- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bisa gitu bertualang keluar angkasa tanpa pergi dari rumah??! Bisa gan!


TS
ketan.ketjil
Bisa gitu bertualang keluar angkasa tanpa pergi dari rumah??! Bisa gan!
Halo agan aganwati sekalian 
Pernah bercita2 untuk menjadi astronaut pas masih kecil? pernah ingin menari bersama bintang kecil? mau jalan-jalan ke luar angkasa tapi takut kecelakaan saat naik space shuttle? nah ini ada artikel yang bagus buat agan
diambil dari hasil lomba esai astronomi populer langitselatan.com
Pada saat kecil, sering kali anak-anak bermimpi untuk menjadi seorang astronaut. Alasan mereka untuk menjadi seorang astronaut biasanya karena ingin bertualang menuju antariksa dan melihat seperti apa keadaan di luar Bumi, planet-planet, dan luar angkasa yang di dalamnya tersimpan banyak misteri. Melihat Bulan dan bintang dari dekat pun sudah menjadi angan-angan sejak masih berada di taman kanak-kanak. Siapa yang tak kenal lagu “Ambilkan Bulan Bu” karya AT Mahmud. Salah satu lagu yang menyiratkan keinginan seorang anak untuk menjadikan Bulan yang indah itu sebagai sumber penerangannya saat dia tidur.
Begitu juga dengan lagu “Bintang Kecil” yang menceritakan kekaguman seorang anak terhadap bintang-bintang di langit sehingga membuatnya ingin terbang dan menari di tempat bintang tersebut berada walaupun sebenarnya mustahil. Bahkan mungkin anak tersebut akan langsung mengurungkan niatnya dan berharap dia tidak pernah mengambil keputusannya untuk pergi, setelah itu dia akan berpikir untuk melarikan diri tatkala berada cukup dekat dengan salah satu bintang yang dikaguminya itu.
Sangat kecil, dua kata sederhana yang mampu menjelaskan bagaimana peluang untuk menjadi seorang astronaut. Kesempatan seseorang untuk menjadi astronaut sangat kecil, seperti yang ditulis oleh Adam, ada satu juta pelamar yang ingin menjadi astronaut dan Mars One, perusahaan yang akan membuat koloni manusia pertama di planet Mars, hanya akan menerima dua puluh empat pelamar saja. Itu artinya, peluang untuk menjadi astronaout adalah 1 dari 42.000 atau 0,002 persen. Memang nilai tersebut sangat kecil tetapi dengan membacanya saja sudah dapat meruntuhkan mimpi yang amat besar, mimpi untuk bertualang ke luar angkasa.
Bagaimana dengan membuat pesawat luar angkasa sendiri di belakang rumah dari barang-barang bekas yang ada di gudang? Benar, itu adalah jalan alternatif yang dipikirkan oleh anak-anak yang tidak mau mimpinya diruntuhkan begitu saja saat melihat kecilnya peluang untuk menjadi astronaut. Ada beberapa hal yang harus dipikirkan anak tersebut sebelum benar-benar memulai pembuatan pesawat luar angkasanya, yang mungkin bisa mengundang kemarahan orangtuanya.
Pertama, ada gaya gravitasi yang menahan benda-benda tetap berada di Bumi. Gravitasi adalah persoalan awal dalam melakukan perjalanan ke luar angkasa, mengapa? Karena gaya gravitasi adalah cara Bumi untuk melarang kita pergi meninggalkannya ke tempat yang tidak ideal untuk melangsungkan kehidupan. Untuk keluar dari persoalan ini, kita harus bergerak dalam kecepatan tinggi saat kita meninggalkan Bumi. Kecepatan minimal untuk kabur dari kekangan gravitasi bumi adalah sekitar 42.000 kilometer per jam, kecepatan itu disebut sebagai Earth escape velocity. Nilai itu cukup besar untuk menghabisi harapan membuat pesawat luar angkasa sendiri dari barang-barang yang ada di gudang.
Jangankan terbang dengan kecepatan 42.000 kilometer per jam, bisa melayang dalam waktu 5 detik pun sepertinya sulit. Belum lagi bahan bakar yang banyak digunakan dalam roket pendorongnya adalah hidrogen dan oksigen dalam bentuk cair. Ya, dalam bentuk cair, padahal kita tahu bahwa dalam kondisi standar hidrogen dan oksigen berwujud gas. Bagaimana cara mencairkannya? Ada dua cara, yang pertama adalah menurunkan suhu sampai di bawah titik leleh hidrogen dan oksigen atau cara kedua yaitu menaikkan tekanan sampai hidrogen dan oksigen tadi termampatkan menjadi wujud cairnya. Berapa tekanannya? Tinggi, sangat tinggi.
Kedua, saat melewati atmosfer akan terjadi gesekan antara permukaan pesawat luar angkasa dan udara di atmosfer. Gesekan tersebut akan membuat permukaan pesawat luar angkasa menjadi panas. Jangan membayangkan panasnya 33 derajat Celcius seperti di Cirebon ataupun 65 derajat Celcius seperti suhu siang hari terpanas di Arab. Panas akibat gesekan tersebut dapat mencapai suhu 1600 derajat Celcius.
Bayangkan panasnya suhu 1600 derajat Celcius. Bahkan panas oven di rumah pun tidak ada apa-apanya. Suhu tersebut sudah lebih dari cukup untuk melelehkan aluminium, besi, bahkan baja karbon. Jika memang demikian, bagaimana Apollo 11 bisa keluar dari bumi? Permukaan Apollo 11 dilapisi oleh bahan keramik yang disebut ultra high temperature ceramics. Titik leleh bahan tersebut berada di atas 1600 derajat Celcius, yaitu sekitar 3000 derajat Celcius. Tentu saja disusun atas bahan-bahan khusus, bukan keramik yang dipakai untuk membuat guci atau lantai.
Ketiga, baju yang digunakan haruslah memenuhi kriteria untuk berada di luar angkasa. Tidak bisa hanya dengan piama yang biasa digunakan untuk tidur walaupun berlengan panjang. Minimal, baju astronaut harus tahan panas dari sinar matahari di luar angkasa. Salah satu triknya adalah pemilihan warna. Warna baju astronaout rata-rata berwarna putih karena memiliki tujuan untuk memantulkan sinar matahari agar tidak panas. Baju piamamu berwarna putih? Masih belum cukup. Baju astronaut harus bisa mempertahankan tekanan tetap stabil, menampung oksigen, tahan radiasi, memiliki alat komunikasi, dan masih banyak lagi. Hal-hal tersebut terdengar sangat rumit. Selain ketiga masalah yang telah disebutkan, sebenarnya masih banyak lagi kerumitan dan tantangan yang harus dihadapi.
Mimpi untuk bertualang dan melihat-lihat objek luar angkasa seakan sirna. Mimpi untuk melihat bulan dengan kawah-kawahnya yang indah dari dekat telah hilang. Mimpi untuk mengunjungi Galaksi Andromeda dan Nebula Orion telah menguap ke angkasa. Bulan adalah salah satu benda langit yang paling dekat dengan bumi. Bulan akan terlihat indah saat purnama. Sinarnya yang cemerlang seakan menarik mata kita untuk melihatnya lebih lama. Saat bulan sedang tidak menampakkan sinarnya dan kita menoleh ke langit bagian utara maka akan terlihat ada sesuatu seperti kabut kecil yang samar-samar. Itu adalah Galaksi Andromeda.
Galaksi Andromeda adalah salah satu galaksi terdekat dari sistem Tata Surya kita. Walaupun terdekat, tapi jaraknya bukan main jauhnya. Dengan kecepatan cahaya, kecepatan tercepat yang diketahui manusia, kita akan sampai di Galaksi Andromeda dalam waktu 2,5 juta tahun. Waktu yang cukup lama untuk menghabiskan oksigen atau lebih tepatnya adalah menghabiskan umur kita sebelum sampai ke sana.
Hal yang sama akan terlihat saat melihat rasi bintang Orion. Kabut samar yang kecil akan terlihat di bawah sabuk Orion dan merupakan suatu nebula yaitu Nebula Orion tempat bintang-bintang lahir. Ingin rasanya terbang ke sana, tetapi bukan untuk menari di antara bintang-bintang melainkan untuk melihat bagaimana bintang dilahirkan. Keinginan yang sangat sulit diwujudkan mengingat beberapa persoalan rumit di atas tadi tentang astronaut dan masalah-masalah yang membuntutinya.
Mungkin kita jangan dulu bermimpi untuk bertualang ke tempat yang sangat jauh, ada planet-planet yang jaraknya tidak ada apa-apanya dibanding jarak dari Bumi ke Galaksi Andromeda. Contohnya Mars, planet yang jika dilihat dengan mata telanjang akan tampak seperti bintang merah. Planet ini salah satu dari planet yang paling terang di langit malam. Juara pertamanya adalah Venus. Planet ini akan tampak seperti bintang yang amat terang di sore atau pagi hari. Juara keduanya adalah Jupiter yang kemudian disusul oleh Merkurius dan Saturnus. Planet Saturnus ini tidak terlalu menarik saat dilihat di langit malam. Penampakannya hampir sama seperti bintang, kecil dan bersinar, itu saja.
Mimpi tetaplah menjadi mimpi. Tetap sangat sulit untuk pergi menuju planet-planet tersebut. Pergi bertualang ke luar angkasa untuk sekedar melihat-lihat memanglah sangat sulit, tetapi apa jadinya jika jaraknya dibuat seolah-olah lebih dekat dengan kita? Mungkin bertualang untuk sekedar melihat-lihat akan menjadi mungkin, tetapi bagaimana caranya? Bukankah mendekatkan jarak adalah hal yang lebih sulit? Bahkan, jika salah perhitungan dalam mendekatkan jarak, yang ada malah terjadi tabrakan antara objek langit satu dan yang lainnya. Mendekatkan jarak memang sangat sulit, tetapi jika “seolah-olah” mendekatkan jarak sepertinya akan lebih mudah dan sangat mungkin.
Apa yang terjadi saat kita mendekatkan jarak kita dengan suatu objek? Objek tersebut akan tampak seperti diperbesar beberapa kali. Artinya jika objek diperbesar beberapa kali maka jarak antara kita dengan objek tersebut seolah- olah didekatkan. Apakah ada cara untuk memperbesar suatu objek? Jawabannya adalah tidak ada, yang ada adalah memperbesar citra atau gambaran suatu objek.
Teleskop adalah salah satu instrumen yang bisa membuat citra suatu objek menjadi lebih besar. Seolah-olah memperkecil jarak dan mendekatkan kita dengan objek yang diamati. Galileo adalah tokoh terkenal yang menggunakan teleskop untuk mengobservasi langit malam. Galileo membuat teleskopnya dari dua buah lensa yang dihubungkan dengan suatu pipa panjang. Galileo juga orang yang menemukan bahwa objek yang selama ini dikiranya sebagai bintang ternyata merupakan sebuah planet. Planet tersbut adalah Jupiter, lengkap dengan empat Bulan terbesarnya. Keempat Bulan tersebut kemudian diberi julukan Galilean moon.
Dari observasi yang dilakukan Galileo, posisi empat Bulan tersebut berubah-ubah, seolah menari di sekeliling Jupiter. Pergerakan ini kemudian disebut Galilean dance. Hal tersebut ditemukan oleh seseorang pada tahun 1609. Teleskop yang digunakannya pun sangat kuno jika dibandingkan dengan teleskop zaman sekarang. Tetapi untuk membuat lensa tersebut sangatlah sulit dan mahal. Kemudian seseorang bernama Newton menggagaskan ide untuk memakai cermin cekung, bukan lensa pada teleskopnya. Lalu pada tahun 1668, Newton berhasil membuktikan bahwa cermin pun bisa digunakan untuk membuat teleskop. Jenis teleskop tersebut diberi nama Newtonian reflector.
Kalo penasaran dengan kelanjutannya, cek aja ke link aslinya ya
Lanjut aja gan, klik ya
atau lihat dulu video close up bulan yang punya kawah dan cincin saturnus yang diamati dari instrumen bernama teleskop

Pernah bercita2 untuk menjadi astronaut pas masih kecil? pernah ingin menari bersama bintang kecil? mau jalan-jalan ke luar angkasa tapi takut kecelakaan saat naik space shuttle? nah ini ada artikel yang bagus buat agan

Spoiler for coba travelling ke luar angkasa :
diambil dari hasil lomba esai astronomi populer langitselatan.com
Pada saat kecil, sering kali anak-anak bermimpi untuk menjadi seorang astronaut. Alasan mereka untuk menjadi seorang astronaut biasanya karena ingin bertualang menuju antariksa dan melihat seperti apa keadaan di luar Bumi, planet-planet, dan luar angkasa yang di dalamnya tersimpan banyak misteri. Melihat Bulan dan bintang dari dekat pun sudah menjadi angan-angan sejak masih berada di taman kanak-kanak. Siapa yang tak kenal lagu “Ambilkan Bulan Bu” karya AT Mahmud. Salah satu lagu yang menyiratkan keinginan seorang anak untuk menjadikan Bulan yang indah itu sebagai sumber penerangannya saat dia tidur.
Begitu juga dengan lagu “Bintang Kecil” yang menceritakan kekaguman seorang anak terhadap bintang-bintang di langit sehingga membuatnya ingin terbang dan menari di tempat bintang tersebut berada walaupun sebenarnya mustahil. Bahkan mungkin anak tersebut akan langsung mengurungkan niatnya dan berharap dia tidak pernah mengambil keputusannya untuk pergi, setelah itu dia akan berpikir untuk melarikan diri tatkala berada cukup dekat dengan salah satu bintang yang dikaguminya itu.
Sangat kecil, dua kata sederhana yang mampu menjelaskan bagaimana peluang untuk menjadi seorang astronaut. Kesempatan seseorang untuk menjadi astronaut sangat kecil, seperti yang ditulis oleh Adam, ada satu juta pelamar yang ingin menjadi astronaut dan Mars One, perusahaan yang akan membuat koloni manusia pertama di planet Mars, hanya akan menerima dua puluh empat pelamar saja. Itu artinya, peluang untuk menjadi astronaout adalah 1 dari 42.000 atau 0,002 persen. Memang nilai tersebut sangat kecil tetapi dengan membacanya saja sudah dapat meruntuhkan mimpi yang amat besar, mimpi untuk bertualang ke luar angkasa.
Bagaimana dengan membuat pesawat luar angkasa sendiri di belakang rumah dari barang-barang bekas yang ada di gudang? Benar, itu adalah jalan alternatif yang dipikirkan oleh anak-anak yang tidak mau mimpinya diruntuhkan begitu saja saat melihat kecilnya peluang untuk menjadi astronaut. Ada beberapa hal yang harus dipikirkan anak tersebut sebelum benar-benar memulai pembuatan pesawat luar angkasanya, yang mungkin bisa mengundang kemarahan orangtuanya.
Pertama, ada gaya gravitasi yang menahan benda-benda tetap berada di Bumi. Gravitasi adalah persoalan awal dalam melakukan perjalanan ke luar angkasa, mengapa? Karena gaya gravitasi adalah cara Bumi untuk melarang kita pergi meninggalkannya ke tempat yang tidak ideal untuk melangsungkan kehidupan. Untuk keluar dari persoalan ini, kita harus bergerak dalam kecepatan tinggi saat kita meninggalkan Bumi. Kecepatan minimal untuk kabur dari kekangan gravitasi bumi adalah sekitar 42.000 kilometer per jam, kecepatan itu disebut sebagai Earth escape velocity. Nilai itu cukup besar untuk menghabisi harapan membuat pesawat luar angkasa sendiri dari barang-barang yang ada di gudang.
Jangankan terbang dengan kecepatan 42.000 kilometer per jam, bisa melayang dalam waktu 5 detik pun sepertinya sulit. Belum lagi bahan bakar yang banyak digunakan dalam roket pendorongnya adalah hidrogen dan oksigen dalam bentuk cair. Ya, dalam bentuk cair, padahal kita tahu bahwa dalam kondisi standar hidrogen dan oksigen berwujud gas. Bagaimana cara mencairkannya? Ada dua cara, yang pertama adalah menurunkan suhu sampai di bawah titik leleh hidrogen dan oksigen atau cara kedua yaitu menaikkan tekanan sampai hidrogen dan oksigen tadi termampatkan menjadi wujud cairnya. Berapa tekanannya? Tinggi, sangat tinggi.
Kedua, saat melewati atmosfer akan terjadi gesekan antara permukaan pesawat luar angkasa dan udara di atmosfer. Gesekan tersebut akan membuat permukaan pesawat luar angkasa menjadi panas. Jangan membayangkan panasnya 33 derajat Celcius seperti di Cirebon ataupun 65 derajat Celcius seperti suhu siang hari terpanas di Arab. Panas akibat gesekan tersebut dapat mencapai suhu 1600 derajat Celcius.
Bayangkan panasnya suhu 1600 derajat Celcius. Bahkan panas oven di rumah pun tidak ada apa-apanya. Suhu tersebut sudah lebih dari cukup untuk melelehkan aluminium, besi, bahkan baja karbon. Jika memang demikian, bagaimana Apollo 11 bisa keluar dari bumi? Permukaan Apollo 11 dilapisi oleh bahan keramik yang disebut ultra high temperature ceramics. Titik leleh bahan tersebut berada di atas 1600 derajat Celcius, yaitu sekitar 3000 derajat Celcius. Tentu saja disusun atas bahan-bahan khusus, bukan keramik yang dipakai untuk membuat guci atau lantai.
Ketiga, baju yang digunakan haruslah memenuhi kriteria untuk berada di luar angkasa. Tidak bisa hanya dengan piama yang biasa digunakan untuk tidur walaupun berlengan panjang. Minimal, baju astronaut harus tahan panas dari sinar matahari di luar angkasa. Salah satu triknya adalah pemilihan warna. Warna baju astronaout rata-rata berwarna putih karena memiliki tujuan untuk memantulkan sinar matahari agar tidak panas. Baju piamamu berwarna putih? Masih belum cukup. Baju astronaut harus bisa mempertahankan tekanan tetap stabil, menampung oksigen, tahan radiasi, memiliki alat komunikasi, dan masih banyak lagi. Hal-hal tersebut terdengar sangat rumit. Selain ketiga masalah yang telah disebutkan, sebenarnya masih banyak lagi kerumitan dan tantangan yang harus dihadapi.
Mimpi untuk bertualang dan melihat-lihat objek luar angkasa seakan sirna. Mimpi untuk melihat bulan dengan kawah-kawahnya yang indah dari dekat telah hilang. Mimpi untuk mengunjungi Galaksi Andromeda dan Nebula Orion telah menguap ke angkasa. Bulan adalah salah satu benda langit yang paling dekat dengan bumi. Bulan akan terlihat indah saat purnama. Sinarnya yang cemerlang seakan menarik mata kita untuk melihatnya lebih lama. Saat bulan sedang tidak menampakkan sinarnya dan kita menoleh ke langit bagian utara maka akan terlihat ada sesuatu seperti kabut kecil yang samar-samar. Itu adalah Galaksi Andromeda.
Galaksi Andromeda adalah salah satu galaksi terdekat dari sistem Tata Surya kita. Walaupun terdekat, tapi jaraknya bukan main jauhnya. Dengan kecepatan cahaya, kecepatan tercepat yang diketahui manusia, kita akan sampai di Galaksi Andromeda dalam waktu 2,5 juta tahun. Waktu yang cukup lama untuk menghabiskan oksigen atau lebih tepatnya adalah menghabiskan umur kita sebelum sampai ke sana.
Hal yang sama akan terlihat saat melihat rasi bintang Orion. Kabut samar yang kecil akan terlihat di bawah sabuk Orion dan merupakan suatu nebula yaitu Nebula Orion tempat bintang-bintang lahir. Ingin rasanya terbang ke sana, tetapi bukan untuk menari di antara bintang-bintang melainkan untuk melihat bagaimana bintang dilahirkan. Keinginan yang sangat sulit diwujudkan mengingat beberapa persoalan rumit di atas tadi tentang astronaut dan masalah-masalah yang membuntutinya.
Mungkin kita jangan dulu bermimpi untuk bertualang ke tempat yang sangat jauh, ada planet-planet yang jaraknya tidak ada apa-apanya dibanding jarak dari Bumi ke Galaksi Andromeda. Contohnya Mars, planet yang jika dilihat dengan mata telanjang akan tampak seperti bintang merah. Planet ini salah satu dari planet yang paling terang di langit malam. Juara pertamanya adalah Venus. Planet ini akan tampak seperti bintang yang amat terang di sore atau pagi hari. Juara keduanya adalah Jupiter yang kemudian disusul oleh Merkurius dan Saturnus. Planet Saturnus ini tidak terlalu menarik saat dilihat di langit malam. Penampakannya hampir sama seperti bintang, kecil dan bersinar, itu saja.
Mimpi tetaplah menjadi mimpi. Tetap sangat sulit untuk pergi menuju planet-planet tersebut. Pergi bertualang ke luar angkasa untuk sekedar melihat-lihat memanglah sangat sulit, tetapi apa jadinya jika jaraknya dibuat seolah-olah lebih dekat dengan kita? Mungkin bertualang untuk sekedar melihat-lihat akan menjadi mungkin, tetapi bagaimana caranya? Bukankah mendekatkan jarak adalah hal yang lebih sulit? Bahkan, jika salah perhitungan dalam mendekatkan jarak, yang ada malah terjadi tabrakan antara objek langit satu dan yang lainnya. Mendekatkan jarak memang sangat sulit, tetapi jika “seolah-olah” mendekatkan jarak sepertinya akan lebih mudah dan sangat mungkin.
Apa yang terjadi saat kita mendekatkan jarak kita dengan suatu objek? Objek tersebut akan tampak seperti diperbesar beberapa kali. Artinya jika objek diperbesar beberapa kali maka jarak antara kita dengan objek tersebut seolah- olah didekatkan. Apakah ada cara untuk memperbesar suatu objek? Jawabannya adalah tidak ada, yang ada adalah memperbesar citra atau gambaran suatu objek.
Teleskop adalah salah satu instrumen yang bisa membuat citra suatu objek menjadi lebih besar. Seolah-olah memperkecil jarak dan mendekatkan kita dengan objek yang diamati. Galileo adalah tokoh terkenal yang menggunakan teleskop untuk mengobservasi langit malam. Galileo membuat teleskopnya dari dua buah lensa yang dihubungkan dengan suatu pipa panjang. Galileo juga orang yang menemukan bahwa objek yang selama ini dikiranya sebagai bintang ternyata merupakan sebuah planet. Planet tersbut adalah Jupiter, lengkap dengan empat Bulan terbesarnya. Keempat Bulan tersebut kemudian diberi julukan Galilean moon.
Dari observasi yang dilakukan Galileo, posisi empat Bulan tersebut berubah-ubah, seolah menari di sekeliling Jupiter. Pergerakan ini kemudian disebut Galilean dance. Hal tersebut ditemukan oleh seseorang pada tahun 1609. Teleskop yang digunakannya pun sangat kuno jika dibandingkan dengan teleskop zaman sekarang. Tetapi untuk membuat lensa tersebut sangatlah sulit dan mahal. Kemudian seseorang bernama Newton menggagaskan ide untuk memakai cermin cekung, bukan lensa pada teleskopnya. Lalu pada tahun 1668, Newton berhasil membuktikan bahwa cermin pun bisa digunakan untuk membuat teleskop. Jenis teleskop tersebut diberi nama Newtonian reflector.
Kalo penasaran dengan kelanjutannya, cek aja ke link aslinya ya

Lanjut aja gan, klik ya
atau lihat dulu video close up bulan yang punya kawah dan cincin saturnus yang diamati dari instrumen bernama teleskop

Spoiler for Bulan:

Spoiler for Saturnus:

0
1.4K
Kutip
11
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan