Orang miskin masuk kastil mewah. Sebuah pemandangan aneh. Sebab, biasanya kastil bukan untuk orang miskin. Hunian itu biasa ditempati kaum berdarah biru. Tetapi tidak untuk Kastil Kormend di Republik Hungaria. Orang miskin bebas keluar masuk kastil itu. Bahkan mereka bisa beristirahat bila sakit. Banyak bangsawan lain berceloteh, “Ini sebuah kegilaan. Mana bisa kaum bangsawan duduk semeja dan tidur seruangan dengan orang miskin?”

Tapi apa yang tak mungkin bagi kaum bangsawan menjadi mungkin bagi dokter berhati mulia, László Batthyány-Strattmann. Ia merawat orang miskin di kastil secara gratis.

Keluarga Aristokrat

László lahir di Kota Dunakiliti, perbatasan Republik Austria dan Republik Hungaria (Magyarország), pada 28 Oktober 1870. Keluarga Batthyány masih tercatat sebagai keluarga aristokrat Hungaria. Sejak kecil, László dibesarkan dalam kemewahan kerajaan. Tidak saja kemewahan, didikan aristokrat yang keras pun dicecap László. Ada pandangan, “Negara harus dipimpin para ningrat. Rakyat kecil hanya pelengkap.” Tak heran, pride sebagai aristokrat membuat keluarga Batthyány selalu memandang sebelah mata masyarakat miskin.

Situasi ini berlangsung hingga keluarga László pindah ke Republik Austria pada 1876. Di negara Eropa Tengah ini, László diajarkan harus menjadi kelas utama. Ada sedikit perasaan welas ketika ia melihat begitu banyak orang miskin bergelimpangan di pinggir jalan. Tetapi László diam, terpaku, dan tak bisa berbuat banyak. Tapi suatu ketika, ayahnya menjalin hubungan khusus dengan seorang perempuan muda. Demi gebetan barunya itu, sang ayah pergi meninggalkan mereka.

Ini menjadi berkah bagi László. Ketiadaan sang ayah membuat rasa iba kepada orang miskin semakin kuat. Pelan-pelan László menolak kebiasaan-kebiasaan yang diajarkan oleh sang ayah. Suatu hari, László berkata kepada ibundanya, “Bila saya sudah besar, saya akan membantu masyarakat miskin untuk mendapat penghidupan yang layak.” Sayang sekali berita gembira ini menjadi berita duka, karena beberapa hari kemudian sang ibu berkalang tanah untuk selamanya.

Kepergian sang ibu membuat hati bocah 12 tahun itu sedih bukan kepalang. Ia dan kakaknya tak punya orangtua lagi. Hidup mereka bergantung pada harta warisan orangtua. Kakaknya kemudian menyekolahkan László di Uzhhorod, Austria. Setelah dari Uzhhorod, László melanjutkan pendidikan ekonomi di Universitas Wina. Namun, rupanya László tak puas pada jurusan ekonomi. László menulis surat kepada kakaknya, “Ada perasaan batin berkata, ini bukan jalanku. Saya berjanji pada ibu untuk membantu orang miskin.”

Dokter Papa

Pada masa itu, sistem ekonomi di Austria masih ditopang ekonomi kesatuan negara-negara Eropa lain, terutama Jerman. Tapi bersamaan dengan itu, ekonomi Jerman juga sedang terseok-seok karena terjadi persaingan kuasa. Krisis ekonomi Jerman itu pun berimbas pada perekonomian Austria. Orang miskin semakin bertambah, kematian dan wabah penyakit pes meluas ke seantero Austria. Banyak rumah sakit sengaja tutup untuk menghindari merawat orang miskin yang tak mampu membayar.

Hati László hancur berkeping-keping melihat situasi ini. Lewat pergumulan panjang, ia memutuskan sekolah dokter dan berjanji akan menggratiskan perawatan bagi orang miskin. László melanjutkan studi kedokteran di Wina pada 1896. Ia lulus sebagai dokter muda pada 1900. Sebagai dokter umum, László ditugaskan merawat orang-orang sakit di Rumah Sakit Kittsee (Köpcsény), Austria. Di rumah sakit ini juga, László menjalin hubungan dengan seorang perempuan saleh bernama Countess Maria Theresia Coreth zu Coredo und Starkenberg. Keduanya menikah pada 10 November 1898, dikarunia 13 anak.

László kemudian mengambil spesialisasi oftalmologi, pengobatan medis gangguan mata. Pada 1902, Dokter László memperluas RS Köpcsény agar bisa menampung lebih banyak pasien miskin. Rumah sakit yang dulu hanya bisa menampung 25 pasien, kini bisa menampung 120 orang. Totalitas pelayanannya menjadi daya tarik bagi banyak orang.


Pada 1915, Dokter László dan keluarga terpaksa pindah ke Hungaria. Hal ini sehubungan dengan kematian bangsawan terkenal, paman dari ibunya, Odon Strattmann. Sebelum meninggal, Odon mewarisi Kastil Kormend di Hungaria kepada László. Di Kormend, Dokter László pun mendapat gelar Pangeran (Fürst) Strattmann. Tetapi semua itu tak membuatnya lupa diri. Ia terus melayani orang miskin dengan menggratiskan biaya perawatan. Orang-orang miskin yang datang minta pengobatan, diperbolehkan beristirahat di kastil miliknya. Ia bahkan melebarkan serambi kiri kastil sebagai tempat pelayanan bagi orang miskin. Selama setahun, ia merawat sekitar lima ribu pasien dan membayar gaji para stafnya dengan uang sendiri.

Dokter László menetap di Kastil Kormend sampai usia 60 tahun. Pada usia senja, ia terkena kanker prostat. Ia sempat menjalani operasi di Sanatorium Loew di Wina, tetapi operasi itu tak kunjung membuatnya pulih. Dokter László meninggal pada 22 Januari 1931 di Wina.

sumber