Sidang DKPP Dimulai, Foto WA 212 Ketua KPU DKI Dipersoalkan
TS
aghilfath
Sidang DKPP Dimulai, Foto WA 212 Ketua KPU DKI Dipersoalkan
Spoiler for Sidang DKPP Dimulai, Foto WA 212 Ketua KPU DKI Dipersoalkan:
Quote:
Jakarta - Sidang kode etik oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) dimulai dengan teradu Ketua KPU DKI, Sumarno dan anggota serta Ketua Bawaslu, Mimah Susanti. Dalam sidang, Sumarno disinggung soal foto profil WhatsApp (WA) aksi 212.
Sidang dipimpin oleh Ketua DKPP, Jimly Asshiddiqie dan anggota. Sidang digelar di gedung Nusantara IV DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (30/3/2017).
Adapun yang hadir dalam sidang adalah para teradu, yakni Ketua KPU DKI, Sumarno, Ketua Bawaslu DKI, Mimah Susanti, dan anggota KPU, Dahlia Umar. Para pengadu berasal dari Forum Silaturahmi Alumni HMI Lintas Generasi dan Perkumpulan Cinta Ahok (Cinhok).
Spoiler for Sidang DKPP / Sidang DKPP /:
Foto: Gibran Maulana Ibrahim/detikcom
Jimly kemudian mempersilakan pengadu dari nama pertama di atas untuk menyampaikan aduannya. Mereka mempunyai 4 laporan keberatan atas tindakan Sumarno sebagai Ketua KPUD.
Perwakilan Forum Silaturahmi Alumni HMI Lintas Generasi, Budi Sukmana, mempersoalkan pertemuan Sumarno dengan cagub Anies Baswedan pada saat pemungutan suara ulang (PSU) di TPS 029 Kalibata, Jaksel. Yang kedua, Sumarno disebut melakukan pembiaran terhadap jumlah daftar pemilih tetap (DPT) yang menyebabkan masyarakat tak dapat menggunakan hak pilihnya.
"Terlapor memiliki kedekatan khusus dengan Anies dan aktif di HMI. Sesama kader HMI bagaikan satu ideologi dan visi. Doktrin wajib itu disuntikkan ke kader. Dapat merusak independensi terlapor," kata Budi membacakan laporan ketiganya.
Yang terakhir, Budi mempermasalahkan Sumarno yang memasang foto aksi 212 sebagai profil WA-nya. Menurutnya, aksi 212 sarat politik sehingga tak patut Sumarno memasangnya.
"Memasang foto WA 212. Aksi itu politis," ujar Budi.
Sementara itu, Perkumpulan Cinhok menyampaikan aduan yang hampir serupa. Selain mempersoalkan pertemuan Sumarno-Anies saat PSU di Kalibata, mereka juga mempersoalkan foto aksi 212 dan dugaan KPU menelantarkan Ahok-Djarot saat rapat pleno penetapan cagub-cawagub putaran dua pilgub Jakarta.
Jadi penyelenggara pemilu mestinya harus independen dan tidak berafiliasi atau kecenderungan ke arah tertentu, sayang klo nantinya kualitas pilkada jadi tercoreng gara2 ga bisa jaga independensinya
Spoiler for Terima Honor di Acara Tim Ahok, Ini Penjelasan KPU-Bawaslu DKI:
Terima Honor di Acara Tim Ahok, Ini Penjelasan KPU-Bawaslu DKI
Quote:
Jakarta - KPU-Bawaslu DKI mengaku menerima honor di acara tim Ahok-Djarot yang berlangsung di Novotel, 9 Maret lalu. Dua lembaga tersebut punya penjelasan terkait penerimaan uang tersebut.
"Oh itu panitia (yang ngasih honor). Panitia itu biasanya memang kalau pada tim, mengundang tim, satu, dua, tiga dan sebagainya, itu ada (honor) tapi juga nggak selalu ada (honor)," ujar Ketua KPU DKI, Sumarno usai sidang kode etik DKPP di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (30/3/2017).
Sumarno juga membantah dirinya sengaja datang ke acara tim Ahok karena diberi honor. Menurutnya, kedatangannya biasa saja dan dia pun datang ke acara yang tak ada honornya.
"Pokoknya kita ada waktu, ada kesempatan, kita selalu hadir tanpa berpikir apakah itu ada (honor) atau nggaknya. Sering juga kita diundang tidak ada honornya biasa saja gitu, sama sekali tidak berpengaruh," jelasnya.
Meski demikian, Sumarno mengaku tak tahu diberi honor oleh siapa. Apakah tim Ahok atau bukan, Sumarno hanya menyebut dari panitia acara.
"Saya nggak tahu, saya nggak tahu, kan pantia," paparnya.
Sementara itu, Ketua Bawaslu DKI, Mimah Suaanti, menyampaikan hal senada dengan Sumarno. Menurutnya, tak semua acara yang didatangi baik oleh KPU dan Bawaslu DKI ada honornya.
"Iya dapat (honor di acara tim Ahok) tapi kan saya jelaskan dari lampiran undangan yang kita terima, ada kegiatan yang memang saya tidak dapat honor supaya tidak jadi fitnah," jelas Mimah.