Muda-mudi Banjar Kaja, Desa Adat Sesetan, Denpasar Selatan, Bali semenjak pagi buta mulai berdesakan untuk menggelar tradisi Omed-omedan.

Seeka Teruna-Teruni (Pemuda-Pemudi) Satya Dharma Kerti saat mengikuti Tradisi Omed-omedan di Banjar Kaja Kelurahan Sesetan, Denpasar, Rabu (29/3/2017). Omed-omedan merupakan tradisi dan budaya yang unik sebelum zaman penjajahan dan diwariskan secara turun temurun yang bertujuan penghormatan terhadap leluhur,memupuk rasa kesetiakawanan antar pemuda dalam situasi kebersamaan. Tradisi ini gelar setelah sehari perayaan hari raya Nyepi. (TRIBUN BALI/Rizal Fanany
Tradisi omed-omedan tahun ini digelar pada hari Rabu 29 Maret 2017, atau satu hari setelah perayaan Nyepi Selasa 28 Maret lalu.

Seeka Teruna-Teruni (Pemuda-Pemudi) Satya Dharma Kerti saat mengikuti Tradisi Omed-omedan di Banjar Kaja Kelurahan Sesetan, Denpasar, Rabu (29/3/2017). Omed-omedan merupakan tradisi dan budaya yang unik sebelum zaman penjajahan dan diwariskan secara turun temurun yang bertujuan penghormatan terhadap leluhur,memupuk rasa kesetiakawanan antar pemuda dalam situasi kebersamaan. Tradisi ini gelar setelah sehari perayaan hari raya Nyepi. TRIBUNBALI/Rizal Fanany
Tradisi unik ini sempat menjadi kontroversi karena pada praktiknya menyuguhkan aktifitas yang dianggap melanggar etika, yaitu berciuman secara masal.

Seeka Teruna-Teruni (Pemuda-Pemudi) Satya Dharma Kerti saat mengikuti Tradisi Omed-omedan di Banjar Kaja Kelurahan Sesetan, Denpasar, Rabu (29/3/2017). Omed-omedan merupakan tradisi dan budaya yang unik sebelum zaman penjajahan dan diwariskan secara turun temurun yang bertujuan penghormatan terhadap leluhur,memupuk rasa kesetiakawanan antar pemuda dalam situasi kebersamaan. Tradisi ini gelar setelah sehari perayaan hari raya Nyepi. TRIBUN BALI/Rizal Fanany
Namun Tokoh Adat Banjar Kaja Sesetan I Gusti Ngurah Eka Putra menegaskan bahwa tradisi omed-omedan bukan aksi ciuman masal, melainkan hanya sebatas berangkulan antar Sekaa Teruna Teruni (muda-mudi) secara bergantian dan disiram air.

Seeka Teruna-Teruni (Pemuda-Pemudi) Satya Dharma Kerti saat mengikuti Tradisi Omed-omedan di Banjar Kaja Kelurahan Sesetan, Denpasar, Rabu (29/3/2017). Omed-omedan merupakan tradisi dan budaya yang unik sebelum zaman penjajahan dan diwariskan secara turun temurun yang bertujuan penghormatan terhadap leluhur,memupuk rasa kesetiakawanan antar pemuda dalam situasi kebersamaan. Tradisi ini gelar setelah sehari perayaan hari raya Nyepi. TRIBUN BALI/Rizal Fanany
Tradisi yang dimulai dengan melakukan persembahyangan bersama di Pura, dipercikkan air suci, dan memohon keselamatan tersebut dimaknai secara ritual adat dengan maksud utuk keakraban, menjaga kerukunan warga, dan saling berbagi kasih sayang.

Seeka Teruna-Teruni (Pemuda-Pemudi) Satya Dharma Kerti saat mengikuti Tradisi Omed-omedan di Banjar Kaja Kelurahan Sesetan, Denpasar, Rabu (29/3/2017). Omed-omedan merupakan tradisi dan budaya yang unik sebelum zaman penjajahan dan diwariskan secara turun temurun yang bertujuan penghormatan terhadap leluhur,memupuk rasa kesetiakawanan antar pemuda dalam situasi kebersamaan. Tradisi ini gelar setelah sehari perayaan hari raya Nyepi. TRIBUN BALI/Rizal Fanany
Sumber : http://www.tribunnews.com/regional/2...esalah-pahaman
---
Baca Juga :
- Berharap Tradisi Mebuug-buugan Diakui Sebagai Warisan Leluhur Desa Adat Kedonganan
- Usai Nyepi, Krama Bali Desa Adat Adat Kedonganan Gelar Tradisi Mebuug-buugan
- Kengo Kuma Arsitek Terkenal dari Jepang Mendesain Dua Lokasi Properti di Bali