BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Suriah di tepi perang gas saraf

Alyousef dan dua anak kembarnya yang menjadi korban serangan gas saraf di Provinsi Idlib, Suriah, Selasa (4/4) pagi.
Serangan senjata kimia yang menyasar Idlib pada Selasa (4/4) menewaskan setidaknya 72 warga sipil. Gempuran terhadap wilayah yang merupakan daerah kekuasaan para pemberontak penentang rezim Presiden Bashar Assad itu diduga melibatkan gas saraf.

Kecurigaan demikian menyembul karena ratusan korban menderita gejala selaras dengan reaksi terkena gas saraf, begitu tulis BBC.

Kesaksian seorang warga perempuan berusia 14 tahun yang disiarkan oleh The New York Times ikut menegaskan kemungkinan serangan gas saraf.

Menurut Mariam Abu Khalil, sang saksi dimaksud, ia melihat sebuah pesawat menjatuhkan bom ke bangunan berlantai satu. Tidak lama kemudian, awan berbentuk jamur kekuningan--nan "serupa kabut musim dingin"--membubung.

Mariam berkata ada orang-orang datang dan berupaya menolong korban cedera. Namun, katanya, "mereka menghirup gas itu dan mati".

Waktu menunjukkan fajar. Lebih banyak warga melapor tentang kondisi anggota keluarga yang mati di ranjang. Keadaan para korban nyaris seragam: pupil mengecil, mulut berbusa, sukar bernafas, dan kejang hebat.

Sejumlah pihak merujuk penggunaan sarin. Namun, "bisa jadi ada bahan lain yang digunakan, atau gabungan beberapa unsur. Kita tidak boleh terjebak dengan pemikiran bahwa cuma satu substansi yang dipakai," ujar seorang pakar senjata kimia Inggris, Richard Guthrie, dikutip The Guardian.

Organisasi Dokter Tanpa Tapal Batas, atau Medecins Sans Frontieres, menyatakan bahwa para korban yang mereka rawat menunjukkan tanda-tanda terpajan gas saraf dan klorin.

"Bau pemutih muncul dari tubuh para korban. Itu menyiratkan bahwa mereka terpajan klorin," demikian pernyataan kelompok kemanusiaan tersebut.

Meski begitu, terdapat pula keterangan bahwa para korban serangan setidaknya "terpajan dua agen kimia".

Pernyataan militer Suriah dilansir oleh BBC menampik tudingan penggunaan zat kimia atau gas beracun dalam bentuk apa pun pada serangan di Khan Sheikhoun, Idlib.

"(Militer Suriah) tak pernah memakai (bahan-bahan dimaksud)--kapan saja, di mana saja--dan takkan melakukan hal demikian di masa mendatang," demikian bunyi pernyataan itu.

Abdul Hamid Alyousef menjadi salah satu warga yang menerima efek serangan mematikan pada Selasa. 22 anggota keluarganya mati tanpa sempat mengucapkan salam perpisahan kepadanya.

"Katakan selamat tinggal, duhai ananda, katakan selamat tinggal," ujarnya pada kembar Aya dan Ahmad, masing-masing berusia sembilan bulan, yang tergolek di gendongannya. Sambil mengatakan itu, ia mengusap rambut kedua bayi tak bernyawa itu.

Trah Alyousef--salah satu klan terbesar di kota Khan Sheikhoun--termasuk pihak paling serius menanggung dampak serangan.

"Saya berada tepat di sisi mereka. Saya membawa keduanya keluar bersama-sama dengan ibundanya," ujar Alyousef dikutip Associated Press (h/t ABC). "Saat itu mereka masih sadar. Tapi, 10 menit kemudian, kami mencium bau (gas), dan anak-anak saya tak lagi bisa (menahannya)".

Selagi dikuasai kesedihan, ia pun menyebutkan satu per satu kerabatnya yang meninggal. "Abangku Yasser mati. Saya tak bisa menolongnya. Begitu juga adikku Abdul Karim. Saya juga tak bisa menolong kemenakanku, Yasser Muhammad. Ammar, kemenakanku yang lain, juga tak tertolong. Shaimaa, kemenakan perempuanku, tak bisa kuselamatkan. Adik iparku juga demikian. Dua orang yang bekerja membantu di rumah kami, 11 anggota keluarga kami yang lain. Khalid dan istrinya, Abunajib, istrinya, dan anaknya," katanya.

Sementara itu, Rusia, sekutu rezim Assad, mengklaim bahwa serangan militer Suriah menghantam gudang milik teroris (pemberontak) yang berisi zat-zat beracun.

Dilansir Newsweek, Kementerian Pertahanan Rusia merilis pernyataan yang menekankan bahwa "menurut data objektif dari unit kendali angkasa Rusia, pesawat Suriah mengebom gudang besar milik teroris dekat Khan Sheikhoun" di provinsi Idlib.

Menurut kementerian itu, lokasi serangan memuat "gudang tempat membuat bom dengan zat beracun". Selain itu, senjata-senjata dimaksud tersimpan di gudang bakal dikirim ke para pejuang di Irak.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...rang-gas-saraf

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Akal-akalan keluarga Atut terbongkar

- MK tolak permohonan pidana untuk hidung belang

- Sampah, keluhan terbesar warga DKI Jakarta

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.3K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan