antihoax2017Avatar border
TS
antihoax2017
PMI Tulungagung Temukan Darah Terkontaminasi AIDS
Link

PMI Tulungagung Temukan Darah Terkontaminasi AIDS
29/03/2017 23:27

TULUNGAGUNG. Unit Tranfusi Darah PMI Cabang Tulungagung, Jawa Timur, acapkali menemukan darah terkontaminasi HIV/AIDS saat dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kelayakan darah pendonor di unit laboratorium setempat.

Kepala Laboratorium UTD PMI Tulungagung Rochmanu, Rabu, mengatakan rata-rata kasus darah rusak karena mengandung “human immunodeficiency virus atau “acquired immune deficiency syndrome” mencapai 8-10 kasus per tahun.

“Hampir setiap bulan ada temuan setelah dilakukan pemeriksaan dan penelitian di laboratorium PMI,” kata Rochmanu di Tulungagung.

Ia mengungkapkan, mayoritas temuan kasus donor darah ODHA diketahui setelah dilakukan uji kesehatan darah di unit laboratorium PMI.

Penderita sendiri disebut Rochmanu, mayoritas tidak atau belum mengetahui kondisi kesehatannya.

“Setiap ada temuan kami segera koordinasikan ke klinik VCT (voluntary counsulting and testing) di poli Seruni RSUD dr Iskak, Tulungagung,” katanya.

Terhadap pendonor yang diduga tertular HIV/AIDS, kata Rochmanu, PMI menyerahkan penanganan dan terapi psikologisnya ke klinik VCT RSUD.

PMI dalam kasus temuan baru ODHA hanya memberi arahan agar penderita memeriksakan diri ke RSUD untuk mendapat perawatan dan pengobatan yang diperlukan, tanpa memberi tahu secara spesifik penyakit yang diderita.

“Biasanya jika sudah diarahkan dan dilakukan pemanggilan oleh Klinik VCT RSUD tetap tidak datang akan dilakukan ‘jemput bola’, dengan maksud memberi wawasan mengenai sakit yang diderita serta langkah pengobatan maupun pola pencegahan penularannya,” katanya.

Rochmanu mengakui, rata-rata pendonor yang teridentifikasi tertular HIV/AIDS mengalami depresi atau shok mental karena tidak menyangka tertular penyakit mematikan tersebut.

“Kalau melihat data temuan, kasusnya merata antara ODHA perempuan dan laki-laki. Di Tulungagung ini biasanya penularan karena hubungan seks bebas, sedikit sekali yang dilatarbelakangi kasus narkoba ataupun lainnya,” kata Rochmanu.

Selain identifikasi kasus ODHA, ia menyebut temuan kasus darah rusak paling banyak disebabkan pendonor menderita penyakit hepatitis B dengan rasio 2 : 25 kantong darah (pendonor), disusul hepatitis A dengan rasio 1 : 30, lalu sipilis atau penyakit kelamin dengan rasio 1 : 100 pendonor, dan HIV/AIDS dengan rasio temuan rata-rata 2 : 1.500 kantong darah setiap bulannya.

“Setiap temuan darah rusak langsung kami lakukan pemusnahan di mesin penhancur milik PMI ataupun dikirim ke RSUD dr Iskak untuk dimusnahkan bersama limbah medis rumah sakit yang lain,” katanya. (Antara/bay)
0
2K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan