- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sri Mulyani Kecewa, AS Maunya Menang Sendiri di Forum G20


TS
aghilfath
Sri Mulyani Kecewa, AS Maunya Menang Sendiri di Forum G20
Spoiler for Sri Mulyani Kecewa, AS Maunya Menang Sendiri di Forum G20:

Quote:
Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, baru saja mewakili Indonesia menghadiri pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 di Baden-Baden, Jerman. Dalam pertemuan yang berlangsung dua hari tersebut, tidak muncul adanya kesepakatan mengenai arah perdagangan internasional.
Sri mengatakan di sisi perdagangan, Amerika Serikat (AS) sepakat agar perdagangan dilakukan berkeadilan, akan tetapi yang dimaksud adil merupakan adil yang sesuai kebutuhan AS sehingga tidak sesuai dengan kesepakatan negara G20 yang sebelumnya berkomitmen bekerja sama dalam perdagangan bebas.
Oleh karena itu, Sri Mulyani menyebut pertemuan G20 kemarin belum ada kesepakatan perdagangan mengenai kebijakan arah yang pasti.
"Pada pertemuan G20 saat ini, tidak ada kesepakatan mengenai arah (perdagangan). Jadi mereka tetap sepakat bahwa trade memang diperlukan, namun AS menyampaikan bahwa mereka ingin agar trade yang fair dan definisi dari fair oleh AS adalah sesuai dengan kebutuhan AS sendiri yang tak selalu sama dengan fair dari sisi internasional," kata Sri Mulyani, di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (22/3/2017).
"Jadi ini menimbulkan sesuatu yang kemudian tidak muncul suatu kesepakatan kuat dan komitmen bersama dari G20 yang ingin bersama-sama untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi antar negara dengan adanya kerja sama kebijakan ekonomi antar anggota G20," ujarnya.
Menurutnya, hal ini merupakan suatu kemunduran sehingga Indonesia harus mewaspadai tentang adanya ancaman ketidakpastian ini karena perekonomian Indonesia sangat ditopang oleh sektor perdagangan.
Untuk itu, ia mengatakan telah membentuk tim untuk memikirkan langkah selanjutnya untuk dibahas di pertemuan G20 selanjutnya pada level pimpinan atau presiden anggota G20 pada bulan Juli di Jerman.
"Ini merupakan suatu pandangan yang dianggap setback (kemunduran) dari G20 dan Indonesia harus betul-betul waspadai perkembangan yang terjadi karena bagaimana pun negara masih berhubungan dan Indonesia adalah negara yang opened, di mana peranan dari trade cukup besar dari perekonomian kita. Saya sudah minta kepada tim keuangan untuk melihat implikasi dari kualitas pertemuan ini dan tentu masih ada harapan bahwa pertemuan G20 nanti di Hamburg bulan Juli para pimpinan akan lebih sepakat dibandingkan kemarin di level Menkeu dan Bank Sentral," ujarnya.
Meski begitu, Sri Mulyani tetap optimis pada spring meeting selanjutnya di AS yang terkait pertemuan IMF dan World Bank akan ada suatu sesi untuk Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral anggota G20 untuk bertemu kembali dan akan membahas tentang arah kebijakan perdagangan yang saat ini belum sepakat.
Ia menyebut, jika melihat arah kebijakan negara lainnya seperti Brasil, mereka berharap arah kebijakan perdagangan G20 tetap berkomitmen pada anti proteksionisme.
"Kalau melihat pandangan semua menteri keuangan dunia terutama Eropa, Asia maupun dari Amerika Latin seperti Brasil, Meksiko, Argentina mereka menyuarakan perdagangan internasional merupakan salah satu hal yang paling penting dalam menumbuhkan pemulihan perekonomian, mereka berharap arah dari G20 bisa tetap komit pada anti proteksionisme ini karena kalau semua negara lakukan proteksionisme, maka akan ada perang dagang dan perang mata uang yang pasti sifatnya destruktif ke semua negara," ujarnya.
"Tidak hanya pada negara yang alami peperangan. Tone-nya akan terus diupayakan agar arahnya semakin positif, pada pertemuan mendatang di tingkat leaders akan tetap komit mengenai pemulihan ekonomi, kerja sama kebijakan, dan komitmen jaga perdagangan internasional secara terbuka dan adil," ujarnya.
Sri mengatakan di sisi perdagangan, Amerika Serikat (AS) sepakat agar perdagangan dilakukan berkeadilan, akan tetapi yang dimaksud adil merupakan adil yang sesuai kebutuhan AS sehingga tidak sesuai dengan kesepakatan negara G20 yang sebelumnya berkomitmen bekerja sama dalam perdagangan bebas.
Oleh karena itu, Sri Mulyani menyebut pertemuan G20 kemarin belum ada kesepakatan perdagangan mengenai kebijakan arah yang pasti.
"Pada pertemuan G20 saat ini, tidak ada kesepakatan mengenai arah (perdagangan). Jadi mereka tetap sepakat bahwa trade memang diperlukan, namun AS menyampaikan bahwa mereka ingin agar trade yang fair dan definisi dari fair oleh AS adalah sesuai dengan kebutuhan AS sendiri yang tak selalu sama dengan fair dari sisi internasional," kata Sri Mulyani, di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (22/3/2017).
"Jadi ini menimbulkan sesuatu yang kemudian tidak muncul suatu kesepakatan kuat dan komitmen bersama dari G20 yang ingin bersama-sama untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi antar negara dengan adanya kerja sama kebijakan ekonomi antar anggota G20," ujarnya.
Menurutnya, hal ini merupakan suatu kemunduran sehingga Indonesia harus mewaspadai tentang adanya ancaman ketidakpastian ini karena perekonomian Indonesia sangat ditopang oleh sektor perdagangan.
Untuk itu, ia mengatakan telah membentuk tim untuk memikirkan langkah selanjutnya untuk dibahas di pertemuan G20 selanjutnya pada level pimpinan atau presiden anggota G20 pada bulan Juli di Jerman.
"Ini merupakan suatu pandangan yang dianggap setback (kemunduran) dari G20 dan Indonesia harus betul-betul waspadai perkembangan yang terjadi karena bagaimana pun negara masih berhubungan dan Indonesia adalah negara yang opened, di mana peranan dari trade cukup besar dari perekonomian kita. Saya sudah minta kepada tim keuangan untuk melihat implikasi dari kualitas pertemuan ini dan tentu masih ada harapan bahwa pertemuan G20 nanti di Hamburg bulan Juli para pimpinan akan lebih sepakat dibandingkan kemarin di level Menkeu dan Bank Sentral," ujarnya.
Meski begitu, Sri Mulyani tetap optimis pada spring meeting selanjutnya di AS yang terkait pertemuan IMF dan World Bank akan ada suatu sesi untuk Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral anggota G20 untuk bertemu kembali dan akan membahas tentang arah kebijakan perdagangan yang saat ini belum sepakat.
Ia menyebut, jika melihat arah kebijakan negara lainnya seperti Brasil, mereka berharap arah kebijakan perdagangan G20 tetap berkomitmen pada anti proteksionisme.
"Kalau melihat pandangan semua menteri keuangan dunia terutama Eropa, Asia maupun dari Amerika Latin seperti Brasil, Meksiko, Argentina mereka menyuarakan perdagangan internasional merupakan salah satu hal yang paling penting dalam menumbuhkan pemulihan perekonomian, mereka berharap arah dari G20 bisa tetap komit pada anti proteksionisme ini karena kalau semua negara lakukan proteksionisme, maka akan ada perang dagang dan perang mata uang yang pasti sifatnya destruktif ke semua negara," ujarnya.
"Tidak hanya pada negara yang alami peperangan. Tone-nya akan terus diupayakan agar arahnya semakin positif, pada pertemuan mendatang di tingkat leaders akan tetap komit mengenai pemulihan ekonomi, kerja sama kebijakan, dan komitmen jaga perdagangan internasional secara terbuka dan adil," ujarnya.
detik
Namanya juga mamarika klo ga mendominasi akan menjadi aneh, apalagi arah kebijakan Trump banyak yg kontroversial dan unpredictable

Diubah oleh aghilfath 22-03-2017 10:18


nona212 memberi reputasi
1
2.5K
Kutip
38
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan