Kaskus

News

act.idAvatar border
TS
act.id
Longsor Besar Berulang Kembali di Ponorogo
Longsor Besar Berulang Kembali di Ponorogo

ACTNews, PONOROGO - Tanah yang dipijak itu belum stabil, di beberapa bagian masih ada pula yang mudah sekali amblas. Apalagi hujan turun deras hampir setiap hari membasahi titik longsoran, ditambah dengan faktor salah satu material longsoran yang menutup badan sungai, tergerus aliran sungai.

Sampai akhirnya prediksi Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi itu betul-betul terjadi. Longsoran tanah dalam skala yang besar berulang kembali di Desa Banaran, Kecamaran Pulung, Kabupaten Ponorogo. Kemiringan lereng bekas longsoran yang curam, dan temuan retakan-retakan di tebing bagian atas menyebabkan air hujan masuk dalam retakan-retakan. Longsor susulan dalam skala yang besar terjadi lagi, seperti yang sudah diprediksi beberapa hari sebelumnya.

Longsor susulan ini pertama kali terdeteksi saat tanah di Zona pencarian A mulai bergerak sekira pukul 11.44 WIB, Ahad siang (9/4). Hanya dalam hitungan menit, tanah dalam volume yang masif bergerak meluncur cepat puluhan meter ke bawah, mengejar apapun yang menghalangi. Siang itu, kepanikan tiba-tiba saja meluap-luap, semua orang yang berada dekat lokasi berteriak sembari berlari menyelamatkan diri.

Longsor Besar Berulang Kembali di Ponorogo

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, longsor susulan di Desa Banaran bergerak deras dari Zona A sampai jauh sekali ke Zona D. Meski tak ada korban jiwa dari longsor susulan ini, namun 2 unit rumah warga terkubur, juga menghempas 1 unit ekskavator, 1 unit mobil polisi, dan 2 unit motor relawan yang terparkir di tepian jalan, persis di sebelah jalur longsoran.

Kesaksian langsung saat longsor susulan di Desa Banaran terekam pula dalam memori Kusmayadi, leader Tim Emergency Respons ACT untuk Longsor Ponorogo. Kusmayadi mengisahkan, Ahad siang kemarin, hanya 15 menit sebelum istirahat para relawan, suara gemuruh terdengar dari sisi longsoran tanah Zona A.

“Suara keras gemuruh terdengar, titik paling atas dari longsoran, titik yang berhadapan langsung dengan bukit yang longsor itu adalah Zona A, di zona pencarian A inilah menjadi zona yang ditugaskan kepada belasan tim relawan ACT, bersama unsur Basarnas, TNI dan Polri,” tutur Kusmayadi.

Longsor Besar Berulang Kembali di Ponorogo

Ketika suara gemuruh mulai terdengar, saat itu relawan sedang berusaha mencari korban yang hilang dengan menyemprotkan air ke titik lumpur. Namun, struktur tanah bekas longsoran pertama yang masih labil akhirnya kembali bergerak liar. Rekahan besar sepanjang 1 Km di zona B pun makin menambah deras longsor susulan. Kusmayadi mencatat, sekitar pukul 12.02 WIB longsor susulan akhirnya berhenti.

“Setelah longsor susulan kemarin berhenti, kegiatan pencarian korban dihentikan total untuk sementara waktu. Semua tim pencari berkumpul di radius aman 500 meter dari titik longsoran. Termasuk seluruh warga yang diungsikan di posko Balai Desa Banaran dan SD Banaran diungsikan ke lokasi yang lebih jauh,” kata Kusmayadi.

Sampai Ahad kemarin (9/4), masih ada 24 korban hilang yang belum ditemukan. Kemungkinan besar 24 korban hilang tertimbun longsoran tanah di zona-zona pencarian yang sudah ditentukan, mulai dari Zona A sampai Zona D.

Selain menimbun rumah, ekskavator, motor dan mobil, besarnya longsor susulan Ahad siang kemarin juga menumbangkan sejumlah pohon, dan tiang listrik PLN di Desa Banaran. Lebih parah lagi, Longsor susulan memutus kembali jalan penghubung desa. Padahal sebelumnya jalan penghubung satu-satunya itu sudah sempat dibuka dan dibersihkan dari material longsor pertama.

Karena listrik yang kembali padam, Minggu malam (9/4) seluruh aktivitas di Desa Banaran dilewati dalam gelap gulita. Jaringan telepon genggam dan internet pun ikut padam.

Longsor Besar Berulang Kembali di Ponorogo

Hingga Senin pagi (10/4), meski aktivitas pencarian korban dihentikan untuk sementara waktu, Tim relawan ACT di lokasi longsor Ponorogo tetap melanjutkan aksinya. Dari posko dan dapur umum ACT, pemulihan trauma dan distribusi pangan bagi pengungsi terus berjalan.

Diding Fachruddin dari Tim Pemulihan ACT mengatakan, masih ada ratusan keluarga Desa Banaran yang belum pulih rasa takut dan traumanya. “Trauma itu berjangka panjang, tidak bisa langsung hilang dalam waktu singkat. Di fase pemulihan ini ACT tetap terlibat. Baru saja tim Pemulihan ACT mendistribusikan bantuan paket peralatan rumah tangga, paket pendidikan untuk anak sekolah, juga paket parcel buah-buahan sebagai pelengkap nutrisi korban di pengungsian,” tutur Diding.


Ayo Berpartisipasi




0
759
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan