- Beranda
- Komunitas
- Story
- B-Log Personal
Masih sebuah rahasia


TS
herkatryafitra
Masih sebuah rahasia
Dimana waktu bergerak cepat, dan aku masih menanyakan hal sederhana yang masih beliau ajarkan.
Aku bernama Arya dan singkat cerita hidupku biasa biasa saja seperti anak seumuran lainnya, remaja kini buat banyak kenakalan yang baru ku lakukan.
Aku punya beberapa hobi yang pada saat itu enggak diminati banyak orang, street graffiti artist, sampe main music punk / emo / sampe mantepin di thrash metal.
Disitu zona nyamanku, berkreasi berteman banyak dengan orang sealiran semuanya hidup lampu kelapkelip kehidupkanku, sampai aku tertarik pada photography, yahh sampai sekarang belum punya kamera pro sih.
Menjelang akhir sekolah, itu titik diriku jatuh kehilangan semua arah dan ambisi ku, membentuk diriku yang baru saat ini.
Awal november tepat di bulan kelahiranku, ibuku mulai sakit, beliau selalu memakakan tubuhnya demi anakanaknya, beliau seorang dosen filsafat pancasila di sebuah universitas negeri di kota ini.
Hingga pada bulan mei puncak dimana beliau harus dirawat, saat itu juga aku memutuskan segala aktivitas kesenanganku, mulai merawat beliau, diriku dirobek oleh waktu, sang arya bertarung dengan angannya
Dan waktu tidak pernah berjalan mundur, proses metamorfosa manusia ditentukan oleh waktu dan analisa otaknya, 5 tahun berlalu sang Arya ini dititik penghujung studi di sebuah universitas negri ternama di Sumatera.
Banyak prosesi yang menjadikan aku namun entah bagaimana aku seharusnya, banyak ketidak tahuan aku akan diriku sendiri dengan tuhan, aku memasuki waktu dimana tenggelam namun tak mati.
Aku melakukan kewajiban, namun aku kehilangan maksud kenapa tuhan menekankan untuk melakukan ritual itu.
Masih berkutat awan gelap di dalam hidup, sesaknya dada seakan tak merela melepas, bagaimana tuhan memberikan lebih namun aku tidak bisa melepas yang lalu ?, terlalu kufur aku akan nikmat, tuhan maaf.
Pengunguman gelar kerhomatan dari universitas pun aku dapati, tanpa pendamping dari beliau, hanya ada teman disekitarku. Berkecamuk rasa pada hari itu.
Saat ini diriku tengah berada dalam perbudakan perkapitalisan, bukan memungkiri karena uang ku butuhkan untuk hidup, dan mulai aku hidup setengah kehampaan, mulai berangan menjadi mereka diluar jendela. ...
Kenapa diri yang bernama arya, aku melewati waktu dengan banyak tanya, yang kucari semua ada jawabannya namun aku gelap akan kebenaran.
Hampir seluruh waktu ku kuberikan pada dunia benar-benar hanya untuk hidup, aku kehilangan keseimbangan, rotasi bumi menenggelamkanku pada tabu kebenaran akan khayalan.
Begitu berkecamuk hati dan perasaan untuk mencari kedamaianku sendiri, memang terjadi kepincangan setelah fenomena itu, mimpi ini nyata. ...
Aku bernama Arya dan singkat cerita hidupku biasa biasa saja seperti anak seumuran lainnya, remaja kini buat banyak kenakalan yang baru ku lakukan.
Aku punya beberapa hobi yang pada saat itu enggak diminati banyak orang, street graffiti artist, sampe main music punk / emo / sampe mantepin di thrash metal.
Disitu zona nyamanku, berkreasi berteman banyak dengan orang sealiran semuanya hidup lampu kelapkelip kehidupkanku, sampai aku tertarik pada photography, yahh sampai sekarang belum punya kamera pro sih.
Menjelang akhir sekolah, itu titik diriku jatuh kehilangan semua arah dan ambisi ku, membentuk diriku yang baru saat ini.
Awal november tepat di bulan kelahiranku, ibuku mulai sakit, beliau selalu memakakan tubuhnya demi anakanaknya, beliau seorang dosen filsafat pancasila di sebuah universitas negeri di kota ini.
Hingga pada bulan mei puncak dimana beliau harus dirawat, saat itu juga aku memutuskan segala aktivitas kesenanganku, mulai merawat beliau, diriku dirobek oleh waktu, sang arya bertarung dengan angannya
Dan waktu tidak pernah berjalan mundur, proses metamorfosa manusia ditentukan oleh waktu dan analisa otaknya, 5 tahun berlalu sang Arya ini dititik penghujung studi di sebuah universitas negri ternama di Sumatera.
Banyak prosesi yang menjadikan aku namun entah bagaimana aku seharusnya, banyak ketidak tahuan aku akan diriku sendiri dengan tuhan, aku memasuki waktu dimana tenggelam namun tak mati.
Aku melakukan kewajiban, namun aku kehilangan maksud kenapa tuhan menekankan untuk melakukan ritual itu.
Masih berkutat awan gelap di dalam hidup, sesaknya dada seakan tak merela melepas, bagaimana tuhan memberikan lebih namun aku tidak bisa melepas yang lalu ?, terlalu kufur aku akan nikmat, tuhan maaf.
Pengunguman gelar kerhomatan dari universitas pun aku dapati, tanpa pendamping dari beliau, hanya ada teman disekitarku. Berkecamuk rasa pada hari itu.
Saat ini diriku tengah berada dalam perbudakan perkapitalisan, bukan memungkiri karena uang ku butuhkan untuk hidup, dan mulai aku hidup setengah kehampaan, mulai berangan menjadi mereka diluar jendela. ...
Kenapa diri yang bernama arya, aku melewati waktu dengan banyak tanya, yang kucari semua ada jawabannya namun aku gelap akan kebenaran.
Hampir seluruh waktu ku kuberikan pada dunia benar-benar hanya untuk hidup, aku kehilangan keseimbangan, rotasi bumi menenggelamkanku pada tabu kebenaran akan khayalan.
Begitu berkecamuk hati dan perasaan untuk mencari kedamaianku sendiri, memang terjadi kepincangan setelah fenomena itu, mimpi ini nyata. ...
Diubah oleh herkatryafitra 06-04-2017 16:28


someshitness memberi reputasi
1
1.7K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan