Mengaku Sempat Sepelekan Pariwisata, Luhut: Ternyata Industri High End
TS
aghilfath
Mengaku Sempat Sepelekan Pariwisata, Luhut: Ternyata Industri High End
Spoiler for Mengaku Sempat Sepelekan Pariwisata, Luhut: Ternyata Industri High End:
Quote:
Jakarta - Sektor pariwisata diyakini akan menjadi sumber revenue atau pendapatan terbesar Indonesia pada tahun 2019 mendatang. Hal tersebut mengingat upaya pemerintah saat ini yang menggenjot industri pariwisata tumbuh dengan melakukan sejumlah perubahan pada sektor ini.
Namun ternyata, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mengaku sempat mengesampingkan sektor ini sebagai sumber pendapatan negara. Pasalnya, ia menganggap sektor ini hanya sebagai pelengkap hiburan bagi masyarakat kelas menengah atas saja.
"Terus terang saya anggap pariwisata ini dulu kelas dua, hanya hura-hura saja. Tapi dalam perjalan itu, saya baru tahu, pariwisata ini adalah suatu industri yang sangat high end dalam konteks revenue. Penciptaan lapangan kerja yang cepat, dengan harga yang murah, dengan penerimaan yang tinggi dan yang paling cepat rebounds kalau ekonomi itu bermasalah. Ini yang saya lihat bahwa industri pariwisata ini harus betul-betul kita bangun," katanya dalam sambutan pada Rakor Pariwisata di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (30/3/2017).
"Kalau bicara turis, target kita di 2019 adalah 20 juta orang dengan US$ 20 milliar revenue, itu revenue paling besar dari APBN kita di 2019. Bukan energi. Setelah pariwisata, ikan, baru energi," ungkapnya.
Untuk itu, saat ini pemerintah tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur guna menarik investor agar mau berinvestasi di sektor ini. Adanya pertumbuhan di sektor pariwisata diyakini akan menimbulkan multiplier effect yang positif terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Sederhananya, once infrastruktur jadi, kampung saya danau toba, begitu Silangit dibuka 700% kunjungan naik ke sana. Sekarang kita dikejar-kejar investor untuk bangun hotel di Sibisa. Selain infrastruktur, kebersihan juga hal penting," tandasnya.
Spoiler for Kenapa Pariwisata Disuruh Nyari Musuh, Ini Jawaban Menteri Arief:
Kenapa Pariwisata Disuruh Nyari Musuh, Ini Jawaban Menteri Arief
Quote:
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan Indonesia harus memiliki saingan yang jelas dalam sektor pariwisata. Dia beralasan agar para stakeholder pariwisata semakin maju dan solid dalam mengembangkan industri ini.
"Seorang CEO kalau tak ada musuh, menciptakan musuh. Semakin jelas musuh, semakin maju," kata Arief saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis 30 Maret 2017.
Menurut Arief, untuk pariwisata musuh Indonesia adalah Malaysia dan Thailand. Alasannya karena kedua negara tersebut dianggap memiliki industri pariwisata yang lebih baik dari Indonesia. "Kita harus punya common enemy."
Arief mengungkapkan pariwisata itu sangat besar potensinya, tetap memiliki performance yang buruk. Performance yang buruk adalah akibat regulasi yang ada. "Kalau perusahaan yang anda pimpin performancenya buruk, hampir bisa dipastikan
karena regulasi," ucapnya.
Untuk itu Arief meminta Indonesia meniru Jepang yang sukses membangun industri pariwisatanya dengan mengubah sejumlah regulasi. Jepang berhasil menaikkan jumlah kedatangan turis sebanyak 56 persen dari 2011 sampai 2014.
Jepang mengambil sejumlah langkah sehingga bisa menaikkan angka kunjungan turis dari 8,3 juta di 2011, menjadi 13 juta turia di 2014. "Benchmarknya Jepang, cluenya ubah regulasi," ujar Arief.
Negara lain yg tidak punya destinasi wisata alam sibuk membangun destinasi wisata buatan seperti malaysia, singapura, bahkan dubai dengan berbagai wahana modern, sedang kita yg punya banyak sekali destinasi wisata alam selama ini mengabaikan dengan tidak membangun infrastruktur penunjang, beruntung menteri pariwisatanya cukup kreatif dan sudah didukung penuh oleh pemerintah, semoga yg dibilang opung menjadi realita