Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

muhamadbayu11Avatar border
TS
muhamadbayu11
Pengakuan Ustadz Soal Jenazah Hindun yang Tak Disalatkan di Musola
Pengakuan Ustadz Soal Jenazah Hindun yang Tak Disalatkan di Musola
Sabtu, 11 Maret 2017 15:56
WARTA KOTA - Kabar mengejutkan datang dari unggahan Twitter dari sastrawan Indonesia, Goenawan Mohamad, Jumat (10/3/2017).
Pasalnya, di akun Twitter pribadinya, ia mengunggah foto yang menampilkan seorang ibu berbaju hijau sedang memegang foto seorang nenek.
Baca: Warga Ini Mengklaim Dipaksa Tandatangan Pilih Anies-Sandi Demi Jenazah Disalatkan
Diketahui nenek yang ada di dalam foto tersebut bernama Bu Hindun dan ibu berbaju hijau adalah anaknya.

Baca: Soal Jenazah Hindun yang Tak Disalatkan karena Pilih No 2, ini Tanggapan Ahok
Berikut unggahan foto di akun Twitter Goenawan Mohamad @gm_gm.

"Alm. Ibu Hindun, wafat dan jenazahnya ditolak disholati di Setiabudi, Jkt, karena ia pendukung Ahok" tulis Goenawan Mohamad dalam keterangan fotonya.
Baca: Ketua RW Akui Munculnya Surat Pernyataan Pilih Paslon Tertentu, Sudah Diserahkan ke Lurah
Unggahan foto tersebut lantas langsung menuai keprihatinan dari netizen
"Semoga yg menolak menshalatkan ibu itu dijabah Allah...Udh sinting org2 mabok agama itu," tulis akun @ind_x
"Ya tolong dibantu...kasihan..Tega"nya mrk berbuat dmkn...Tolon ya...tks," tulis akun @el_francs
"Miris. Semakin kalian begitu, semakin bnyak org yg akn memilih #AhokDjarot," tulis akun @ichal_takiya
Dilansir dari Tribunnews.com, jenazah yang ternyata bernama lengkap (Alm) Hindun binti Raisan (77) tersebut tidak disalatkan di Musala Al Mukmin, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Selasa (7/3/2017)/
Putri bungsu almarhumah, Sunengsih atau yang akrab dipanggil Neneng (47), menduga penolakan itu disebabkan pilihan politik ibunda pada Pilkada putaran pertama, 15 Februari yang lalu.
Ia memilih pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful Hidayat.
Pasalnya, pada saat pengambilan suara di Pilkada putaran pertama, sang ibunda terbaring lemah di karena penyakit pengapuran tulang dan darah tinggi.
Hal ini mengharuskan petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS) harus datang ke rumahnya dengan membawa surat suara.
Karena sakit dan tidak bisa berjalan, Hindun mencoblos pilihannya disaksikan para petugas TPS yang membantunya di rumah.
Hindun mengembuskan napas terakhirnya pada Selasa (7/3/2017) sekitar pukul 13.00 WIB.

Neneng kemudian menyambangi rumah Ustaz Muhammad Syafi'i, ustaz di wilayah tersebut sekaligus pengurus Musala yang tidak jauh dari kediamannya untuk meminta jenazah sang ibu disalatkan di Mushalla Al Mukmin.
Namun yang didapat Neneng adalah jawaban Ustaz Syafi'i yang mengejutkan.
"Percuma Neng. Nggak ada orang, udah di rumah saja (salatnya), nanti gue yang mimpin," ujar Neneng mengulangi pernyataan sang ustaz.
Neneng menduga pernyataan ustaz tersebut karena pilihan sang ibunda, sedangkan di wilayah tersebut kabarnya sang ustaz adalah pendukung pasangan calon lain.
Meski menduga seperti itu, Neneng tidak pernah mengklarifikasi dugaannya tersebut pada sang ustadz.



Ustadz Muhammad Syafi'i Bantah Tolak Shalatkan Jenazah Hindun di Musala
Ditemui tim Tribunnews.com di kediamannya di Kelurahan Karet Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, Ustaz Syafi'i membantah tuduhan dari Neneng tersebut.
Pada saat Neneng meminta jenazah ibundanya disalatkan di musala, Ustaz Syafi'i menyarankan untuk menyalatkan jenazah di rumah almarhumah saja karena kondisi saat itu hujan deras dan tidak ada warga di sekitar musala karena sudah sore pula.
Ustadz Syafi'i mengaku membantu mengurus proses pemakaman Hindun, seperti membantu memotong daun kelor, mengumumkan di musala, mencari ambulans untuk mengantarkan jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo, hingga mengurus pemandian jenazah.

Ambulans yang didapatkan pun bukan ambulans milik RT wilayah tempat tinggal mereka, melainkan ambulans yang disediakan oleh pasangan cagub dan cawagub DKI Jakarta nomor urut tiga Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.


Bahkan, ia juga ikut sampai ke pemakaman dan memimpin doa di tempat peristirahatan terakhir Hindun.
Dituduh menolak menyalatkan ibundanya karena diduga beda pilihan cagub dan cawagub DKI Jakarta, Ustaz Syafi'i mengaku kecewa.
Karena mendoakan, menyalatkan, dan memakam merupakan kewajiban orang Islam.
(Tribunnews.com/TribunWow.com/Natalia Bulan Retno Palupi)

http://wartakota.tribunnews.com/amp/...tkan-di-musola

Komen Ts : Menjijikkan sekali Panastak Bikin Fitnah sampe Segitunya ya Allah , dimana Hati dan Otak Panastak , Khususon Akun Goenawan moehammad
Diubah oleh muhamadbayu11 12-03-2017 11:03
0
2.3K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan