- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Susi Bawa Nelayan Penderita Tumor Tulang Ganas ke Jakarta Pakai Susi Air


TS
parenkim
Susi Bawa Nelayan Penderita Tumor Tulang Ganas ke Jakarta Pakai Susi Air
Susi Bawa Nelayan Penderita Tumor Tulang Ganas ke Jakarta Pakai Susi Air

Quote:
Wakatobi - Dalam kunjungan kerjanya ke kawasan Mola Raya, kampung Suku Bajo, Kecamatan Wangi-wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi pada Senin (3/4), Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bertemu dengan Dudung (24), seorang nelayan muda yang mengalami tumor tulang ganas.
Lutut kanannya mengalami pembengkakan sangat besar sehingga ia tak bisa berjalan. Prihatin melihat keadaan Dudung, esok harinya, Selasa (4/4/2017), Susi membawanya ke Jakarta untuk segera mendapatkan penanganan di RSPAD Gatot Subroto.
Dudung dibawa ke Jakarta oleh Susi dan rombongan dengan menggunakan penerbangan Susi Air dari bandara Matahora, Wangi-wangi, Wakatobi. Dudung didampingi oleh bibinya bernama Nita dan kakaknya yang bernama Husna.
Awalnya Dudung sempat menolak untuk dibawa. Sebab, dulu saat diperiksa di Makassar, dokter pernah memberitahu bahwa kaki Dudung harus diamputasi.

Jelas saja Dudung yang hobi bermain bola dan dikenal sebagai striker di desanya ketakutan. Namun berkat bujukan keluarga dan tim Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), akhirnya Dudung luluh.
"Nak, mau saja ya dibawa ke Jakarta. Ini kesempatan, Nak," bujuk Tuti, ayah kandung Dudung.
Dudung merupakan anak kedua dari pasangan Tuti (50) dan Mula (40). Penyakit yang dideritanya dimulai pada Juli 2015 lalu. Kakak Dudung, Husna (26) bercerita awalnya Dudung mengeluhkan gatal pada lututunya.
"Dulu habis main bola, dia pergi nangkap ikan ke laut. Pulang dari sana, dia ngeluh kakinya gatal. Diobatin ke puskesmas, sudah hilang gatalnya. Setelah itu pergi ke Kendari lagi nangkap ikan, pulang-pulang ngeluh gatal lagi. Setelah itu diurut dan bengkak sampai tidak bisa jalan," cerita Husna.

Keluarga Dudung mengaku tak punya uang untuk melakukan pengobatan di rumah sakit. Jangankan untuk berobat, untuk makan sehari-hari saja mereka mengaku kesulitan. Terlebih, Dudung yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga tak dapat lagi mencari nafkah.
"Kita sudah gadaikan kita punya rumah. Kita juga sudah jual bodi (badan perahu kecil) semua untuk Dudung, " ungkap Mula saat ditemui di kediamannya di Dusun 1, Desa Samaturu, Wangi-wangi Selatan.
Untuk menghidupi keluarganya, Mula mengaku ia bersama suami dan anak-anak bekerja mengumpulkan pasir untuk dijual. Mula juga mengaku menawarkan jasa bersih-bersih rumah kepada tetangga.
"Bagaimana mau nangkap ikan lagi kita. Adik Dudung ada, ikut bodi kecil di Maluku, mesin (perahu) juga ada bantuan dari desa, tapi bodi tidak ada. Kalau balik ke sini juga tidak bisa nangkap ikan," cerita Mula.
Keluarga sangat mengharapkan kesembuhan Dudung. "Kita pasrah saja. Pengobatan apapun kita dukung saja. Asal anak kami bisa sembuh lagi," ungkap Tuti, ayah Dudung.
Dalam kunjungannya ke kawasan Mola Raya kampung Suku Bajo, Susi menemukan keadaan kampung nelayan yang penuh sampah. Di sana Susi juga menemukan banyak sekali masyarakat yang sakit.
Oleh karena itu, dalam kunjungan kali ini Susi bersama rombongan melakukan kerja bakti membersihkan sampah-sampah yang bertebaran, saluran air, dan akses MCK warga, serta menyediakan layanan berobat gratis.
"Warga suku Bajo yang sakit-sakit, bisa berobat ke Poskesdes yang sudah disediakan. Kita buka dua hari. Yang sakit parah, kalau butuh rujukan ke rumah sakit yang besar, nanti akan dibantu," ungkap Susi di hari pertama kunjungannya ke Mola Raya, Senin (3/4/2017).
Susi berpesan agar warga tidak lagi membuang sampah lagi laut, karena menurutnya, lingkungan yang kotor bisa menjadi sumber penyakit. (ang/dna)
Lutut kanannya mengalami pembengkakan sangat besar sehingga ia tak bisa berjalan. Prihatin melihat keadaan Dudung, esok harinya, Selasa (4/4/2017), Susi membawanya ke Jakarta untuk segera mendapatkan penanganan di RSPAD Gatot Subroto.
Dudung dibawa ke Jakarta oleh Susi dan rombongan dengan menggunakan penerbangan Susi Air dari bandara Matahora, Wangi-wangi, Wakatobi. Dudung didampingi oleh bibinya bernama Nita dan kakaknya yang bernama Husna.
Awalnya Dudung sempat menolak untuk dibawa. Sebab, dulu saat diperiksa di Makassar, dokter pernah memberitahu bahwa kaki Dudung harus diamputasi.

Jelas saja Dudung yang hobi bermain bola dan dikenal sebagai striker di desanya ketakutan. Namun berkat bujukan keluarga dan tim Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), akhirnya Dudung luluh.
"Nak, mau saja ya dibawa ke Jakarta. Ini kesempatan, Nak," bujuk Tuti, ayah kandung Dudung.
Dudung merupakan anak kedua dari pasangan Tuti (50) dan Mula (40). Penyakit yang dideritanya dimulai pada Juli 2015 lalu. Kakak Dudung, Husna (26) bercerita awalnya Dudung mengeluhkan gatal pada lututunya.
"Dulu habis main bola, dia pergi nangkap ikan ke laut. Pulang dari sana, dia ngeluh kakinya gatal. Diobatin ke puskesmas, sudah hilang gatalnya. Setelah itu pergi ke Kendari lagi nangkap ikan, pulang-pulang ngeluh gatal lagi. Setelah itu diurut dan bengkak sampai tidak bisa jalan," cerita Husna.

Keluarga Dudung mengaku tak punya uang untuk melakukan pengobatan di rumah sakit. Jangankan untuk berobat, untuk makan sehari-hari saja mereka mengaku kesulitan. Terlebih, Dudung yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga tak dapat lagi mencari nafkah.
"Kita sudah gadaikan kita punya rumah. Kita juga sudah jual bodi (badan perahu kecil) semua untuk Dudung, " ungkap Mula saat ditemui di kediamannya di Dusun 1, Desa Samaturu, Wangi-wangi Selatan.
Untuk menghidupi keluarganya, Mula mengaku ia bersama suami dan anak-anak bekerja mengumpulkan pasir untuk dijual. Mula juga mengaku menawarkan jasa bersih-bersih rumah kepada tetangga.
"Bagaimana mau nangkap ikan lagi kita. Adik Dudung ada, ikut bodi kecil di Maluku, mesin (perahu) juga ada bantuan dari desa, tapi bodi tidak ada. Kalau balik ke sini juga tidak bisa nangkap ikan," cerita Mula.
Keluarga sangat mengharapkan kesembuhan Dudung. "Kita pasrah saja. Pengobatan apapun kita dukung saja. Asal anak kami bisa sembuh lagi," ungkap Tuti, ayah Dudung.
Dalam kunjungannya ke kawasan Mola Raya kampung Suku Bajo, Susi menemukan keadaan kampung nelayan yang penuh sampah. Di sana Susi juga menemukan banyak sekali masyarakat yang sakit.
Oleh karena itu, dalam kunjungan kali ini Susi bersama rombongan melakukan kerja bakti membersihkan sampah-sampah yang bertebaran, saluran air, dan akses MCK warga, serta menyediakan layanan berobat gratis.
"Warga suku Bajo yang sakit-sakit, bisa berobat ke Poskesdes yang sudah disediakan. Kita buka dua hari. Yang sakit parah, kalau butuh rujukan ke rumah sakit yang besar, nanti akan dibantu," ungkap Susi di hari pertama kunjungannya ke Mola Raya, Senin (3/4/2017).
Susi berpesan agar warga tidak lagi membuang sampah lagi laut, karena menurutnya, lingkungan yang kotor bisa menjadi sumber penyakit. (ang/dna)
terimakasih bu susi :terimakasih
SUMBER
0
1.3K
Kutip
7
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan