- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Gangguan Jiwa Skizofrenia di Balik Pengakuan Sabar Nababan Sebagai Tuhan


TS
n4z1.v8
Gangguan Jiwa Skizofrenia di Balik Pengakuan Sabar Nababan Sebagai Tuhan
Gangguan Jiwa Skizofrenia di Balik Pengakuan Sabar Nababan Sebagai Tuhan

Jakarta, Mengaku Tuhan dari sebuah agama baru, seorang pria bernama Sabar Nababan diperiksa polisi. Pria ini belakangan diketahui mengidap skizofrenia (schizophrenia), bahkan dikabarkan sampai berobat ke Denmark.
Perlu dipahami bahwa ada dua gejala yang paling khas dari pasien skizofrenia, yaitu adanya halusinasi dan delusi atau waham.
Halusinasi terjadi karena pasien skizofrenia mengalami gangguan penilaian realita, artinya ia tidak bisa membedakan mana yang real atau benar-benar terjadi dan yang tidak, atau semuanya dianggap sama benarnya.
Sedangkan delusi adalah suatu keyakinan yang salah yang tidak sesuai dengan latar belakang sosial, pendidikan dan budaya pasien tetapi dipertahankan secara kukuh oleh pasien. Kemudian pasien memiliki persepsi baru tentang dirinya atau hal-hal yang berkaitan dengannya.
Hal ini disampaikan dr Andri, SpKJ dalam tulisannya di detikHealth tentang skizofrenia beberapa waktu lalu. Namun untuk bisa sampai pada persepsi tertentu, semisal pemikiran bahwa dirinya adalah Tuhan atau sesuatu yang bukan jati dirinya, pasien skizofrenia biasanya mengalami berbagai sensasi terlebih dahulu.
dr Andri mengatakan, sensasinya bisa berupa pendengaran (halusinasi auditorik) berupa bisikan, penglihatan (halusinasi visual), penciuman (halusinasi olfatorik dan perabaan (halusinasi taktil) yang sebenarnya tidak nyata.
"Pada banyak kasus skizofrenia, yang paling sering dialami adalah gangguan halusinasi yang bersifat pendengaran," ungkapnya.
Persoalannya, pada kasus Sabar, tidak dijelaskan dengan pasti sensasi seperti apa yang dialami pria asal Mataram ini hingga kemudian mendorongnya untuk mengaku sebagai Tuhan.
Yang pasti halusinasi dan delusi ini tidak disadari oleh pasien skizofrenia. Mereka juga merasa tidak mengalami gangguan apapun, bahkan orang-orang di sekitarnya seringkali sulit meyakinkan yang bersangkutan untuk berobat atau menyadari apa yang sedang terjadi.
"Pasien merasa halusinasi itu memang benar ada dan tidak bisa dipatahkan oleh orang sekitarnya. Pasien juga kesulitan dalam mengendalikan halusinasi tersebut sehingga menimbulkan gangguan fungsional pada pasien," lanjutnya.
Kapolres Mataram, AKBP Muhammad mengatakan, kepastian terkait status skizofrenia Sabar diperoleh dari pemeriksaan RS Jiwa Provinsi Nusa Tenggara Barat.
"Kita mendapatkan surat dari Rumah Sakit Jiwa Provinsi NTB, yang isinya bahwa yang bersangkutan mengidap skizofrenia sejak 2015," ujarnya.
Selepas dimintai keterangan terkait pengakuannya, pihak kepolisian tidak memberikan proses hukuman apapun terhadap pria ini. Namun aktivitas Sabar berikut agama baru yang dianutnya akan terus dipantau.(lll/up)
https://health.detik.com/read/2017/03/21/112638/3452339/763/gangguan-jiwa-skizofrenia-di-balik-pengakuan-sabar-nababan-sebagai-tuhan?_ga=1.65205479.851381821.1490081006
===========
Skizofrenia memang banyak menghinggapi diri seseorang, apalagi bagi mereka yang bersentuhan langsung dengan sosial media, terutama di forum-forum debat atau diskusi.
Halusinasi dan Delusi adalah 2 hal yang sulit dipisahkan.
Contohnya :
Seseorang yang merasa jadi macan di BP, selalu terlihat garang, tapi ketika bersentuhan langsung dengan dunia nyata, ia mendadak seperti kucing kampung yang melas, yang harus bersembunyi agar tak terlihat, tetapi tetap berusaha mengeong dengan keras agar siapapun diharapkan mau mendengar suaranya. Itu efek halusinasi.
Atau selalu merasa diatas angin, merasa paling pintar, paling garang, merasa dengan segala kalimatnya yang cenderung suka ngeles, itu artinya sudah menginjak-injak kepala seseorang atau sekelompok orang. Itu juga halusinasi yang parah.
Sementara efek delusinya, contohnya seorang wartawan kontributor atau wartawan lepas yang bekerja untuk media online yang pergi dengan fasilitas dari si pengundang atau nara sumber, tetapi merasa jadi orang kaya, bisa tidur di hotel. Atau diundang untuk meliput acara makan siang sekelompok konglomerat, tetapi merasa duduk semeja dan bersendagurau dengan mereka, padahal dia hanya berdiri dipojokan, dengan jarak yang dibatasi, hanya bisa cekrak-cekrek meliput berita berbekal kamera SLRnya yang mungkin juga inventaris dari media online tempat dia mencari nafkah.
Berbahayakah hal itu? Berbahaya! Sebab hal itu sudah masuk dalam kategori sakit jiwa, perlu penanganan yang berkelanjutan dari dokter terkait. Lalu jika si pengidap Skizofrenia ini tak juga menyadarinya, apakah dampaknya akan merugikan dirinya sendiri? Ya iyalah. Ibarat kata, dia coli seharian tapi gak keluar-keluar, justru malah lemas ujung-ujungnya, tapi dia merasa mendapat kepuasan luar biasa. Nah bagi mereka yang mengalami hal ini, hubungi Koray. Dia punya solusi tepat untuk mengatasi hal ini, berikut benda dan tutorial cara membuatnya.
Jadi, apakah dia benar-benar macan BP? ya tebak saja sendiri.

Halusinasi dan Delusi adalah 2 hal yang sulit dipisahkan.
Contohnya :
Seseorang yang merasa jadi macan di BP, selalu terlihat garang, tapi ketika bersentuhan langsung dengan dunia nyata, ia mendadak seperti kucing kampung yang melas, yang harus bersembunyi agar tak terlihat, tetapi tetap berusaha mengeong dengan keras agar siapapun diharapkan mau mendengar suaranya. Itu efek halusinasi.
Atau selalu merasa diatas angin, merasa paling pintar, paling garang, merasa dengan segala kalimatnya yang cenderung suka ngeles, itu artinya sudah menginjak-injak kepala seseorang atau sekelompok orang. Itu juga halusinasi yang parah.
Sementara efek delusinya, contohnya seorang wartawan kontributor atau wartawan lepas yang bekerja untuk media online yang pergi dengan fasilitas dari si pengundang atau nara sumber, tetapi merasa jadi orang kaya, bisa tidur di hotel. Atau diundang untuk meliput acara makan siang sekelompok konglomerat, tetapi merasa duduk semeja dan bersendagurau dengan mereka, padahal dia hanya berdiri dipojokan, dengan jarak yang dibatasi, hanya bisa cekrak-cekrek meliput berita berbekal kamera SLRnya yang mungkin juga inventaris dari media online tempat dia mencari nafkah.
Berbahayakah hal itu? Berbahaya! Sebab hal itu sudah masuk dalam kategori sakit jiwa, perlu penanganan yang berkelanjutan dari dokter terkait. Lalu jika si pengidap Skizofrenia ini tak juga menyadarinya, apakah dampaknya akan merugikan dirinya sendiri? Ya iyalah. Ibarat kata, dia coli seharian tapi gak keluar-keluar, justru malah lemas ujung-ujungnya, tapi dia merasa mendapat kepuasan luar biasa. Nah bagi mereka yang mengalami hal ini, hubungi Koray. Dia punya solusi tepat untuk mengatasi hal ini, berikut benda dan tutorial cara membuatnya.
Jadi, apakah dia benar-benar macan BP? ya tebak saja sendiri.

Diubah oleh n4z1.v8 21-03-2017 14:49
0
2.2K
7


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan