Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dn.1308Avatar border
TS
dn.1308
[CATPER] ROGOJEMBANGAN 25 – 26 FEBRUARI 2017
Berawal dari masukan Mas Fandi kala workshop workshopan kala itu, muncullah keinginan saya untuk kemarih dan akhirnya terlaksanakan juga.

Spoiler for Intro:


Jumat, 24 – Februari – 2017

Meeting Point : Stasiun Pasar Senen
Jadwal Berangkat : Kereta Tawang Jaya – pukul 23:00
Di hari yg dinantikan telah tiba, deg-degan sekali “gila udah lama gak ketemu mereka semua kayaknya apa ya rupanya sekarang?” begitulah yg terus terpikirkan olehku. Oh iya aku dan Mbak Yan berangkat menuju meeting point dari Stasiun Rawa Buntu dan ada yg dari Bekasi dan Jakarta Pusat. Singkatnya jam 22:00 kami telah berkumpul semua dan tiba-tiba di pas hari H ada salah seorang sahabat wanita kami yg cancel pergi karena ada tamu bulananan dan seorang dari Salatiga, yg semula kami ada 11orang dari Jakarta dan seorang dari Salatiga jadi berkurang menjadi 10orang. Suara konfirmasi dan peluit kereta telah berbunyi saatnya perjalanan kami menuju Pekalongan dimulai.

Sabtu, 25 – Februari – 2017

Destinasi : Stasiun Pekalongan
Jadwal Kedatangan : Kereta Tawang Jaya – pukul 05:27
Wah ternyata kereta yg kami tumpangi mengalami sedikit keterlambatan, yowes tidak ada mengapa karena datangnya ya tidak terlalu subuh. Berhubung untuk moda transportasi menuju titik awal pendakian sangatlah sukar, maka kebetulan saya sudah di bantu oleh sahabat saya yg berada di Pekalongan, beliau adalah Mas Naim. Kami dibantu untuk urusan moda transportasi dengan di carikan mobil angkutan umum daerah sana yg sudah mengetahui seluk beluk jalan dan medannya.
Oh iya untuk titik awal pendakian berada di desa Gumelem, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. Moda transportasi umum sangat sukar bisa dilalui melalui Stasiun Pekalongan menuju Terminal Pekalongan, dari Terminal cari kendaraan menuju Pasar Doro lalu di sambung angkutan umum menuju Petungkriyono. Dari Petungkriyono di lanjutkan ojek menuju Desa Gumelem.
Sebelum memulai pendakian kami putuskan untuk belanja sejenak di Pasar Doro, ya kenapa di sini belanjanya? Karena disinilah yg lengkap dan di desa Gumelem segalanya belum tersedia secara lengkap nanti akan saya ceritakan, pokoknya untuk urusan logistic ada baiknya di lengkapi di Pasar Doro ini dan berhubung kami sudah mulai nganu (baca: lapar) kami putuskan sarapan di seputaran Pasar Doro. Emps, ke Pekalongan rasanya kalau belom mencicipi sego Megono kurang afdol ya? Hehe.. mumpung ada guide local yg baik hati minta dicarikan refrensi sego Megono enak dapatlah kami sego Megono enak dan yg terkejut kami makan 11orang cuma tujuh puluh satu ribu rupiah (Rp 71.000) dengan varian sego Megono, teh manis, gorengan dan telor dadar. Bagi yg belum tahu sego Megono / Nasi Megono apa gugling yak? emoticon-Stick Out Tongueeace

Spoiler for nasi megono:

Selesai belanja banyak mulailah kami menuju Desa Gumelem, berhubung sepanjang perjalanan menuju Gumelem ini banyak sekali kita jumpai Curug jadi apasalahnya mampir sejenak ini yg sebenarnya membuat perjalanan jadi lama emoticon-Embarrassment
Kami mengunjungi Curug Sibedug, karena curug ini berada persis di pinggir jalan aspal airnya sejuk dan geratis hehe..

Spoiler for Curug Sibedug:


Lah mumpung ada guide local emoticon-Hammer2selesai wara wiri poto poto dan main air lanjut ke destinasi berikutnya yaitu Sungai Welo. Sungai Welo ini mirip banget sama Curug Leuwi Hejo ituloh airnya hijau kebiruan yg ingin rasanya membuat kami nyemplung. Namun pendakian kan belum di mulai nanti saja dah perjalananan pulang saja toh nanti lewat sini lagi juga. Dan beberapa spot seperti rumah pohon ala ala kayak di Kalibiru ituloh. Dan lagi lagi geratis masuk kesini *etdah doyan banget ya yg geratisan*
Sebenernya banyak sekali spot menarik di seputaran Petungkriyono ini tapi alamak kita sudah jam 12:00 siang mutar muter wara wiri mainan air kapan mulai ngedakinya ini? emoticon-Hammer2

Spoiler for Sungai Welo:


Setelah dirasa puas main becek becekannya, berangkat dah kami ke titik awal pendakian yaitu Desa Gumelem. Ehalah ternyata dari Sungai Welo ini Desa Gumelem itu masih jauh sekitar 1 sampai 1 setengah jam lagi dengan kontur jalan yg tidak bisa di bilang halus atau layak, banyak jalan rusak dan berlubang mana menanjak. Setiba di Desa Gumelem ini kami kebingungan mau ijin ke siapa? emoticon-Bingung (S)
Karena info yg aku dapat adalah ijin ke Bapak Sapari (Polisi Hutan Desa Gumelem) atau basecamp di desa Gumelem, namun setelah celingak celinguk kok gak ada orang sepi sekali di Desa ini tanya sana sini di sarankan ijin ke Balai Desa saja, lanjut jalan ke Balai Desa dan ternyata sudah ada dua sahabatku yg lain yg berasal dari Wonosobo menunggu di Balai Desa.
FYI : Letak Balai Desa ini tidak berada di pinggir jalan utama dan letaknya agak di dalam jadi alangkah baiknya bila bertanya.
Selesai urusan ijin dan menyampaikan maksud kedatangan kami ke Desa Gumelem ini kepada salah satu perangkat desa Gumelem serta menitipkan motor sahabatku kami lalu beranjak mulai pendakian, eh bukan kami beranjak makan dahulu emoticon-Hammer2kapan mulai ngedakinya sih ini?
Di desa Gumelem ini sangatlah terbatas untuk urusan logistik alangkah baiknya di persiapkan di kota Pekalongan atau Pasar Doro, kami sendiripun kewalahan mau membeli nasi untuk di bungkus karena keterbatasan warung dan bila perokok disarankan stock di Pasar Doro harga rokok disini agak mahal emoticon-Malu (S)
Kami harus menunggu agak lama untuk nasi bungkus ini sepertinya warung yg kami datangi tidak mempunyai cukup nasi untuk kami, kami mau makan sebelum mendakipun bingung akhirnya pesan mie instant saja deh mana self service alias masak sendiri hehehe..
Wajarlah bila disini belum tersedia sarana dan prasarana penunjang seperti warung dan basecamp, karena belum terkenal *tapi lebih baik belum terkenal*. Lah wong kami turun Pekalongan dengan membawa gembolan saja sudah menjadi pusat perhatian, hendak kemana? Emang ada gunung ya di Pekalongan?
Perlu diperkenalkan tidak ya para sahabatku ini? Kenalkan saja ya karena lumayan loh banyak igo nya emoticon-Malu (S) (Aku, Mbak Yan, Anus, Koh Rud, Koh Melv, Kak Abe, Mbak Dew, Ci Cyn, Radith, Deboi, Idris, Mas Ikhun) tebak aja dewek yg mana ya? Hohoho..

Spoiler for fullteam:


• Basecamp – Pos 1 Watu Cungur ( ±1 jam perjalanan) start pukul 15:00
Akhirnya selesai isi bahan bakar full, mulailah menanjak dengan berbekal jawaban dari perangkat desa Gumelem tadi bahwasannya jalur menuju puncak jelas. Jalurnya berada di pinggir warung lurus mengikuti jalan cor semen halus melewati ladang dan kebun warga, ealah baru juga jalan sepuluh menit hujan rintik rintik menuju deras sudah menemani kami. Melipir sejenak ke bedeng warga yg digunakan untuk menyimpan pupuk lalu memakai raincoat dan jas hujan. Selesai ubah kostum mulai jalan lagi kami, lah baru jalan 5menit ketemu jalan aspal emoticon-Bingung (S)
Ini jalurnya kemana ya? Naik atau ikutin jalan aspal ya? Ada pedagang es krim lewat kami tanyaiin dan jawaban doi “saya malah ndak tahu mas” *gubrak*
Buset ini warkamsi di tanyaiin malah gaktau, yowes lah aku mulai nanjak sendiri dulu sampai ketemu plang, lima menit coba lari dewekan nyari nyari jalur akhirnya ketemu tulisan plang warna putih bertuliskan puncak, yowes balik lagi ke rombongan memberi tahu kalau ini bener jalurnya.
Perjalanan dari basecamp ke Pos 1 ini ampun jalurnya menanjak ditambah hujan jadi licin dan bekas jejak minim jadi usahakan jangan terpisah jauh dari rombongan karena vegetasi disini sangatlah rapat, banyak juga tanaman melintang jadi membuat kami lebih dari seouluh kali menuduk. Kebanyang kalau bawa gembolan gede gede, oh iya hati hati juga ada pacet disini.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam dari basecamp karena kondisi hujan yg memaksa kami berjalan dengan penuh kehati hatian (baca: nubih) akhirnya kami tiba di Pos 1 (Watu Cungur). Pos 1 disini berupa tanah bidang yg gembur dan vegetasi yg rapat, bisa muat 3-4 tenda kapasitas 3orang. Tidak terlalu lama kami disini berhubung puncak masih lumayan jauh kami hanya sekedar minum dan rehat sejenak.

• Pos 1 – Pos 2 Igir Selo Gilang ( ±1/2 jam perjalanan) start pukul 16:03

Mulai lagi berjalan dengan hujan yg masih setia menemani kami menuju puncak Rogojembangan, dari pos 1 ke pos 2 masih sama berupa tanjakan dan beberapa bonus landai serta kerapatan vegetasi gunung Rogojembangan. Namun saya masih belum menemukan apa yg saya cari dan menjadi tujuan saya kesini, tapi track tidak banyak pohon pohon yg memaksa kami menunduk seperti halnya dari basecamp menuju pos 1.
Pos 2 Igir Selo Gilang berupa tanah berkontur menanjak hanya muat 2tenda kapasitas 3 orang saja, dan vegetasi yg masih rapat.

• Pos 2 – Pos 3 Pringgodani ( ±1 jam perjalanan) start pukul 16:33

Pos 2 menuju Pos 3 inilah sebenernya track yg sangat sangat memerlukan pikiran dan menguras tenaga, karena track dengkul ketemu jidat. Untung kami membawa weebing yg sangat berguna untuk sebagai tumpuan dan sandaran kami dikala bimbang melangkah dibawah guyuran hujan *ealah curcol*.
Tracknya ajib banget memaksa kita memanjat, disini hanya tersedia 1 tambang panjang sekitar 20-40 meter yg sudah disediakan oleh pihak basecamp, selebihnya tidak ada lagi dan kami meninggalkan 1 weebing kami disana kelak untuk orang lain yg mungkin akan berguna.
Kurang lebih ada tiga tanjakan ekstra yg perlu di lalui menuju Pos 3 dengan beberapa track perlu menunduk dan merangkak.
Pos 3 Pringgodani berupa tanah berkontur menanjak sebaiknya nenda di puncak saja, tanggung sudah dekat. Vegetasi padat dan saya mulai bertemu apa yg saya cari, cinta banget akhirnya saya bisa melihat dia lagi yg kini mulai sangat sulit ditemui.

Spoiler for tujuanku kemari #saveme:


• Pos 3 – Puncak Raja ( ±1/2 jam perjalanan) start pukul 17:07

Pos 3 menuju puncak Raja sudah sangat dekat dengan track yg tidak terlalu menanjak namun masih rapat pula vegetasi disini, aku banyak menjumpai bambu, anggrek hutan dan yg ingin dijumpai. Sebelum mencapai puncak kita akan menjumpai sebuah lubang dalam yg konon ini adalah sumur dan sumur ini di anggap sakral karena presiden Soekarno saja pernah kemari. Dan sumur ini pula ada beberapa kejanggalan yg ditemui oleh dua dari duabelas sahabatku ini, yg mana dua sahabatku ini melihat bahwa sumur ini berisi air yg penuh sementara sepuluh lainnya melihat sumur ini kering. Biarlah ini menjadi rahasia saja tentang sumur ini.

• Finally Puncak Raja ±tiba pukul 17:37

Akhirnya sampai juga di puncak Raja, hujan masih menjadi teman ketigabelas kami menuju puncak Raja ini. Kami putuskan membuat bivak dahulu karena kalau membuat tenda bisa basah innernya (tenda tipe inner duluan yg dibangun) di puncak inilah kami mendirikan tenda karena disinilah tanah yg lapang dan muat 3-4 tenda kapasitas 4orang.
Beberapa saat hujan reda dan akhirnya kami bergegas membangun tenda daripada kedinginan, entah mengapa cuaca sangat dingin apakah karena sepanjang perjalanan kami di guyur hujan?
Selesai tenda terpasang dua, wah dua tenda buat 12 orang apa muat? Jawabannya di muat muatin karena 1 tenda kapasitas 6-7orang dan 1 tenda kapasitas 4orang, setelah hompimpa akhirnya aku yg tidur di tenda cewek dengan 4 cewek lainnya *efek punya badan mini* mayan rejeki nomplok emoticon-Malu (S).
Acara malam itu tidak banyak karena hujan kembali menemani kami dengan setianya sampai jam duabelasan malam, jam duabelasan malam aku keluar tenda dan ternyata ada sahabatku yg lain sedang ngopi sekelibat pemandangannya aduhai kerlap kerlip lampu kota sayang hujan tidak banyak dokumentasi foto yg tersaji.

Minggu, 26 – Februari – 2017

Entah pukul berapa para sahabatku itu pada bangun, yg jelas aku masih sibuk bergelut dengan kehangatan sb. Yowes jam 8an aku coba kumpulkan semangat dari balik sb dan beranjak ke bivak, asikkk.. makanan sudah jadi enak banget kan bangun bangun makan. Di depan tenda terpapar puncaknya Jawa Tengah (menghadap ke barat), dibelakang samar samar (Prau, Sindoro dan Sumbing) karena tertutup rapatnya vegetasi. Ke utara terpajang pantai utara Jawa, selesai makan dan packing kami foto foto sejenak dan bergegas meninggalkan Puncak Raja ini.

Spoiler for puncak raja:


Spoiler for atap Jateng:


Spoiler for mari ngupi:


• Puncak Raja – Pos 3 ( ±1/4 jam perjalanan) start pukul 10:30

Mulailah kami turun dengan cuaca hangat, puji Tuhan cuaca bagus tapi mulai menandakan akan turun hujan. Tidak lama lama kami bergegas turun dengan kehati hatian karena masih basah sehabis hujan kemarin.

Spoiler for kerapatan hutannya:


• Pos 3 – Pos 2 ( ±1jam perjalananan) start pukul 10:46

Berfikir ekstra kami untuk turun menuju pos 2 sebenernya jaraknya tidaklah panjang namun memang disinilah letak kesulitan tersendiri Gunung Rogojembangan ini. Gelar weebing lagi dan ekstra kehati hatianlah yg akan sangat membantu disini.

Spoiler for track pos 3 menuju pos2:


• Pos 2 – Pos 1 ( ±1jam perjalanan) start pukul 11:46

Pos 2 menuju Pos 1 tracknya agak panjang namun lebih manusiawi, dan kami masih diberikan cuaca yg cendrung bersahabat. Menuju pos 1 kami rehat agak lama kurang lebih 15 menit karena terpisah menjadi dua rombongan, karena cemas menunggu agak lama aku dan Kak Abe menjemout rombongan belakang karena kami teriak teriak tidak ada sautan sama sekali. Dan di gunung ini hanya rombongan kami yg naik tidak ada rombongan lain, sungguh gunung yg betul betul sepi seperti yg ingin kami cari.


• Pos 1 – Basecamp ( ±1jam perjalanan) start pukul 12:46

Setelah rehat agak lama dan minum air mineral botolan yg tersisa, karena disini tidak ada mata air dan sumber air terakhir hanya di basecamp alangkah bijaknya membawa pasokan air yg mencukupi karena di warung desa Gumelem jarang dijumpai air mineral botolan ukuran besar. Bila membeli air botolan bisa di letakan di jalur pendakian niscaya aman karena belum tentu setiap minggu ada orang yg naik kesini sampahpun bersih sepanjang jalur.
Baru mau mulai jalan ealah hujan mengguyur kami lagi malah lebih deras dari hari sebelumnya di sertai gemuruh, Amin. Sangat beruntung kami sudah mau mencapai basecamp, namun hujan yg deras ini menyulitkan perjalanan kami karena kontur tanah gembur, lalu ada beberapa titik yg memaksa menuduk rimbunan bambu dan ilalang yg membentuk terowongan belum lagi menyebabkan kami berberapa kali terjatuh akibat licinnya track.

Spoiler for misty mountain:


• Finally Basecamp ±tiba pukul 14:01

Setiba di basecamp ataupun Balai Desa hujanpun tak kunjung reda malah makin menjadi derasnya, untungnya kendaraan kami sudah standby menunggu di Balai Desa Gumelem. Singkatnya kami bergegas bilas, mandi dan makan di warung dimana kami makan saat hendak mulai pendakian. Dan pukul ±15:00 kami bergegas pamit kepada perangkat Desa Gumelem dan berpisah dengan Idris dan Mas Ikhun yg akan kembai ke Wonosobo.

Spoiler for balai desa:

Yah kami tidak jadi mampir mandi di sungai dan curug karena hujan masih saja mengguyur Petungkriyono, yasudahlah tidak mengapa itu tandanya kami harus kembali lagi kesini suatu saat nanti. Dampss, di Pekalongan kota tidak hujan ternyata emoticon-Hammer2
Sampai stasiun Pekalongan ±pukul 18:16 , lama juga ya perjalanan darat dari Basecamp menuju Stasiun hampir 3 jam, kami isi perut keroncongan kami dahulu lalu bergegas masuk menuju emplasemen stasiun Pekalongan.

• Jadwal Keberangkatan : Kereta Brantas - pukul 20:56

Senin, 27 – Februari – 2017

Destinasi : Stasiun Pasar Senen
Jadwal kedatangan : Kereta Brantas – pukul 02:14
Karena ada beberapa sahabat yg sudah turun di Bekasi, dan menyisakan sebagian yg turun di stasiun tujuan akhir acara perpisahan kamipun biasa saja *cipikacipikibhay*
±Pukul 04:00 aku sudah tiba di kasur dan siap siap bobo.

Terima kasih sudah membaca catper yg tak penting dan sedikit aneh ini.
Mohon Maaf untuk beberapa kata yg tidak sopan dsb.

Salam OANC




Diubah oleh dn.1308 16-03-2017 14:29
0
4.1K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan