- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kesalahpahaman Di Dunia Smartphone, Sebutannya SoC atau Prosesor?


TS
raisacaem
Kesalahpahaman Di Dunia Smartphone, Sebutannya SoC atau Prosesor?
Permisi mimin and momod, mohon maaf nih kalo ane salah kamar. Ane hanya sekedar pengen berbagi ilmu aja. Semoga bermanfaat ya.
Selama inikan pemahaman si "otak" smartphone yang kita kenal itu prosesor. Tapi beberapa yg lainnya juga biasanya menyebutnya dengan SoC. Nah kira2 yg benar menyebutnya itu yg mana sih? Prosesor atau SoC? Langsung aja simak penjelasan lengkapnya di bawah nih gan, ane copas dari salah satu media lokal, Jagat Review.
Ya, mengatakan bahwa sebuah smartphone atau “hape” itu hanya menggunakan prosesor, terkadang membuat pemahaman terhadap isi smartphone menjadi dangkal. Sebuah smartphone pada umumnya menggunakan SoC atau System-on-Chip. Ada yang menyederhanakannya sebagai “chipset”. Bisa juga, tapi SoC adalah bahasa yang tepat. Mari kita lihat kenapa namanya SoC. Untuk mempermudah pembahasan, kami akan membahas dengan acuan SoC buatan Qualcomm, karena sangat umum digunakan di pasaran smartphone.

SoC: Gabungan dari beragam komponen
Sebuah SoC adalah gabungan dari beragam komponen yang pada dasarnya sudah merupakan inti dari semua fungsi di dalam smartphone. Mari kita ambil contoh SoC buatan Qualcomm, atau yang diberi nama Snapdragon. Pada umumnya SoC Snapdragon akan berisikan: prosesor, DSP (Digital Signal Processor), modem (untuk konektivitas), GPU (awamnya, disebut VGA), fitur pengendali display, pengendali memori/RAM, pengendali penyimpanan data, fungsi pendeteksi lokasi (umum disebut GPS), ISP (Image Signal Processor, untuk proses foto/video), fitur keamanan, fitur konektivitas lainnya (WiFi, Bluetooth, NFC), fungsi Quick Charge, dan sebagainya.
Ya, jadi sebuah “prosesor” ternyata tidak hanya berisikan prosesor saja. Semua komponen dan fitur di atas sudah terpadu dalam sebuah SoC. Bagi Qualcomm, SoC itu dinamakan Snapdragon. Beberapa fungsi akan masih membutuhkan komponen tambahan di luar SoC. Akan tetapi, tanpa bagian pengendali di dalam SoC, fungsi tersebut tidak bisa ditambahkan atau tidak akan efisien jika ditambahkan di luar SoC.
Mengapa harus dibuat terpadu jadi satu? Karena, di dalam smartphone, konsumsi daya adalah hal yang sangat penting. Sebuah sistem terintegrasi dalam SoC membuat efisiensi setiap komponen menjadi jauh lebih baik ketimbang jika dipisah-pisahkan. Dengan kata lain, penggabungan ke dalam SoC membuat sistem menjadi lebih irit daya dan bisa lebih sigap/kencang juga.

SoC Qualcomm: Sebuah Paket Lengkap
Untuk SoC Qualcomm, GPS, modem, kemampuan foto/video, dan kemampuan WiFi pun tersedia di dalamnya. Bahkan sistem pengamanan pun ada di dalamnya. Jadi, memilih sebuah smartphone berdasarkan “prosesor” (seharusnya SoC) sebenarnya membuat kita juga memilih kemampuan modem, GPS, WiFi, dan (secara parsial) kualitas foto serta videonya. Ini hal yang kadang terlewatkan saat memilih sebuah smartphone bukan?
Akan tetapi, tentu saja, produsen smartphone masih bisa memilih fitur mana yang akan diaktifkan dan mana yang tidak. Sebagai contoh, fitur WiFi 802.11ac, meski tersedia dalam SoC tapi jika antena tidak disediakan maka smartphone tidak akan bisa memanfaatkannya. Quick Charge pun demikian. Jika chip charging tambahan tidak dipasangkan, maka smartphone tidak bisa menggunakan Quick Charge. Karena rata-rata SoC Snapdragon memiliki pengendalinya, tapi sirkuit Quick Charge masih harus ditambahkan.

DSP: Bagian SoC yang Sangat Penting
Prosesor penting, tentu saja. GPU pun demikian. Tapi dalam smartphone, prosesor tidak bisa digunakan dengan performa maksimal terus-menerus. Karena itu berarti baterai akan cepat habis. Oleh sebab itu, SoC yang baik akan memiliki DSP yang baik. DSP bisa dikatakan seperti prosesor dengan fungsi khusus (meski bisa diprogram untuk berubah fungsi), yang sangat irit daya. Qualcomm Snapdragon terkenal dengan DSP Hexagon. DSP ini yang memungkinkan sensor-sensor siap menerima input meski smartphone masuk ke dalam mode standby. DSP ini juga yang umum digunakan untuk mengerjakan hal penting seperti mendukung kerja kamera dan audio. Tanpa DSP yang baik, sebuah SoC akan menjadi sangat boros daya dan performanya bisa menjadi sangat rendah untuk fungsi-fungsi tertentu.

Snapdragon 425: Contoh “Prosesor Sederhana” yang Tidak Sederhana
Mari kita lihat contoh SoC pada Snapdragon 425. Meski SoC ini “hanya” memiliki 4 core, akan tetapi kelengkapannya sudah tergolong sangat baik. Qualcomm melengkapinya dengan fitur WiFi 802.11ac (bisa 5GHz dan 2,4GHz) lengkap dengan MU-MIMO, teknologi TruSignal, dual ISP untuk kamera hingga 16 MP, dan DSP Hexagon yang terkenal kencang dan irit. Dari sisi modemnya, SoC ini menggunakan X6 LTE Modem yang menjamin kecepatan tinggi, bahkan upload bisa mencapai 75 Mbps. GPU-nya sudah siap untuk aplikasi 64-bit. Dari sisi deteksi lokasi, Snapdragon 425 tidak hanya mampu memanfaatkan satelit GPS saja. SoC ini juga bisa menggunakan Glonass dan bahkan satelit Beidou.
Snapdragon 425 hadir untuk mengijinkan produsen membuat smartphone dengan harga sangat terjangkau namun tetap kencang dan irit. SoC semacam ini juga cocok untuk produsen yang hendak menyuguhkan sebuah smartphone dengan fitur-fitur ekstra dan lengkap namun harganya tetap tidak melambung tinggi. Penting diingat bahwa DSP yang menjadi salah satu andalan Snapdragon 425, akan menjaga konsumsi daya dan respons smartphone tetap baik dalam penggunaan keseharian.
Blackberry Aurora: Memanfaatkan SoC Snapdragon 425

Ya, BB Aurora adalah salah satu smartphone yang memanfaatkan SoC Snapdragon 425. Seperti kita ketahui, Blackberry selalu berkutat dengan sistem keamanan yang ekstra ketat. Pengembangan dan implementasi sistem keamanan ini tentunya akan tercermin pada harga perangkatnya. Tentunya, untuk pasar Indonesia, Blackberry tidak bisa memaksakan harga super-tinggi, bukan? Akan tetapi, fitur berkelas harus tetap dipertahankan. Karena, perangkat Blackberry secara umum akan menarik untuk pengguna di kalangan profesional, yang membutuhkan kenyamanan pakai untuk pekerjaan sehari-hari.
BB Aurora dirancang dengan spesifikasi:
– RAM 4GB
– Internal storage 32GB
– Fitur keamanan ekstra ketat, khas Blackberry
– Layar AMOLED 5.5″
– Keyboard Blackberry yang sangat efektif
– Kamera utama 13 MP dengan phase detection AF dan dual tone flash
– Kamera selfie 8 MP dengan LED flash
– Dual SIM Card
– MicroSD slot
– Dukungan LTE luas, hingga ke kartu Smartfren
– Baterai 3000 mAh
Untuk dapat menjual semua fitur ini dengan harga yang masih terjangkau namun berperforma tinggi dan dengan konsumsi daya baik, Blackberry memilih SoC Snapdragon 425. Modem di dalam SoC ini membuat dukungan LTE BB Aurora menjadi luas, bahkan mendukung jaringan Smartfren. Akurasi deteksi lokasi pada smartphone ini pun tergolong baik, karena SoC Snapdragon 425 dalam BB Aurora memungkinkan fitur deteksi lokasi menggunakan satelit GPS, Glonass, dan juga satelit Beidou.
Pihak BB Merah Putih pun menjanjikan daya tahan baterai yang tergolong baik: talk-time 20 jam dan video playback 10 jam. Selain karena penggunaan layar AMOLED, hal ini pun dicapai karena SoC dengan DSP yang efisien. Tentu saja, RAM besar (4GB) menjadi pilihan terbaik untuk smartphone ini. Terutama, karena para profesional penggunanya tentunya akan memanfaatkannya untuk multitasking.

Kesimpulan: Smartphone Itu Pakai SoC, Bukan Hanya Prosesor
Ya, kita kembali ke judul awal. Membahas sebuah smartphone tidak bisa hanya melihat core prosesor, GPU, RAM, dan internal storage saja. DSP, ISP, modem seluler, modem WiFi, dan perangkat lainnya di dalam SoC menjadi hal yang sangat penting dalam menunjang performa serta kenyamanan pakai sebuah smartphone. DSP memastikan konsumsi daya tetap rendah, sementara ISP mengolah gambar hasil foto menjadi indah tanpa harus menunggu lama untuk bisa di-upload ke media sosial. Kemampuan GPS menjadi hal yang sangat dibutuhkan di era transportasi online. Sementara kemampuan modem menjadi penting untuk kompatibilitas dengan beragam jaringan LTE di Indonesia, dan memastikan bahwa data yang dibutuhkan segera sampai ke klien pada saat Anda terjebak macet di jalan. Justru komponen-komponen ekstra di dalam SoC ini yang menjadikan smartphone kita “smart”, bukan? Jadi, smartphone itu pakai SoC yaaa, bukan hanya prosesor saja.
Qualcomm: Snapdragon Sekarang Adalah Platform
Qualcomm bahkan menjelaskan lebih lanjut bahwa Snapdragon kini adalah sebuah platform. Jadi, bukan sekadar SoC saja, apalagi hanya prosesor saja. Mengapa demikian? Karena selain CPU, GPU, DSP, ISP, modem, perangkat GPS, dan sebagainya yang umum ada dalam SoC, Qualcomm Snapdragon juga menyertakan software dan services. Driver yang dioptimalkan dan terus dikembangkan adalah contoh software-nya. Sementara itu, SoC Snapdragon disuguhkan beserta kemudahan kustomisasi oleh produsen dengan dibantu oleh pihak Qualcomm. Sebagai contoh, Quick Charge dapat di-tune sesuai kebutuhan produsen untuk menyesuaikan dengan bentuk dan bahan fisik smartphone. Sementara itu, pengaturan setting hasil foto dan video pun bisa dikonsultasikan ke pihak Qualcomm untuk menghasilkan kualitas terbaik yang dibutuhkan produsen. Jadi bagi Qualcomm, Snapdragon kini adalah sebuah platform, bukan sekadar SoC.
Source
Selama inikan pemahaman si "otak" smartphone yang kita kenal itu prosesor. Tapi beberapa yg lainnya juga biasanya menyebutnya dengan SoC. Nah kira2 yg benar menyebutnya itu yg mana sih? Prosesor atau SoC? Langsung aja simak penjelasan lengkapnya di bawah nih gan, ane copas dari salah satu media lokal, Jagat Review.
Spoiler for Cekidot Penjelasannya:
Ya, mengatakan bahwa sebuah smartphone atau “hape” itu hanya menggunakan prosesor, terkadang membuat pemahaman terhadap isi smartphone menjadi dangkal. Sebuah smartphone pada umumnya menggunakan SoC atau System-on-Chip. Ada yang menyederhanakannya sebagai “chipset”. Bisa juga, tapi SoC adalah bahasa yang tepat. Mari kita lihat kenapa namanya SoC. Untuk mempermudah pembahasan, kami akan membahas dengan acuan SoC buatan Qualcomm, karena sangat umum digunakan di pasaran smartphone.

SoC: Gabungan dari beragam komponen
Sebuah SoC adalah gabungan dari beragam komponen yang pada dasarnya sudah merupakan inti dari semua fungsi di dalam smartphone. Mari kita ambil contoh SoC buatan Qualcomm, atau yang diberi nama Snapdragon. Pada umumnya SoC Snapdragon akan berisikan: prosesor, DSP (Digital Signal Processor), modem (untuk konektivitas), GPU (awamnya, disebut VGA), fitur pengendali display, pengendali memori/RAM, pengendali penyimpanan data, fungsi pendeteksi lokasi (umum disebut GPS), ISP (Image Signal Processor, untuk proses foto/video), fitur keamanan, fitur konektivitas lainnya (WiFi, Bluetooth, NFC), fungsi Quick Charge, dan sebagainya.
Ya, jadi sebuah “prosesor” ternyata tidak hanya berisikan prosesor saja. Semua komponen dan fitur di atas sudah terpadu dalam sebuah SoC. Bagi Qualcomm, SoC itu dinamakan Snapdragon. Beberapa fungsi akan masih membutuhkan komponen tambahan di luar SoC. Akan tetapi, tanpa bagian pengendali di dalam SoC, fungsi tersebut tidak bisa ditambahkan atau tidak akan efisien jika ditambahkan di luar SoC.
Mengapa harus dibuat terpadu jadi satu? Karena, di dalam smartphone, konsumsi daya adalah hal yang sangat penting. Sebuah sistem terintegrasi dalam SoC membuat efisiensi setiap komponen menjadi jauh lebih baik ketimbang jika dipisah-pisahkan. Dengan kata lain, penggabungan ke dalam SoC membuat sistem menjadi lebih irit daya dan bisa lebih sigap/kencang juga.

SoC Qualcomm: Sebuah Paket Lengkap
Untuk SoC Qualcomm, GPS, modem, kemampuan foto/video, dan kemampuan WiFi pun tersedia di dalamnya. Bahkan sistem pengamanan pun ada di dalamnya. Jadi, memilih sebuah smartphone berdasarkan “prosesor” (seharusnya SoC) sebenarnya membuat kita juga memilih kemampuan modem, GPS, WiFi, dan (secara parsial) kualitas foto serta videonya. Ini hal yang kadang terlewatkan saat memilih sebuah smartphone bukan?
Akan tetapi, tentu saja, produsen smartphone masih bisa memilih fitur mana yang akan diaktifkan dan mana yang tidak. Sebagai contoh, fitur WiFi 802.11ac, meski tersedia dalam SoC tapi jika antena tidak disediakan maka smartphone tidak akan bisa memanfaatkannya. Quick Charge pun demikian. Jika chip charging tambahan tidak dipasangkan, maka smartphone tidak bisa menggunakan Quick Charge. Karena rata-rata SoC Snapdragon memiliki pengendalinya, tapi sirkuit Quick Charge masih harus ditambahkan.

DSP: Bagian SoC yang Sangat Penting
Prosesor penting, tentu saja. GPU pun demikian. Tapi dalam smartphone, prosesor tidak bisa digunakan dengan performa maksimal terus-menerus. Karena itu berarti baterai akan cepat habis. Oleh sebab itu, SoC yang baik akan memiliki DSP yang baik. DSP bisa dikatakan seperti prosesor dengan fungsi khusus (meski bisa diprogram untuk berubah fungsi), yang sangat irit daya. Qualcomm Snapdragon terkenal dengan DSP Hexagon. DSP ini yang memungkinkan sensor-sensor siap menerima input meski smartphone masuk ke dalam mode standby. DSP ini juga yang umum digunakan untuk mengerjakan hal penting seperti mendukung kerja kamera dan audio. Tanpa DSP yang baik, sebuah SoC akan menjadi sangat boros daya dan performanya bisa menjadi sangat rendah untuk fungsi-fungsi tertentu.

Snapdragon 425: Contoh “Prosesor Sederhana” yang Tidak Sederhana
Mari kita lihat contoh SoC pada Snapdragon 425. Meski SoC ini “hanya” memiliki 4 core, akan tetapi kelengkapannya sudah tergolong sangat baik. Qualcomm melengkapinya dengan fitur WiFi 802.11ac (bisa 5GHz dan 2,4GHz) lengkap dengan MU-MIMO, teknologi TruSignal, dual ISP untuk kamera hingga 16 MP, dan DSP Hexagon yang terkenal kencang dan irit. Dari sisi modemnya, SoC ini menggunakan X6 LTE Modem yang menjamin kecepatan tinggi, bahkan upload bisa mencapai 75 Mbps. GPU-nya sudah siap untuk aplikasi 64-bit. Dari sisi deteksi lokasi, Snapdragon 425 tidak hanya mampu memanfaatkan satelit GPS saja. SoC ini juga bisa menggunakan Glonass dan bahkan satelit Beidou.
Snapdragon 425 hadir untuk mengijinkan produsen membuat smartphone dengan harga sangat terjangkau namun tetap kencang dan irit. SoC semacam ini juga cocok untuk produsen yang hendak menyuguhkan sebuah smartphone dengan fitur-fitur ekstra dan lengkap namun harganya tetap tidak melambung tinggi. Penting diingat bahwa DSP yang menjadi salah satu andalan Snapdragon 425, akan menjaga konsumsi daya dan respons smartphone tetap baik dalam penggunaan keseharian.
Blackberry Aurora: Memanfaatkan SoC Snapdragon 425

Ya, BB Aurora adalah salah satu smartphone yang memanfaatkan SoC Snapdragon 425. Seperti kita ketahui, Blackberry selalu berkutat dengan sistem keamanan yang ekstra ketat. Pengembangan dan implementasi sistem keamanan ini tentunya akan tercermin pada harga perangkatnya. Tentunya, untuk pasar Indonesia, Blackberry tidak bisa memaksakan harga super-tinggi, bukan? Akan tetapi, fitur berkelas harus tetap dipertahankan. Karena, perangkat Blackberry secara umum akan menarik untuk pengguna di kalangan profesional, yang membutuhkan kenyamanan pakai untuk pekerjaan sehari-hari.
BB Aurora dirancang dengan spesifikasi:
– RAM 4GB
– Internal storage 32GB
– Fitur keamanan ekstra ketat, khas Blackberry
– Layar AMOLED 5.5″
– Keyboard Blackberry yang sangat efektif
– Kamera utama 13 MP dengan phase detection AF dan dual tone flash
– Kamera selfie 8 MP dengan LED flash
– Dual SIM Card
– MicroSD slot
– Dukungan LTE luas, hingga ke kartu Smartfren
– Baterai 3000 mAh
Untuk dapat menjual semua fitur ini dengan harga yang masih terjangkau namun berperforma tinggi dan dengan konsumsi daya baik, Blackberry memilih SoC Snapdragon 425. Modem di dalam SoC ini membuat dukungan LTE BB Aurora menjadi luas, bahkan mendukung jaringan Smartfren. Akurasi deteksi lokasi pada smartphone ini pun tergolong baik, karena SoC Snapdragon 425 dalam BB Aurora memungkinkan fitur deteksi lokasi menggunakan satelit GPS, Glonass, dan juga satelit Beidou.
Pihak BB Merah Putih pun menjanjikan daya tahan baterai yang tergolong baik: talk-time 20 jam dan video playback 10 jam. Selain karena penggunaan layar AMOLED, hal ini pun dicapai karena SoC dengan DSP yang efisien. Tentu saja, RAM besar (4GB) menjadi pilihan terbaik untuk smartphone ini. Terutama, karena para profesional penggunanya tentunya akan memanfaatkannya untuk multitasking.

Kesimpulan: Smartphone Itu Pakai SoC, Bukan Hanya Prosesor
Ya, kita kembali ke judul awal. Membahas sebuah smartphone tidak bisa hanya melihat core prosesor, GPU, RAM, dan internal storage saja. DSP, ISP, modem seluler, modem WiFi, dan perangkat lainnya di dalam SoC menjadi hal yang sangat penting dalam menunjang performa serta kenyamanan pakai sebuah smartphone. DSP memastikan konsumsi daya tetap rendah, sementara ISP mengolah gambar hasil foto menjadi indah tanpa harus menunggu lama untuk bisa di-upload ke media sosial. Kemampuan GPS menjadi hal yang sangat dibutuhkan di era transportasi online. Sementara kemampuan modem menjadi penting untuk kompatibilitas dengan beragam jaringan LTE di Indonesia, dan memastikan bahwa data yang dibutuhkan segera sampai ke klien pada saat Anda terjebak macet di jalan. Justru komponen-komponen ekstra di dalam SoC ini yang menjadikan smartphone kita “smart”, bukan? Jadi, smartphone itu pakai SoC yaaa, bukan hanya prosesor saja.
Qualcomm: Snapdragon Sekarang Adalah Platform
Qualcomm bahkan menjelaskan lebih lanjut bahwa Snapdragon kini adalah sebuah platform. Jadi, bukan sekadar SoC saja, apalagi hanya prosesor saja. Mengapa demikian? Karena selain CPU, GPU, DSP, ISP, modem, perangkat GPS, dan sebagainya yang umum ada dalam SoC, Qualcomm Snapdragon juga menyertakan software dan services. Driver yang dioptimalkan dan terus dikembangkan adalah contoh software-nya. Sementara itu, SoC Snapdragon disuguhkan beserta kemudahan kustomisasi oleh produsen dengan dibantu oleh pihak Qualcomm. Sebagai contoh, Quick Charge dapat di-tune sesuai kebutuhan produsen untuk menyesuaikan dengan bentuk dan bahan fisik smartphone. Sementara itu, pengaturan setting hasil foto dan video pun bisa dikonsultasikan ke pihak Qualcomm untuk menghasilkan kualitas terbaik yang dibutuhkan produsen. Jadi bagi Qualcomm, Snapdragon kini adalah sebuah platform, bukan sekadar SoC.
Source
0
3K
Kutip
25
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan