Sebenarnuya info ini sudah lama , tapi ane ingin mensharenya untuk menambah wawasan bagi yang bum baca, Sebelumnya ane minta cendolnya ya ya gan, karna agan bisa lihat reputasi ane masih abu - abu
Spoiler for gambar:
Spoiler for Isi:
Indonesia boleh berbangga karena memiliki tambahan sebuah BUMN yang membanggakan di kancah dunia. Seperti Garuda Indonesia, nama Batan Tekno perlahan-lahan bangkit dari keterpurukan setelah sempat mati suri pada tahun 2010 karena adanya larangan internasional untuk melakukan pengayaan uranium tingkat tinggi karena dikhawatirkan akan terjadinya penyalahgunaan uranium menjadi senjata nuklir.
Namun kini di bawah kepemimpinan Dr. Ir. Yudiutomo Imardjoko dan rekannya Dr. Ing. Kusnanto, Batan Tekno yang dulu bernama Batantek kembali bangkit dengan produk unggulannya, yaitu Formula YK – sebuah penemuan radioisotop atau pengolahan uranium tingkat rendah yang dipergunakan untuk kepentingan medis.
Dengan penemuan baru Formula YK (yang merupakan singkatan dari Formula Yudiutomo-Kusnanto) ini, Indonesia berhasil menjadi satu-satunya negara di Asia yang mampu memproduksi radioisotop sehingga seluruh negara di Asia melakukan pemesanan Formula YK ke Batan Tekno.
Radioisotop sendiri adalah bahan yang sangat penting untuk pemeriksaan kesehatan di rumah sakit dan tidak bisa dipisahkan dengan keberdaan kedokteran nuklir. Dengan radioisotop, organ-organ dalam tubuh dapat dilihat secara bewarna dan tiga dimensi, sangat berbeda dengan radiologi hitam-putih yang kita kenal selama ini.
Amerika Serikat dan Australia, walau memproduksi radioisotop tidaklah dipandang sebagai ancaman bagi Batan Tekno karena umur radioisotop yang hanya 60 jam. Sebagai contoh, untuk melakukan pengiriman ke Cina yang membutuhkan 10 curie radioisotop, negara tersebut harus membeli 60 curie karena 50 curie sisanya akan hilang masa aktifnya di jalan.
Pada tahun 2012 Batan Tekno memiliki omzet 200 miliar rupiah dan hingga kini melayani pemesanan radioisotop ke Jepang, Cina, Malaysia dan negara Asia lainnya. Pada akhir tahun 2016 Batan Tekno diharapkan akan memulai produksinya di Amerika Serikat dengan mendirikan pabrik dan menggandeng perusahaan nuklir swasta Amerika Serikat, Babcock & Wilcox Company sebagai mitranya untuk memenuhi kebutuhan radioisotop Negeri Paman Sam sebesar 4000 curie per minggu dari total kebutuhan 6000 curie per minggu.