Kaskus

News

finafatmasariiAvatar border
TS
finafatmasarii
Berapa Modal Berinvestasi di Pasar Modal?
Source : Modal berinvestasi di pasar modal





Beberapa waktu yang lalu, saya menyempatkan diri untuk bertemu dengan teman lama, sudah lebih dari 10 tahun mungkin kami tidak bertemu. Sehingga, saya sangat antusias bertemu dengan teman lama saya tersebut. Kita saling bertukar cerita mengenai apa saja yang terjadi selama 10 tahun ini. Dan ketika saya menceritakan sedikit banyak mengenai investasi di pasar saham, dia tertarik untuk mulai berinvestasi di pasar saham. Namun, kemudian muncul sebuah pertanyaan dari teman saya. Pertanyaannya adalah “Kira-kira berapa modal awal yang ideal? Apakah cukup hanya dengan 10 juta? Sementara saya juga banyak mendengar para investor saham modalnya bisa mencapai ratusan juta bahkan sampai miliaran rupiah? Apakah saya bisa bersaing dengan para pemodal besar tersebut?



Pertanyaan ini yang membuat saya kemudian terdorong untuk sharing di artikel ini, karena terdapat semacam persepsi di masyarakat awam bahwa pasar modal hanya diperuntukkan bagi pemain besar atau istilahnya pemain kelas kakap. Sementara jika Anda hanya memiliki modal, katakanlah Rp 2 juta, 5 juta, atau 10 juta, jangan harap untuk bisa sukses di pasar modal. Benarkah demikian? Meskipun persepsi ini jelas-jelas keliru, namun persepsi inilah yang masih banyak melekat di masyarakat awam.



Oke untuk menjawab pertanyaan ini, saya akan coba untuk menggambarkan nya dengan sebuah cerita. Ada seorang ayah yang memiliki dua orang anak laki-laki. Anaknya yang sulung berusia 17 tahun (berarti sudah sekitar SMA), sementara adiknya yang bungsu berusia 10 tahun (sekitar kelas 4 SD). Sang Ayah memberikan tugas kepada kedua anaknya untuk membantu memindahkan batu-bata dari mobil pick up ke halaman rumah. Si bungsu membawa paling banyak tiga buah batu bata sekali angkut, sementara si sulung mampu membawa delapan batu bata sekaligus. Dalam waktu sekitar 15 menit, di bungsu hanya mampu membawa 100 bata, sementara si sulung bisa membawa sekitar 300 bata.



Satu jam kemudian, datang lah pengiriman batu-bata di mobil pick up yang kedua. Si Bungsu, yang tidak senang karena merasa kalah oleh kakak nya, kali ini mencoba lebih keras. Si Bungsu mencoba menyaingi kakaknya dengan membawa 8 bata sekaligus. Dan apa yang terjadi? Belum sampai lima langkah dari pick up, tangan si Bungsu mulai gemetaran dan batu-bata itu pun jatuh ke tanah dan hancur berantakan. Bukannya mempercepat pekerjaan, si bungsu malah merusak batu-batanya.



Cerita di atas mungkin hanya sekedar ilustrasi. Namun pesan moral yang ingin saya sampaikan di sini adalah ketika si Ayah memberikan tugas untuk memindahkan batu-bata, mulai lah dengan hanya membawa 1 bata saja. Apabila 1 bata terasa ringan, maka mulailah dengan mengangkat 2 bata. Begitu pula apabila 2 bata juga masih terasa ringan, mulai lah dengan mengangkat 3 bata, demikian seterus nya sampai batas kekuatan mengangkat batu-bata. Mungkin niat si bungsu baik, agar pekerjaannya menjadi lebih cepat selesai. Namun jika batas kekuatan si bungsu hanya sampai 3 bata, maka sebaiknya jangan dipaksakan untuk membawa lebih dari 3 bata apalagi langsung membawa 8 bata. Bukannya mempercepat pekerjaan, si bungsu malah menghancurkan bata tersebut.



Hal yang sama juga berlaku di pasar modal. Sekilas mungkin berinvestasi dengan modal Rp 1 Miliar akan sama dengan modal Rp 10 juta. Toh yang penting ngerti analisa, ngerti teori nya. Namun pada praktiknya akan jauh berbeda. Apa nya yang berbeda? Beban psikologis nya (kalau contoh cerita di atas tadi, yang membedakan adalah beban fisik nya). Jika Anda terjun di pasar modal dengan modal langsung Rp 1 Miliar, mungkin Anda belum sanggup menahan beban psikologis dengan mengelola dana sebesar itu. Dengan dana investasi sebesar Rp 1 Miliar, katakanlah investasi atau trading Anda sedang turun 10% dari modal Anda tadi, maka beban psikologis Anda adalah kerugian sebesar Rp 100 juta. Apakah Anda sanggup menahan beban psikologis kerugian Rp 100 juta?



Bandingkan apabila Anda memulai dengan dana Rp 10 juta, apabila investasi atau trading Anda sedang turun 10% dari modal, maka beban psikologis Anda adalah kerugian “hanya” sebesar Rp 1 juta. Dan, seperti cerita batu bata di atas tadi, ketika Anda tidak mampu menahan beban psikologis di pasar modal, maka bisa jadi Anda akan menjadi stress karena belum sanggup menahan pressure sebesar itu. Dan perlu Anda ketahui juga, bahwa ketika seorang investor tidak mampu menahan beban psikologis, biasanya (bahkan kemungkinan besar) akan banyak salah mengambil keputusan, karena dalam situasi menahan beban psikologis yang berat, pikiran tidak bisa berpikir jernih. Sementara jika Anda mampu menahan beban psikologis tersebut dalam batas kemampuan Anda, Anda akan lebih enjoy dan tanpa tekanan dalam mengelola dana tersebut, sehingga kemungkinan besar Anda akan cukup sukses dalam mencetak profit di pasar modal.



Apabila investasi Anda berjalan lancar, Anda mulai bisa menambah modal Anda (seperti hal nya menambah batu bata yang di bawa). Katakanlah dari modal Anda Rp 10 juta, anda bisa tambah menjadi Rp 20 juta, 30 juta, 40 juta, dan seterusnya sampai ratusan juta atau mungkin miliaran rupiah. Lakukan secara perlahan-lahan sambil Anda mengetes mental Anda sendiri. Apabila Anda menganggap 50 juta sudah besar untuk saat ini, maka di level itulah batas kemampuan yang Anda mampu tanggung. Jangan memaksakan diri. Seperti hal nya kemampuan fisik yang membutuhkan waktu, kemampuan mental dan psikologis juga membutuhkan waktu bertahun-tahun seiring bertambahnya jam terbang Anda di pasar modal.



Lalu kenapa banyak investor kecil yang gagal di pasar modal? Masalahnya bukan pada besar nya dana investasi yang dikelola, namun lebih kepada action yang dilakukan dari dana investasi tersebut. Contoh seorang investor dengan dana investasi Rp 10 juta, seluruh dananya dimasukkan ke dalam satu saham. Dalam waktu sebulan sahamnya naik 10%, berapa keuntungannya? Yaa tentu saja hanya Rp 1 juta. Bagi si investor, gain segitu jelas terlihat kecil apalagi harus menunggu 1 bulan (belum cukup untuk membayar pengeluaran bulanan 10 juta misalkan). Karena itulah, investor kecil ini jadi nya lebih suka memperhatikan saham-saham gorengan yang bisa melejit dalam waktu singkat, dengan harapan mereka bisa lebih cepat kaya dalam waktu singkat. Dalam pasar saham memang selalu ada saja saham-saham seperti itu yang bisa naik 10% – 20% dalam waktu singkat. Namun masalahnya, saham ajaib seperti itu juga bisa turun 10% – 20% dalam waktu singkat juga. Nah di sinilah investor kecil tadi terjebak menjadi seorang spekulan. Beberapa di antara mereka mungkin cukup sukses meningkatkan modal nya hinga berkali-kali lipat, namun kejadian yang lebih banyak terjadi adalah mereka akhirnya tidak memperoleh apa-apa bahkan malah akhirnya mengalami kerugian. Hal ini lah yang kemudian banyak sekali menciptakan persepsi bahwa saham adalah judi.



Bandingkan dengan investor yang mengelola dana, katakanlah Rp 1 miliar. Dengan kenaikan saham yang sama yaitu 10% dalam waktu 1 bulan, maka profit nya sudah mencapai Rp 100 juta. Investor kakap ini biasanya sudah memahami risiko bahwa apabila bermain di saham gorengan, bukannya untung Rp 100 juta bisa jadi malah rugi Rp 100 juta. Oleh karena itu, investor kakap ini tidak mau menjadi seorang spekulan. Biasanya pula, para investor kakap ini secara usia dan psikologis sudah jauh lebih matang dibanding investor kecil, sehingga mereka lebih bijak dan hati-hati dalam mengelola portofolionya dan alhasil, mereka pun sukses di saham.



Jadi, balik lagi ke pertanyaan apakah investor kecil ini dapat bersaing dengan investor besar? Saya akan menjawab bahwa kesuksesan Anda di pasar saham tidak ditentukan oleh berapa modal kelolaan yang anda miliki untuk berinvestasi di pasar saham, melainkan ditentukan oleh cara anda dalam mengelola portofolio anda. Saya pun ketika awal berinvestasi juga memulai dengan modal minimal Rp 10 juta (karena waktu tahun 2009, modal setoran awal minimum adalah Rp 10 juta). Kemudian, secara berkala saya selalu menyisihkan sebagian dari gaji saya untuk menambah modal investasi saya di pasar saham. Itu saya lakukan secara konsisten.



Sebagai penutup Artikel ini, apabila Anda saat ini masih mengelola dana investasi kecil, inilah saat nya Anda melatih mental Anda. Seiring berjalannya waktu, mental Anda akan semakin kuat untuk menahan beban psikologis di pasar modal. Ketika Anda sudah lebih kuat, mungkin itu sudah waktunya Anda untuk boleh menambah modal investasi Anda.


RE-SHARE dari : http://rivankurniawan.com/2017/03/27...i-pasar-modal/

Untuk Informasi Investasi di Pasar Saham
by MIRAE ASSET SEKURITAS
FINA FATMASARI

Office Education


PT. Mirae Asset Sekuritas Indonesia

Kawasan Mega kuningan

Kantor Taman A9, Unit A3-A Lt. 3 Jakarta Selatan 12950

Mobile: +62-812-8407-6706 Pin: 7D899672

Email: fina.fatmasari@miraeasset.co.id



Polling
Poll ini sudah ditutup. - 0 suara
Apakah anda tertarik berinvestasi di saham
YA
0%
TIDAK
0%
0
2.2K
11
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan