- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
8 Tanda bahwa kamu lebih cocok disebut sebagai pemimpin daripada bos.


TS
sidqyf
8 Tanda bahwa kamu lebih cocok disebut sebagai pemimpin daripada bos.

Seorang pemimpin, sudah pasti seorang bos yang baik. Tetapi seorang bos, belum tentu pemimpin yang baik. Meski keduanya tampak sama, namun sebetulnya berbeda. Bos membuat para bawahannya bergidik ngeri, dan bahkan gemar membicarakannya di belakang. Bos juga seringkali dijauhi. Sementara pemimpin, membuat para bawahannya senang mendekat serta membaur dengannya. Pemimpin memiliki wibawa, dan bahkan para bawahannya pun menganggap diri mereka sendiri bukanlah bawahan. Melainkan, sahabat yang sedang bersama-sama bergerak mensukseskan sebuah tujuan. Sedangkan hubungan antara bos dan karyawan malah terlihat seperti hubungan antara raja dengan budak. Hubungan keduanya, berjarak. Tak heran kalau di depan, bawahan menghormati. Tetapi di belakang, memaki-maki.
1. Kamu memiliki kesabaran yang tinggi, dan telaten dalam mengerjakan sesuatu.

“Yang bisa menyesuaikan dengan standar, maka bergabung dengan kami. Lalu bagi yang tidak, get out!” begitu kurang lebih, sikap-sikap yang menunjukkan bahwa seseorang itu bos. Bukan pemimpin. Karena pemimpin memiliki cara tersendiri dalam menangani persoalan orang-orang tertinggal.
Seorang pemimpin akan dengan senang hati menyodorkan tangan, kemudian menariknya ke atas. Bagi seorang pemimpin, siapa saja bisa naik ke atas seperti dirinya. Dan dia juga percaya bahwa yang sekarang sedang di atas, sewaktu-waktu dapat kembali turun ke bawah.
2. Seorang pemimpin memiliki kepekaan dalam membaca potensi. Baik itu potensi pada dirinya, maupun potensi yang orang lain miliki. Sehingga ia bisa menempatkan setiap orang sesuai porsinya.

Bos lebih suka merapkan suatu standar tertentu, dan memaksa orang lain (yang dengan kelebihan berbeda-beda itu) untuk mencapai standar yang sama. Lalu ketika ada bawahannya yang berhasil mencapai, maka tiba saatnya bagi mereka untuk di eksploitasi.
Berbeda dengan seorang pemimpin. Menurutnya, semua orang itu cerdas. Memiliki kelebihan pada bidangnya masing-masing. Sehingga, langkah sederhana agar visi dan misinya bisa tercapai ialah mendeteksi kelebihan dari masing-masing orang, lalu menempatkan setiap dari mereka sesuai dengan porsinya.
3. Pemimpin selalu mengedepankan riset logis saat mengemukakan pendapat. Tetapi dia juga dengan rendah hati, membuka diri untuk setiap masuknya kritik dan saran.

Bos sangat tidak suka kritik. Apalagi saran. Baginya, pendapatnya adalah yang paling benar. Sekalipun salah, ia akan mencari cara dan mengumpulkan beragam fakta agar apa yang telah ia kemukakan tersebut, bisa menjadi benar.
Sementara pemimpin, lebih suka mengedepankan logika dalam berpendapat. Namun ia juga tak melulu percaya kepada hasil riset. Saran, kritik dan masukan juga ia buka di forum, agar pendapatnya yang semula ia anggap benar tersebut, bisa dilihat dari sudut pandang berbagai sisi.
4. Saat berhasil, pemimpin lebih suka berkata “Ini adalah hasil kerja keras kita bersama!”

Keberhasilan sebuah instansi atau organisasi, tak akan terjadi tanpa adanya atasan yang mumpuni. Inilah yang terkadang dibanggakan oleh para bos. Kesuksesan yang diraih, ia anggap sebagai hasil pencapaiannya. Ia begitu haus akan pujian-pujian dari orang lain.
Berbeda dengan pemimpin. Bagi pemimpin, yang paling penting adalah kekompakan tim dan kerja nyata. Piala-piala sebagai simbol keberhasilan itu hanyalah pemanis semata. Karena bagi pemimpin:
“Apalah arti euforia? Toh, esok hari kita tetap kembali mengedepankan kerja nyata.”
Bukan berarti pemimpin membenci euforia. Tetapi mereka tetap seimbang dalam keadaan apa pun. Apabila gagal, ia akan mengevaluasi, lalu menemukan cara lain agar bisa berhasil. Kemudian ketika berhasil, ia tetap melakukan evaluasi dan berfokus untuk mencapai keberhasilan selanjutnya. Alih-alih berkata “Ini berkat kerja keras saya!” pemimpin lebih suka mengatakan: “Ini hasil kerja keras kita!”
5. Pemimpin akan membesarkan hati, sementara bos akan menciutkan nyali.

Jatuh dan bangun itu sudah biasa dalam banyak hal di kehidupan ini. Jadi, bagi pemimpin, hal seperti ini sudah biasa. Baginya, yang paling penting ialah melakukan evaluasi, dan jangan sampai kesalahan sama terulang kembali. Gagal memang pedih. Namun bagi pemimpin, tugasnya bukanlah untuk ikut-ikutan sedih. Tetapi membesarkan hati orang-orang yang bekerja bersamanya. Karena baginya, gagal adalah soal belum ketemunya cara untuk berhasil dan berjalan di jalur yang benar.
Sementara bagi bos, ia lebih suka menciutkan nyali. Bahkan, ini ia lakukan sejak ‘perang’ belum dimulai, yakni dengan ucapan semacam:
“Kalau sampai gagal, kamu akan saya pecat!”
Nah, kalimat-kalimat penciut nyali seperti di atas itulah yang menandakan kalau seseorang itu levelnya masih bos. Belum pemimpin.
6. Pemimpin, sedikit sekali dalam berbicara. Ia banyak bekerja. Baginya, hasil karyanya sudah cukup sebagai ‘bicaranya’ kepada khalayak. Selain itu, pemimpin juga pandai menempatkan prioritas.

Ketika ada sebuah tugas yang datang kepada seorang pemimpin, hal yang pertama ia tanyakan kepada dirinya sendiri ialah:
“Bagaimana cara mengerjakannya?”
Apabila ketemu jawabannya, ia akan langsung mengerjakannya. Namun bila tidak, ia tetap akan melaksanakannya. “Learning by doing,” begitu katanya.
Selain itu, pemimpin juga mampu menempatkan prioritas dengan baik. Kala banyak pekerjaan datang melanda, maka ia akan mengurutkan seluruhnya sesuai dengan urutan kepentingannya.
7. Pemimpin selalu bisa hangat dalam berinteraksi, dan membuat orang-orang di sekitarnya bisa merasa aman serta nyaman.

Tak jarang apabila pemimpin sangat suka sekali mengalah. Baginya, kalah berdebat belum tentu kalah. Baginya, hal yang paling utama ialah menjaga hubungan baik dengan orang lain. Siapa pun dia. Baik bawahannya, maupun koleganya.
Sikap supel yang ia miliki ini membuatnya hangat dalam berbaur dengan orang lain. Sehingga, orang-orang akan merasa aman apabila dekat dengannya, dan nyaman ketika bergaul dengannya. Tetapi, bukan berarti pemimpin suka menggauli. Karena bergaul dan menggauli itu sungguh dua hal yang berbeda. Jadi, bedakan!
8. Ketika orang lain melakukan kesalahan, yang bahkan itu sampai berdampak merugikannya, seorang pemimpin akan lebih memilih untuk mencari solusi bersama, agar masalahnya terpecahkan.

Berbeda dengan bos yang gemar sekali menyalahkan saat ada bawahannya salah.
Pemimpin lebih suka fokus kepada solusi. Tak peduli siapa pun yang salah. Baginya, mencari solusi adalah investasi waktu yang bijak, ketimbang menghabiskan waktu untuk menekuk muka serta mengutuk pihak-pihak yang dianggapnya gagal.
Dari 8 poin di atas, lebih banyak yang sesuai dengan agan ngak kira kira, oiya jangan lupa tinggalkan comment dan rate 5 ea gan





Dan jgn lupa beri sikit cendolnya ea gan







Diubah oleh sidqyf 04-04-2017 11:31
0
1.7K
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan