- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ironis! Serukan Perjuangan Ummat, Sekjen FUI Ditangkap di Hotel Mewah Kempinski


TS
roberthw
Ironis! Serukan Perjuangan Ummat, Sekjen FUI Ditangkap di Hotel Mewah Kempinski
Sekjen FUI Al-Khaththath Ditangkap di Hotel Kempinski Kamar 123

Jakarta - Sekjen FUI Al-Khaththath ditangkap polisi. Dia ditangkap di kamar 123 Hotel Kempinski, Bundaran HI, Jakarta Pusat.
"Iya benar," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di kawasan Monas, Jakarta, Jumat (31/3/2017). Kombes Argo membenarkan pertanyaan apakah Al-Khaththath ditangkap di Hotel Kempinski kamar nomor 123.
Argo menepis anggapan bahwa penangkapan Al-Khaththath merupakan kriminalisasi terhadap ulama. Dia menegaskan penangkapan Al-Khaththath dan kawan-kawan sudah sesuai dengan prosedur dan profesional.
"Kita profesional saja. Penyidik tentu sudah sesuai prosedur dalam penangkapan ini," ujarnya.
Argo juga menjelaskan alasan penangkapan Al-Khathath dilakukan pagi tadi menjelang aksi 313. "Kenapa hari ini ditangkap, karena laporannya barusan," tuturnya.
Seperti diketahui, Al-Khaththath rencananya akan mengikuti aksi 313, yang diawali dengan kegiatan salat Jumat di Masjid Istiqlal dan unjuk rasa di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Dengan ditangkapnya Al-Khaththath, dipastikan dia tidak akan hadir dalam aksi tersebut.
Sumber: https://news.detik.com/berita/d-3461...nski-kamar-123
Analisa:
Sungguh sebuah ironi yang menyayat hati! Tatkala KH Al-Khaththath menyerukan perjuangan ummat Islam di jalanan, untuk tidak takut kepanasan, kehujanan, kelaparan, kekurangan bekal, kotor terkena debu atau menghadapi gempuran aparat, bahkan ribuan ummat sampai rela tidur sekadarnya di emperan Masjid Istiqlal atau bahkan di trotoar hanya demi menyuarakan perjuangan membela agama, justru beliau sendiri kedapatan menginap di Hotel Kempinski, sebuah hotel mewah bintang 5 di kawasan Bundaran HI.
Sebenarnya, berapakah tarif menginap di kamar Hotel Kempinski ini semalam?

Supaya adil, estimasi tanggal menginap disamakan pada hari Kamis malam hingga Jumat. Ternyata tarif di kamar termurahnya, yaitu Deluxe Room adalah Rp 3.010.000 per malam! Apabila ingin mendapatkan fasilitas breakfast, tamu hotel harus membayar ekstra menjadi Rp 3.248.000 per malam. Jadi mudah sekali dibayangkan bila KH Muhammad Al-Khaththath bisa tidur sangat nyenyak di kasur empuk Kempinski, hingga pagi harinya beliau akan bangun dengan badan fit, turun ke restoran untuk menjalani sesi breakfast menyantap bubur Mandarin, roti croissant, omelette, beef sausage, nasi goreng, lalu menghilangkan dahaga dengan jus-jus segar yang tersedia, sembari memantau situasi ummat yang standby di Masjid Istiqlal dan jalanan.
Seperti apakah kamar yang sempat ditiduri Al-Khaththath di Hotel Kempinski?

Suasana breakfast di restoran Hotel Kempinski

Menjadi ironis saat Al-Khaththath di acara debat "Polemik on TV" iNews TV pada hari Kamis malam saat disinggung mengenai banyaknya peserta aksi dari luar DKI Jakarta, lalu dengan tegas menjawab bahwa sebenarnya ummat itu merindukan kebersamaan dalam perjuangan. Mereka sangat menikmati sekali solidaritas saat berjalan bersama, biarpun kepanasan atau kehujanan, tidur di emperan, dan sebagainya karena itulah inti dari perjuangan ummat.
Di saat Al-Khaththath mungkin baru check out dari Kempinski, ribuan ummat harus menjalani kebersamaan dalam keprihatinan bersama.




Jakarta - Sekjen FUI Al-Khaththath ditangkap polisi. Dia ditangkap di kamar 123 Hotel Kempinski, Bundaran HI, Jakarta Pusat.
"Iya benar," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di kawasan Monas, Jakarta, Jumat (31/3/2017). Kombes Argo membenarkan pertanyaan apakah Al-Khaththath ditangkap di Hotel Kempinski kamar nomor 123.
Argo menepis anggapan bahwa penangkapan Al-Khaththath merupakan kriminalisasi terhadap ulama. Dia menegaskan penangkapan Al-Khaththath dan kawan-kawan sudah sesuai dengan prosedur dan profesional.
"Kita profesional saja. Penyidik tentu sudah sesuai prosedur dalam penangkapan ini," ujarnya.
Argo juga menjelaskan alasan penangkapan Al-Khathath dilakukan pagi tadi menjelang aksi 313. "Kenapa hari ini ditangkap, karena laporannya barusan," tuturnya.
Seperti diketahui, Al-Khaththath rencananya akan mengikuti aksi 313, yang diawali dengan kegiatan salat Jumat di Masjid Istiqlal dan unjuk rasa di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Dengan ditangkapnya Al-Khaththath, dipastikan dia tidak akan hadir dalam aksi tersebut.
Sumber: https://news.detik.com/berita/d-3461...nski-kamar-123
Analisa:
Sungguh sebuah ironi yang menyayat hati! Tatkala KH Al-Khaththath menyerukan perjuangan ummat Islam di jalanan, untuk tidak takut kepanasan, kehujanan, kelaparan, kekurangan bekal, kotor terkena debu atau menghadapi gempuran aparat, bahkan ribuan ummat sampai rela tidur sekadarnya di emperan Masjid Istiqlal atau bahkan di trotoar hanya demi menyuarakan perjuangan membela agama, justru beliau sendiri kedapatan menginap di Hotel Kempinski, sebuah hotel mewah bintang 5 di kawasan Bundaran HI.
Sebenarnya, berapakah tarif menginap di kamar Hotel Kempinski ini semalam?

Supaya adil, estimasi tanggal menginap disamakan pada hari Kamis malam hingga Jumat. Ternyata tarif di kamar termurahnya, yaitu Deluxe Room adalah Rp 3.010.000 per malam! Apabila ingin mendapatkan fasilitas breakfast, tamu hotel harus membayar ekstra menjadi Rp 3.248.000 per malam. Jadi mudah sekali dibayangkan bila KH Muhammad Al-Khaththath bisa tidur sangat nyenyak di kasur empuk Kempinski, hingga pagi harinya beliau akan bangun dengan badan fit, turun ke restoran untuk menjalani sesi breakfast menyantap bubur Mandarin, roti croissant, omelette, beef sausage, nasi goreng, lalu menghilangkan dahaga dengan jus-jus segar yang tersedia, sembari memantau situasi ummat yang standby di Masjid Istiqlal dan jalanan.
Seperti apakah kamar yang sempat ditiduri Al-Khaththath di Hotel Kempinski?

Suasana breakfast di restoran Hotel Kempinski

Menjadi ironis saat Al-Khaththath di acara debat "Polemik on TV" iNews TV pada hari Kamis malam saat disinggung mengenai banyaknya peserta aksi dari luar DKI Jakarta, lalu dengan tegas menjawab bahwa sebenarnya ummat itu merindukan kebersamaan dalam perjuangan. Mereka sangat menikmati sekali solidaritas saat berjalan bersama, biarpun kepanasan atau kehujanan, tidur di emperan, dan sebagainya karena itulah inti dari perjuangan ummat.
Di saat Al-Khaththath mungkin baru check out dari Kempinski, ribuan ummat harus menjalani kebersamaan dalam keprihatinan bersama.



Diubah oleh roberthw 01-04-2017 02:32
0
3.7K
42


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan