bripka Irfan dan Bripka Karsono, dengan menggunakan parang.
Selain Ibnu, ada sejumlah serangan nekat ke kantor polisi. Bahkan ada pelaku melakukan bom bunuh diri di tempat polisi bertugas. Berikut ulasannya:
1. Bom Bunuh Diri di Mapolresta Cirebon
Bom bunuh diri terjadi di masjid yang berada di Markas Polresta Cirebon pada 2011 lalu. Sebanyak 25 orang luka-luka termasuk Kapolresta Cirebon saat itu AKBP Herukoco.
Masjid Mapolresta Cirebon memang biasa digunakan warga sekitar untuk salat Jumat. Tak ada yang menjaga saat masyarakat untuk masuk salat Jumat. Hal ini diakui Kapolda Jawa Barat (Jabar) kala itu Irjen Pol Suparni Parto sebagai kelemahan.
"Masjid di Polres terbiasa dipakai masyarakat luas, termasuk anggota Polres," ujar Suparni.
Bom itu menurutnya, meledak saat akan hendak salat jumat pada pukul 12.15 WIB. Yang terluka selain Kapolres Cirebon AKBP Herukoco, Kasatlantas, Kasubag SDM, 2 anggota provoost dan beberapa anggota Polres.
2. Serangan Teroris ke Petugas Pos Polisi Tuban
Enam orang melakukan penyerangan dengan menembaki anggota Sat Lantas Polres Tuban di wilayah Jenu, Tuban, Sabtu (8/4). Mereka menumpang mobil Daihatsu Terios dengan nopol H 9037 BZ yang disewa dari Semarang.
Setelah dilakukan pengejaran dan penghadangan, mobil Terios ditinggalkan pelaku di tepi jalan. Seluruh penumpang dan sopirnya kabur ke kebun di sekitar perkampungan Desa Beji, Kecamatan Jenu.
Brimob dan Densus Antiteror 88 melakukan pengepungan dan menewaskan 6 orang tersebut.
Satu pelaku bisa diketahui karena polisi menemukan paspornya di dalam mobil yang ditinggalkan yaitu Satria Aditama, asal Semarang, Jawa Tengah.
3. Pemuda Bergolok Lakukan Serangan di Poslantas Cikokol
Pemuda bergolok menyerang Kapolsek Tangerang Kota Kompol Effendi dan 4 anggotanya di Jl Perintis Kemerdekaan, Kota Tangerang. Penyerangan dilakukan saat Kompol Effendi dan empat anggotanya melakukan pengamanan demo.
Pelaku yang diketahui bernama Sultan Azianzah (22) datang dan menyerang kelima korban dengan senjata tajam jenis golok. Keempatnya terluka sebelum akhirnya pelaku ditembak kakinya. Penyerang diduga adalah teroris.
Kelima korban penyerangan ini adalah Kapolsek Tangerang Kompol Effendi, anggota Satuan Sabhara Iptu Bambang, anggota Satuan Sabhara Itpu Heru, anggota Lalu Lintas Aiptu Agus, anggota Lalu Lintas Brigadir S Airifin.
4. Bom Bunuh Diri di Mapolresta Solo
Teror terhadap polisi juga pernah terjadi di Mapolresta Solo, Jawa Tengah pada 2016 lalu. Pelaku menerobos halaman Mapolresta menggunakan sepeda motor.
Pelaku sempat dicegat oleh anggota Provos Bripka BA. Beberapa saat kemudian pelaku meledakkan bom yang dibawa di halaman SPKT Mapolresta.
Akibatnya, anggota provos tersebut terluka. Sementara pelaku bom bunuh diri langsung tewas.
Sebelum melakukan aksinya, pelaku sempat mengucapkan kalimat syahadat.
"Tidak sampai terjadi percakapan. Pelaku mengucapkan syahadat setelah itu menarik sesuatu dari belakang dan terjadi ledakan," ujar
Kapolresta Solo Kombes Ahmad Luthfi kepada wartawan di depan kantornya, Jl Adi Sucipto, Selasa (5/7/2016).
Kapolri pada saat itu, Jenderal Badrodin Haiti mengatakan ancaman terhadap anggota Polri memang sudah terdeteksi sebelumnya.
"Kita harus tingkatkan kesiagaaan dan lakukan penyelidikan segera terhadap pelaku bom bunuh diri," kata Jenderal Badrodin saat dihubungi detikcom, Selasa (5/7).
Badrodin menyebut pihaknya memang sempat mendeteksi rencana serangan terhadap anggota Polri. Karena itu Polri sudah memberikan peringatan agar anggota Polri tetap bersiaga dan waspada.
(nkn/fjp)
Pria bercadar yang diketahui bernama M Ibnu Dar nekat masuk ke Mapolres Banyumas menggunakan motor. Dia menyerang polisi menggunakan pedang. Dua anggota Satreskrim Polres Banyumas terluka akibat sabetan pedang. Bukan kali pertama terjadi.
Kejadian terjadi pada Selasa (11/4) pukul 10.10 WIB. Dalam melakukan aksinya, pelaku sambil meneriakkan kata 'Thagut' dan mengacungkan pedang.
"Teriak Thagut, Thagut, gitu," kata Kapolres Banyumas AKBP Aziz Andriansyah usai penggerebekan rumah Ibnu di Desa Karangaren, Kecamatan Kutasari, Purbalingga.
Dia segera ditangkap setelah menerobos masuk dan menyerang 2 polisi, Bripka Irfan dan Bripka Karsono, dengan menggunakan parang.
Selain Ibnu, ada sejumlah serangan nekat ke kantor polisi. Bahkan ada pelaku melakukan bom bunuh diri di tempat polisi bertugas. Berikut ulasannya:
1. Bom Bunuh Diri di Mapolresta Cirebon
Bom bunuh diri terjadi di masjid yang berada di Markas Polresta Cirebon pada 2011 lalu. Sebanyak 25 orang luka-luka termasuk Kapolresta Cirebon saat itu AKBP Herukoco.
Masjid Mapolresta Cirebon memang biasa digunakan warga sekitar untuk salat Jumat. Tak ada yang menjaga saat masyarakat untuk masuk salat Jumat. Hal ini diakui Kapolda Jawa Barat (Jabar) kala itu Irjen Pol Suparni Parto sebagai kelemahan.
"Masjid di Polres terbiasa dipakai masyarakat luas, termasuk anggota Polres," ujar Suparni.
Bom itu menurutnya, meledak saat akan hendak salat jumat pada pukul 12.15 WIB. Yang terluka selain Kapolres Cirebon AKBP Herukoco, Kasatlantas, Kasubag SDM, 2 anggota provoost dan beberapa anggota Polres.
2. Serangan Teroris ke Petugas Pos Polisi Tuban
Enam orang melakukan penyerangan dengan menembaki anggota Sat Lantas Polres Tuban di wilayah Jenu, Tuban, Sabtu (8/4). Mereka menumpang mobil Daihatsu Terios dengan nopol H 9037 BZ yang disewa dari Semarang.
Setelah dilakukan pengejaran dan penghadangan, mobil Terios ditinggalkan pelaku di tepi jalan. Seluruh penumpang dan sopirnya kabur ke kebun di sekitar perkampungan Desa Beji, Kecamatan Jenu.
Brimob dan Densus Antiteror 88 melakukan pengepungan dan menewaskan 6 orang tersebut.
Satu pelaku bisa diketahui karena polisi menemukan paspornya di dalam mobil yang ditinggalkan yaitu Satria Aditama, asal Semarang, Jawa Tengah.
3. Pemuda Bergolok Lakukan Serangan di Poslantas Cikokol
Pemuda bergolok menyerang Kapolsek Tangerang Kota Kompol Effendi dan 4 anggotanya di Jl Perintis Kemerdekaan, Kota Tangerang. Penyerangan dilakukan saat Kompol Effendi dan empat anggotanya melakukan pengamanan demo.
Pelaku yang diketahui bernama Sultan Azianzah (22) datang dan menyerang kelima korban dengan senjata tajam jenis golok. Keempatnya terluka sebelum akhirnya pelaku ditembak kakinya. Penyerang diduga adalah teroris.
Kelima korban penyerangan ini adalah Kapolsek Tangerang Kompol Effendi, anggota Satuan Sabhara Iptu Bambang, anggota Satuan Sabhara Itpu Heru, anggota Lalu Lintas Aiptu Agus, anggota Lalu Lintas Brigadir S Airifin.
4. Bom Bunuh Diri di Mapolresta Solo
Teror terhadap polisi juga pernah terjadi di Mapolresta Solo, Jawa Tengah pada 2016 lalu. Pelaku menerobos halaman Mapolresta menggunakan sepeda motor.
Pelaku sempat dicegat oleh anggota Provos Bripka BA. Beberapa saat kemudian pelaku meledakkan bom yang dibawa di halaman SPKT Mapolresta.
Akibatnya, anggota provos tersebut terluka. Sementara pelaku bom bunuh diri langsung tewas.
Sebelum melakukan aksinya, pelaku sempat mengucapkan kalimat syahadat.
"Tidak sampai terjadi percakapan. Pelaku mengucapkan syahadat setelah itu menarik sesuatu dari belakang dan terjadi ledakan," ujar
Kapolresta Solo Kombes Ahmad Luthfi kepada wartawan di depan kantornya, Jl Adi Sucipto, Selasa (5/7/2016).
Kapolri pada saat itu, Jenderal Badrodin Haiti mengatakan ancaman terhadap anggota Polri memang sudah terdeteksi sebelumnya.
"Kita harus tingkatkan kesiagaaan dan lakukan penyelidikan segera terhadap pelaku bom bunuh diri," kata Jenderal Badrodin saat dihubungi detikcom, Selasa (5/7).
Badrodin menyebut pihaknya memang sempat mendeteksi rencana serangan terhadap anggota Polri. Karena itu Polri sudah memberikan peringatan agar anggota Polri tetap bersiaga dan waspada.
(nkn/fjp)
HORROR
terroris memang mengerikan !

0
2.3K
Kutip
25
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan