- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Begini Cerita dan Riwayat 'Patung Macan Siliwangi'


TS
asikin.ajalagi
Begini Cerita dan Riwayat 'Patung Macan Siliwangi'
Patung maung alias macan alias harimau acap dipamerkan di berbagai markas TNI AD yang berada di bawah naungan Kodam III/Siliwangi. Belakangan, salah satu patung ikon Maung Siliwangi mendadak viral di media sosial (medsos).



Quote:
Patung macan yang dimaksud itu adalah patung Maung Siliwangi di Koramil (Komando Rayon Militer) 1123 Cisewu yang masih berada di bawah naungan Kodim (Komando Distrik Militer) 0611 Garut.
Patungnya tak seperti patung-patung macan di berbagai markas tentara Siliwangi lainnya. Patungnya nampak lucu dengan bentuk rahang lebih lebar dan terkesan lucu, terkesan friendly (ramah/bersahabat) dan bahagia.
Tak ada kesan seram yang nampak dari patung itu. Akan tetapi, patung itu justru viral dengan beragam meme yang hadir di medsos, untuk dijadikan bahan candaan.
Ada persepsi memang, bahwa patung itu adalah patung sebuah institusi militer yang tentunya, tidak pantas kita jadikan bahan lelucon. Tentu kita harus menghormati, terlebih eksistensi Maung Siliwangi tak lepas dari riwayatnya di masa revolusi kemerdekaan (1945-1949).
Tapi sebelum kita bahas sejarahnya, ada satu persepsi pula yang juga jadi bahan pemikiran penulis. Pemikiran yang berasal dari “surat terbuka” seorang kawan penggiat sejarah via Facebook, MD Iman Santoso, pasca-adanya perintah pembongkaran patung ‘nyengir’ itu dari Pangdam III/Siliwangi Mayjen M Herindra.
Pemikiran bahwa dengan viralnya macan lucu itu, masyarakat sipil akan lebih mudah dilakukan pendekatan oleh institusi TNI, sekaligus meningkatkan citra dan kesan bersahabat antara TNI sebagai institusi aparat dengan rakyat.
Belum lagi dengan viralnya patung macan lucu itu, masyarakat di luar kota juga tertarik untuk melihatnya dengan mata kepala sendiri. Artinya, Koramil 1123 Cisewu bakal jadi salah satu target para travellers untuk dikunjungi.
Tapi pada akhirnya, patung macan yang nampak friendly alias bersahabat itu, mesti dibongkar. Pangdam III/Siliwangi sudah menurunkan perintah dan akan membuatkan patung yang lebih canggih dari sebelumnya.
Terlepas dari itu, menilik sejarahnya, ikon macan sudah eksis sejak masa perang kemerdekaan. Dari berbagai sumber, dikatakan desain logo macan Siliwangi yang ada sekarang, asal usulnya dari seniman Barli Sasmitawinata.
Pada 1946 lampau, Panglima Divisi Siliwangi Kolonel Abdoel Haris Nasution, memerintahkan anak buahnya mencari seniman yang bisa mendesain logo Pasukan Silwangi. Setelah ditemukan seorang seniman itu, Barli yang menggambar tiga sketsa kandidat logo Siliwangi, dipilihlah logo yang paling dirasa pas.
Tentunya yang memilih adalah sang panglima sendiri. Pak Nas, sebutan AH Nasution, kala itu memilih contoh sketsa ketiga, di mana logonya bergambar kepala macan di dalam sebuah lingkaran dan diselingi tulisan “SLW” atau inisial Siliwangi.
Dulu bentuknya yang dijahit secara sederhana di atas kain belacu, justru terkesan seperti patung macan di Koramil Cisewu, yakni macan dengan wajah yang “friendly”. Akibatnya, logo Siliwangi sempat jadi bahan ejekan tentara Belanda.
Ejekan lantaran logo yang dijahit berbentuk bundar berdiameter 8 centimeter itu, dianggap lebih mirip gambar kucing. Mereka menjulukinya dengan “Lieve Poesjes” atau kucing manis.
sumber:http://news.okezone.com/read/2017/03...aung-siliwangi
Patungnya tak seperti patung-patung macan di berbagai markas tentara Siliwangi lainnya. Patungnya nampak lucu dengan bentuk rahang lebih lebar dan terkesan lucu, terkesan friendly (ramah/bersahabat) dan bahagia.
Tak ada kesan seram yang nampak dari patung itu. Akan tetapi, patung itu justru viral dengan beragam meme yang hadir di medsos, untuk dijadikan bahan candaan.
Spoiler for Patung Maung Siliwangi:

Ada persepsi memang, bahwa patung itu adalah patung sebuah institusi militer yang tentunya, tidak pantas kita jadikan bahan lelucon. Tentu kita harus menghormati, terlebih eksistensi Maung Siliwangi tak lepas dari riwayatnya di masa revolusi kemerdekaan (1945-1949).
Tapi sebelum kita bahas sejarahnya, ada satu persepsi pula yang juga jadi bahan pemikiran penulis. Pemikiran yang berasal dari “surat terbuka” seorang kawan penggiat sejarah via Facebook, MD Iman Santoso, pasca-adanya perintah pembongkaran patung ‘nyengir’ itu dari Pangdam III/Siliwangi Mayjen M Herindra.
Spoiler for surat perintah pembongkaran patung:

Spoiler for surat perintah pembongkaran patung:

Pemikiran bahwa dengan viralnya macan lucu itu, masyarakat sipil akan lebih mudah dilakukan pendekatan oleh institusi TNI, sekaligus meningkatkan citra dan kesan bersahabat antara TNI sebagai institusi aparat dengan rakyat.
Belum lagi dengan viralnya patung macan lucu itu, masyarakat di luar kota juga tertarik untuk melihatnya dengan mata kepala sendiri. Artinya, Koramil 1123 Cisewu bakal jadi salah satu target para travellers untuk dikunjungi.
Tapi pada akhirnya, patung macan yang nampak friendly alias bersahabat itu, mesti dibongkar. Pangdam III/Siliwangi sudah menurunkan perintah dan akan membuatkan patung yang lebih canggih dari sebelumnya.
Terlepas dari itu, menilik sejarahnya, ikon macan sudah eksis sejak masa perang kemerdekaan. Dari berbagai sumber, dikatakan desain logo macan Siliwangi yang ada sekarang, asal usulnya dari seniman Barli Sasmitawinata.
Pada 1946 lampau, Panglima Divisi Siliwangi Kolonel Abdoel Haris Nasution, memerintahkan anak buahnya mencari seniman yang bisa mendesain logo Pasukan Silwangi. Setelah ditemukan seorang seniman itu, Barli yang menggambar tiga sketsa kandidat logo Siliwangi, dipilihlah logo yang paling dirasa pas.
Tentunya yang memilih adalah sang panglima sendiri. Pak Nas, sebutan AH Nasution, kala itu memilih contoh sketsa ketiga, di mana logonya bergambar kepala macan di dalam sebuah lingkaran dan diselingi tulisan “SLW” atau inisial Siliwangi.
Dulu bentuknya yang dijahit secara sederhana di atas kain belacu, justru terkesan seperti patung macan di Koramil Cisewu, yakni macan dengan wajah yang “friendly”. Akibatnya, logo Siliwangi sempat jadi bahan ejekan tentara Belanda.
Ejekan lantaran logo yang dijahit berbentuk bundar berdiameter 8 centimeter itu, dianggap lebih mirip gambar kucing. Mereka menjulukinya dengan “Lieve Poesjes” atau kucing manis.
sumber:http://news.okezone.com/read/2017/03...aung-siliwangi
0
5.4K
Kutip
6
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan