RILIS.ID, Jakarta— Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan, menyayangkan masih terjadinya kecurangan di Pilkada DKI putaran pertama. Ia memohon kepada seluruh pihak agar turun tangan menjaga pelaksanaan putaran kedua Pilkada DKI pada 19 April mendatang.

"Demokrasi tidak boleh dilukai, karena di situ ada aspirasi rakyat. Kecurangan harus kita lawan, mari bersama hormati semua proses dengan baik dan benar. Ayo relawan, jaga TPS," kata Anies di Jakarta, Senin (20/3/2017).

Ia menilai terjadi banyak kejanggalan saat pemungutan suara putaran pertama di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS). TPS adalah tempat di mana seseorang ditentukan untuk diberikan amanah gubernur atau tidak. Sehingga semua pihak harus mengawasi potensi kecurangan yang bisa saja terjadi di putaran kedua nanti.

Kejanggalan yang sangat mencolok, menurutnya, adalah pemenangan salah satu calon yang jumlahnya lebih dari 90 persen, dan itu terjadi di TPS. Sementara, suara di Jakarta tersebar secara merata, sehingga meskipun terdapat calon yang dominan, perbedaannya tidak terlalu jauh dengan calon lainnya.

"Sebagai contoh, ada 489 TPS yang memenangkan salah satu calon lebih dari 90 persen. Ini kan masif dan pasti ada yang salah, masak tersebarnya dominan di seluruh TPS Jakarta, kan nggak mungkin," paparnya.

Anies menjelaskan, kecurangan adalah cara termudah mencederai demokrasi. Korbannya adalah rakyat yang akan menerima kekecewaan tersebut. Calon gubernur dan wakil gubernur, sambungnya, hanya pelaku saja yang bersaing di Pilkada, rakyatlah di atas segalanya.

"Tidak boleh seolah-olah ingin menguji kesabaran rakyat dengan melakukan kecurangan. Mari semua kita awasi, dan relawan akan kita forsir betul 19 April nanti untuk mengawal TPS," tegasnya.