- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kemlu Pastikan Tak Ada Korban WNI di Rusia
TS
heaven.above
Kemlu Pastikan Tak Ada Korban WNI di Rusia
Selasa, 04 April 2017 | 11:15
St Petersburg - Pemerintah Indonesia memastikan tidak ada korban warga negara Indonesia dalam serangan bom di St Petersburg. Pada Selasa (4/4), Indonesia juga mengecam serangan teror yang terjadi di kawasan kereta bawah tanah St. Petersburg, Senin (3/4).
Pemerintah Indonesia juga menyampaikan dukacita mendalam kepada para korban dan keluarga yang ditinggalkan, serta solidaritas terhadap pemerintah dan rakyat Rusia dalam menghadapi situasi ini.
“Sejauh ini tidak ada korban (warga negara Indonesia/WNI). Barusan kontak dengan mereka, ada sekitar 115 WNI di sana di antaranya 90 orang pelajar,” kata Duta Besar RI untuk Rusia, Wahid Supriyadi, lewat pesan kepada wartawan di Jakarta, Selasa (4/4).
Wahid mengatakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Moskwa terus melakukan koordinasi dengan otoritas setempat untuk mendapatkan perkembangan terbaru dari kejadian tersebut. Selain itu, KBRI Moskwa juga terus berkoordinasi dengan para tokoh masyarakat dan mahasiswa di Rusia.
Para WNI juga diminta terus waspada dan menghindari tempat-tempat yang berpotensi menjadi target serangan serta mematuhi aturan keamanan yang diberlakukan otoritas setempat. Jika ada situasi darurat, WNI di Rusia bisa menghubungi ke hotline KBRI Moskwa nomor +7 925 676 5415. [C-5]
http://www.beritasatu.com/eropa/4231...-di-rusia.html
Untungnya, nggak banyak WNI tinggal disana.
Pelaku Bom St Petersburg Diduga Asal Asia Tengah
St Petersburg - Media Rusia melaporkan, tersangka pelaku peledakan bom di stasiun kereta bawah tanah St Petersburg sudah diidentifikasi, Selasa (4/4). Pelaku disebut berusia sekitar 20 tahun dan berasal dari Asia Tengah.
Pada Senin (3/4), sebuah bom meledak di stasiun bawah tanah kota kedua terbesar Rusia, St Petersburg, Senin (3/4) menewaskan setidaknya 11 orang dan melukai 45 orang.
Sejauh ini, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, kantor berita Rusia, Interfax, menyebutkan badan penegak hukum Rusia mengejar dua tersangka. Disebutkan tersangka telah diidentifikasi namun ada laporan yang saling bertentangan mengenai kasus ini, termasuk soal pelaku bom bunuh diri.
Bom meledakkan kereta saat dalam perjalanan antar stasiun sekitar pukul 14.20 waktu setempat. Masinis langsung memutuskan tidak berhenti, tapi meneruskan ke stasiun berikutnya di Institut Teknologi. Keputusan masinis dipuji oleh Komite Investigasi karena membantu upaya evakuasi dan mengurangi bahaya lebih banyak kematian para penumpang yang mencoba berjalan di sepanjang jalur kereta listrik tersebut. Ledakan yang dilaporkan berasal dari perangkat bom tangan yang menimbulkan hujan peluru/logam, itu terjadi antara stasiun Sennaya dan Institut Teknologi.
Sementara itu, Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah melakukan pembicaraan per telepon setelah ledakan mematikan di St Petersburg, tempat Trump dan Putin menegaskan pentingnya upaya bersama untuk melawan terorisme.
“Presiden menyatakan terorisme adalah kejahatan yang perlu dilawan bersama-sama,” kata juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, seperti dikutip dari Novosti.
Putin dan Trump juga sepakat untuk saling menjaga kontak. Trump menyampaikan dukacita mendalam kepada para korban tewas dari aksi barbar tersebut, disambut dengan ucapan terima kasih dari Putin.
Para saksi mata mengaku melihat para penumpang yang terbakar dan berlumuran darah tumpah ke luar kereta dengan kondisi pintu melengkung karena ledakan. Penumpang yang terluka langsung berbaring di peron kereta yang dipenuhi asap tebal.
“Semua dipenuhi oleh asap, ada banyak pasukan pemadam kebakaran. Mereka menyerukan agar kami mencari jalan keluar dan semua orang berlari, semuanya panik,” kata seorang pelajar, Maria Smirnova, yang keretanya bersebelahan dengan kereta yang diledakkan, disiarkan oleh televisi Dozhd.
http://www.beritasatu.com/eropa/4231...ia-tengah.html
St Petersburg - Pemerintah Indonesia memastikan tidak ada korban warga negara Indonesia dalam serangan bom di St Petersburg. Pada Selasa (4/4), Indonesia juga mengecam serangan teror yang terjadi di kawasan kereta bawah tanah St. Petersburg, Senin (3/4).
Pemerintah Indonesia juga menyampaikan dukacita mendalam kepada para korban dan keluarga yang ditinggalkan, serta solidaritas terhadap pemerintah dan rakyat Rusia dalam menghadapi situasi ini.
“Sejauh ini tidak ada korban (warga negara Indonesia/WNI). Barusan kontak dengan mereka, ada sekitar 115 WNI di sana di antaranya 90 orang pelajar,” kata Duta Besar RI untuk Rusia, Wahid Supriyadi, lewat pesan kepada wartawan di Jakarta, Selasa (4/4).
Wahid mengatakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Moskwa terus melakukan koordinasi dengan otoritas setempat untuk mendapatkan perkembangan terbaru dari kejadian tersebut. Selain itu, KBRI Moskwa juga terus berkoordinasi dengan para tokoh masyarakat dan mahasiswa di Rusia.
Para WNI juga diminta terus waspada dan menghindari tempat-tempat yang berpotensi menjadi target serangan serta mematuhi aturan keamanan yang diberlakukan otoritas setempat. Jika ada situasi darurat, WNI di Rusia bisa menghubungi ke hotline KBRI Moskwa nomor +7 925 676 5415. [C-5]
http://www.beritasatu.com/eropa/4231...-di-rusia.html
Untungnya, nggak banyak WNI tinggal disana.
Quote:
Pelaku Bom St Petersburg Diduga Asal Asia Tengah
St Petersburg - Media Rusia melaporkan, tersangka pelaku peledakan bom di stasiun kereta bawah tanah St Petersburg sudah diidentifikasi, Selasa (4/4). Pelaku disebut berusia sekitar 20 tahun dan berasal dari Asia Tengah.
Pada Senin (3/4), sebuah bom meledak di stasiun bawah tanah kota kedua terbesar Rusia, St Petersburg, Senin (3/4) menewaskan setidaknya 11 orang dan melukai 45 orang.
Sejauh ini, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, kantor berita Rusia, Interfax, menyebutkan badan penegak hukum Rusia mengejar dua tersangka. Disebutkan tersangka telah diidentifikasi namun ada laporan yang saling bertentangan mengenai kasus ini, termasuk soal pelaku bom bunuh diri.
Bom meledakkan kereta saat dalam perjalanan antar stasiun sekitar pukul 14.20 waktu setempat. Masinis langsung memutuskan tidak berhenti, tapi meneruskan ke stasiun berikutnya di Institut Teknologi. Keputusan masinis dipuji oleh Komite Investigasi karena membantu upaya evakuasi dan mengurangi bahaya lebih banyak kematian para penumpang yang mencoba berjalan di sepanjang jalur kereta listrik tersebut. Ledakan yang dilaporkan berasal dari perangkat bom tangan yang menimbulkan hujan peluru/logam, itu terjadi antara stasiun Sennaya dan Institut Teknologi.
Sementara itu, Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah melakukan pembicaraan per telepon setelah ledakan mematikan di St Petersburg, tempat Trump dan Putin menegaskan pentingnya upaya bersama untuk melawan terorisme.
“Presiden menyatakan terorisme adalah kejahatan yang perlu dilawan bersama-sama,” kata juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, seperti dikutip dari Novosti.
Putin dan Trump juga sepakat untuk saling menjaga kontak. Trump menyampaikan dukacita mendalam kepada para korban tewas dari aksi barbar tersebut, disambut dengan ucapan terima kasih dari Putin.
Para saksi mata mengaku melihat para penumpang yang terbakar dan berlumuran darah tumpah ke luar kereta dengan kondisi pintu melengkung karena ledakan. Penumpang yang terluka langsung berbaring di peron kereta yang dipenuhi asap tebal.
“Semua dipenuhi oleh asap, ada banyak pasukan pemadam kebakaran. Mereka menyerukan agar kami mencari jalan keluar dan semua orang berlari, semuanya panik,” kata seorang pelajar, Maria Smirnova, yang keretanya bersebelahan dengan kereta yang diledakkan, disiarkan oleh televisi Dozhd.
http://www.beritasatu.com/eropa/4231...ia-tengah.html
0
1.3K
13
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan