- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Napi Kelola Bunker di Bawah Kasur, Ternyata Sudah Lama Ada di Penjara Tanjungusta


TS
hantupuskom
Napi Kelola Bunker di Bawah Kasur, Ternyata Sudah Lama Ada di Penjara Tanjungusta
MEDAN, TRIBUN-Peredaran narkotika dari dalam maupun luar Lembaga Pemasyarakatan Klas IA Tanjunggusta, Medan masih marak. Buktinya, narkotika jenis ganja kering seberat 10 kg ditemukan di dalam sel tahanan Blok Senyum Kamar 14/T5. Ganja kering siap edar berada di dalam bunker kamar milik narapidana Paino.
Tempat penyimpanan narkotika jenis ganjakering seberat 10 kg menyerupai bunker. Ukuran penyimpanan tersebut sepanjang 80 cm, lebar 50 cm dan kedalaman mencapai 40 cm. Posisinya berada di bawah kasur, bunker didesain menggunakan susunan bata. Dalam kasus ini, turut juga diamankan narapidana bernama Yusrizal Daulay alias Ijal alias Ebot yang berperan sebagai pemodal.
Bunker ini ternyata sudah ada sejak lama di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjunggusta. Bunker ini ditemukan persis di bawah kasur Paino, seorang narapidana kasus pidana narkoba.
"Dari dulu sudah ada. Ketika kami periksa, ini loh kok bolong gitu. Ada penyekat semen di sini. Nah, di situ kami curigai dan langsung periksa. Ternyata di dalamnya disimpan ganja," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Sumut Hermawan Yunianto kepada Harian Tribun Medan/Tribun-Medan.com via selular, kemarin malam.
Seyogianya, di bawah kasur tempat tidur para narapidana tidak ada ruangan lagi. Namun, tepat di bawah kasur Paino, petugas menemukan tempat penyimpanan rahasia.
"Yang jelas kolong tempat tidur satu badan, disekat bagian tengahnya saja. Sebetulnya di bawah tempat tidur tidak ada apa-apa, tapi dibuat menyerupai ruangan kecil," ujarnya.
Ia mengatakan, selama ini pihak Lapas belum melakukan razia rutin seketat itu yakni memeriksa segala sudut kamar narapidana. Hal itu baru dilakukan ketika Hermawan menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Lapas Tanjunggustamenggantikan Toga Effendi, Januari lalu.
"Selama ini mungkin tidak ada kegiatan pemeriksaan sampai sedetail itu. Semenjak saya menjadi Plt dan baru satu bulan, barulah kita terapkan secara pelan-pelan karena kita tidak mau secara menusuk-menusuk nanti takut rusuh," kata Hermawan.
Kepala Lapas Tanjunggusta, Asep Syarifudin saat dikonfirmasi, belum memberikan komentar mengenai temuanganja ini. Ia mengatakan, sedang berada di luar kota mengikuti kegiatan bersama Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Sumut, Ibnu Chuldun di Jakarta.
Masih menurut Hermawan Yunianto, temuan ganja kering ini buah hasil intuisi dan feelling petugas Lapas yang mengendus keberadaan barang haram berada di dalam kamar tersangka.
"Itu hasil razia rutin teman-teman pengamanan Lapas Tanjunggusta. Itu feeling teman-teman yang semakin hari kian baik. Jadi di samping feelling dari razia rutin, deteksi yang dilakukan dan akhirnya di dalam tempat tidur itu ditemukan ganja," kata Hermawan.
Untuk mengelabui petugas Lapas, Paino cukup cerdik menyembunyikan ganjakering. Ia mendesain kolong kamar tidurnya menyerupai bunker untuk menyimpan 10 kg ganja tersebut. "Di bawah tempat tidur kan ada kolong, tapi kolong itu separuhnya dibuat dinding, ada kecurigaan bahwa tersangka simpan narkoba di dalam kolong itu," kata Hermawan.
Saat disinggung perihal feelling petugas Lapas untuk sasaran berikutnya, ia tidak bisa memberikan bocorannya. Tapi rencananya, petugas akan kembali menyisir seputar kamar tersangka.
"Ya itu kita nggak bisa main duga-duga, nggak bisa ditentukan besok kamar ini, besok kamar yang sana. Kemungkinan kami akan periksa kamar di sekitar itu lagi. Biasanya kalau sudah digeledah, mereka merasa aman, makanya kami rencana di seputar kamar itu lagi," katanya.
Belajar dari kejadian ini, Lapas Tanjunggusta tak akan diam begitu saja. Untuk mencegah peradaran narkotika dari dalam maupun luar Lapas, petugas akan memperketat penjagaannya di pintu utama. Baik pengunjung dan petugas akan diperiksa.
"Itu sumber pastinya lewat pintu utama. Jadi kita akan perketat pintu utama untuk melakukan penggeledahan terhadap siapapun yang keluar masuk lewat pintu utama. Termasuk kepala divisi sendiri, kalau masuk digeledah," katanya.
Selain lewat pintu utama, peredaran narkoba di dalam Lapas juga sering terjadi melalui modus lempar batu. Ia meyakini, modus seperti ini juga sering ditemukan petugas Lapas. Kesulitan yang dihadapi petugas yakni minimnya personel di dalam Lapas untuk menjaga beberapa pos pengamanan yang tersebar di dalam.
"Kalau menurut saya fifty-fifty lah (lewat pintu utama dan modus lempar batu). Untuk mencegahnya ya harus dipagari betul-betul dan menempatkan petugas di pos penjagaaan. Tapi masalah yang kita hadapi saat ini minimnya petugas yang berjaga. Semoga ke depannya pengawasannya akan kita perketat lagi," kata Hermawan.
Transaksi Narapidana
Kepala Pengamanan Lapas TanjunggustaMuda Husni menerangkan, dari pengakuan kedua tersangka ganja kering sudah di dalam Lapas sejak dua pekan lalu. Rencananya, ganja ini akan diperjualbelikan kepada narapidana untuk dikonsumsi.
"Syafrizal pemiliknya, kemudian Paino menawari ganja itu kepada narapidana lainnya. Makanya, kami lakukan razia rutin sebagai komitmen kita untuk memberantas narkoba di dalam Lapas," kata Husni.
Pemindai Badan
Untuk memberangus peradaran narkoba dari dalam maupun luar Lapas, petugas tetap konsisten memberantas peredaran narkotika sesuai dengan daya dukung yang ada. Seperti memanfatkan pemberian alat bantu X-ray dan body scanner (pemindai badan).
"Kami juga baru mendapatkan kiriman x-ray, mendeteksi barang keluar-masuk termasuk body scanner yang mudah-mudahan meminimalisir peredaran narkotika karena modusnya banyak. Kami berusaha mengimbangi modus baru itu, semua lini kita tempuh. Andai kata masih ada itulah fakta kita tidak tutup-tutupi. Kami juga meminimalisir penggunaan alat-alat telekomunikasi seperti mengaktifkan jammer serta membuat wartel (warung telepon) khusus bagi napi, murah, silakan pakai," ucap Hermawan.
Atas temuan ini, Hermawan berjanji akan memperketat penjagaan di dalam maupun luar lapas. Seperti, membentuk satuan tugas (satgas) guna meningkatkan pelayanan dan kualitas Lapas secara persuasif.
Sementara ini, petugas menertibkan dan membenahi di internal Lapas, dengan melibatkan membentuk satgas untuk peningkatakan kualitas pelayanan pemasyarakatan di Lapas. Pendekatannya secara persuasif, agar tidak salah langkah, kontraproduktif. "Ya, jadi pelan-pelan lah, kita melakukan pembenahan di dalam," kata Hermawan.
Selanjutnya, pembenahan yang menjurus ke arah kondisi lapas yang kondusif, secara bertahap juga mulai dibenahi. Mulai dari pelayanan makan para tahanan hingga larangan menggunakan telepon genggam. "Nanti, tahapan berikutnya, peningakatan layanan makan dan seterusnya pada akhirnya penggunanaan hp (handphone) tidak akan dibenarkan," kata Hermawan. (ase)
sumur:
http://medan.tribunnews.com/amp/2017/04/04/napi-kelola-bunker-di-bawah-kasur-ternyata-sudah-lama-ada-di-penjara-tanjungusta
prestasi dari provinsi yg dikuasai oleh preman yg dilindungi para wereng
sialnya ane tinggal di nih provinsi
Tempat penyimpanan narkotika jenis ganjakering seberat 10 kg menyerupai bunker. Ukuran penyimpanan tersebut sepanjang 80 cm, lebar 50 cm dan kedalaman mencapai 40 cm. Posisinya berada di bawah kasur, bunker didesain menggunakan susunan bata. Dalam kasus ini, turut juga diamankan narapidana bernama Yusrizal Daulay alias Ijal alias Ebot yang berperan sebagai pemodal.
Bunker ini ternyata sudah ada sejak lama di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjunggusta. Bunker ini ditemukan persis di bawah kasur Paino, seorang narapidana kasus pidana narkoba.
"Dari dulu sudah ada. Ketika kami periksa, ini loh kok bolong gitu. Ada penyekat semen di sini. Nah, di situ kami curigai dan langsung periksa. Ternyata di dalamnya disimpan ganja," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Sumut Hermawan Yunianto kepada Harian Tribun Medan/Tribun-Medan.com via selular, kemarin malam.
Seyogianya, di bawah kasur tempat tidur para narapidana tidak ada ruangan lagi. Namun, tepat di bawah kasur Paino, petugas menemukan tempat penyimpanan rahasia.
"Yang jelas kolong tempat tidur satu badan, disekat bagian tengahnya saja. Sebetulnya di bawah tempat tidur tidak ada apa-apa, tapi dibuat menyerupai ruangan kecil," ujarnya.
Ia mengatakan, selama ini pihak Lapas belum melakukan razia rutin seketat itu yakni memeriksa segala sudut kamar narapidana. Hal itu baru dilakukan ketika Hermawan menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Lapas Tanjunggustamenggantikan Toga Effendi, Januari lalu.
"Selama ini mungkin tidak ada kegiatan pemeriksaan sampai sedetail itu. Semenjak saya menjadi Plt dan baru satu bulan, barulah kita terapkan secara pelan-pelan karena kita tidak mau secara menusuk-menusuk nanti takut rusuh," kata Hermawan.
Kepala Lapas Tanjunggusta, Asep Syarifudin saat dikonfirmasi, belum memberikan komentar mengenai temuanganja ini. Ia mengatakan, sedang berada di luar kota mengikuti kegiatan bersama Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Sumut, Ibnu Chuldun di Jakarta.
Masih menurut Hermawan Yunianto, temuan ganja kering ini buah hasil intuisi dan feelling petugas Lapas yang mengendus keberadaan barang haram berada di dalam kamar tersangka.
"Itu hasil razia rutin teman-teman pengamanan Lapas Tanjunggusta. Itu feeling teman-teman yang semakin hari kian baik. Jadi di samping feelling dari razia rutin, deteksi yang dilakukan dan akhirnya di dalam tempat tidur itu ditemukan ganja," kata Hermawan.
Untuk mengelabui petugas Lapas, Paino cukup cerdik menyembunyikan ganjakering. Ia mendesain kolong kamar tidurnya menyerupai bunker untuk menyimpan 10 kg ganja tersebut. "Di bawah tempat tidur kan ada kolong, tapi kolong itu separuhnya dibuat dinding, ada kecurigaan bahwa tersangka simpan narkoba di dalam kolong itu," kata Hermawan.
Saat disinggung perihal feelling petugas Lapas untuk sasaran berikutnya, ia tidak bisa memberikan bocorannya. Tapi rencananya, petugas akan kembali menyisir seputar kamar tersangka.
"Ya itu kita nggak bisa main duga-duga, nggak bisa ditentukan besok kamar ini, besok kamar yang sana. Kemungkinan kami akan periksa kamar di sekitar itu lagi. Biasanya kalau sudah digeledah, mereka merasa aman, makanya kami rencana di seputar kamar itu lagi," katanya.
Belajar dari kejadian ini, Lapas Tanjunggusta tak akan diam begitu saja. Untuk mencegah peradaran narkotika dari dalam maupun luar Lapas, petugas akan memperketat penjagaannya di pintu utama. Baik pengunjung dan petugas akan diperiksa.
"Itu sumber pastinya lewat pintu utama. Jadi kita akan perketat pintu utama untuk melakukan penggeledahan terhadap siapapun yang keluar masuk lewat pintu utama. Termasuk kepala divisi sendiri, kalau masuk digeledah," katanya.
Selain lewat pintu utama, peredaran narkoba di dalam Lapas juga sering terjadi melalui modus lempar batu. Ia meyakini, modus seperti ini juga sering ditemukan petugas Lapas. Kesulitan yang dihadapi petugas yakni minimnya personel di dalam Lapas untuk menjaga beberapa pos pengamanan yang tersebar di dalam.
"Kalau menurut saya fifty-fifty lah (lewat pintu utama dan modus lempar batu). Untuk mencegahnya ya harus dipagari betul-betul dan menempatkan petugas di pos penjagaaan. Tapi masalah yang kita hadapi saat ini minimnya petugas yang berjaga. Semoga ke depannya pengawasannya akan kita perketat lagi," kata Hermawan.
Transaksi Narapidana
Kepala Pengamanan Lapas TanjunggustaMuda Husni menerangkan, dari pengakuan kedua tersangka ganja kering sudah di dalam Lapas sejak dua pekan lalu. Rencananya, ganja ini akan diperjualbelikan kepada narapidana untuk dikonsumsi.
"Syafrizal pemiliknya, kemudian Paino menawari ganja itu kepada narapidana lainnya. Makanya, kami lakukan razia rutin sebagai komitmen kita untuk memberantas narkoba di dalam Lapas," kata Husni.
Pemindai Badan
Untuk memberangus peradaran narkoba dari dalam maupun luar Lapas, petugas tetap konsisten memberantas peredaran narkotika sesuai dengan daya dukung yang ada. Seperti memanfatkan pemberian alat bantu X-ray dan body scanner (pemindai badan).
"Kami juga baru mendapatkan kiriman x-ray, mendeteksi barang keluar-masuk termasuk body scanner yang mudah-mudahan meminimalisir peredaran narkotika karena modusnya banyak. Kami berusaha mengimbangi modus baru itu, semua lini kita tempuh. Andai kata masih ada itulah fakta kita tidak tutup-tutupi. Kami juga meminimalisir penggunaan alat-alat telekomunikasi seperti mengaktifkan jammer serta membuat wartel (warung telepon) khusus bagi napi, murah, silakan pakai," ucap Hermawan.
Atas temuan ini, Hermawan berjanji akan memperketat penjagaan di dalam maupun luar lapas. Seperti, membentuk satuan tugas (satgas) guna meningkatkan pelayanan dan kualitas Lapas secara persuasif.
Sementara ini, petugas menertibkan dan membenahi di internal Lapas, dengan melibatkan membentuk satgas untuk peningkatakan kualitas pelayanan pemasyarakatan di Lapas. Pendekatannya secara persuasif, agar tidak salah langkah, kontraproduktif. "Ya, jadi pelan-pelan lah, kita melakukan pembenahan di dalam," kata Hermawan.
Selanjutnya, pembenahan yang menjurus ke arah kondisi lapas yang kondusif, secara bertahap juga mulai dibenahi. Mulai dari pelayanan makan para tahanan hingga larangan menggunakan telepon genggam. "Nanti, tahapan berikutnya, peningakatan layanan makan dan seterusnya pada akhirnya penggunanaan hp (handphone) tidak akan dibenarkan," kata Hermawan. (ase)
sumur:
http://medan.tribunnews.com/amp/2017/04/04/napi-kelola-bunker-di-bawah-kasur-ternyata-sudah-lama-ada-di-penjara-tanjungusta
prestasi dari provinsi yg dikuasai oleh preman yg dilindungi para wereng
sialnya ane tinggal di nih provinsi

Diubah oleh hantupuskom 04-04-2017 23:11
-1
2.3K
16


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan