- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
BANYAK PROYEK JALAN MANGKRAK DI DKI BIKIN MACET DAN KECELAKAAN
TS
matt.gaper
BANYAK PROYEK JALAN MANGKRAK DI DKI BIKIN MACET DAN KECELAKAAN
INDOPOS.CO.ID - Mangkraknya pembangunan jalan baru di sejumlah lokasi, sangat disayangkan. Terlebih Surat Keputusan (SK) membangun telah diterbitkan, namun pembangunan jalan tak kunjung dilakukan.
Kondisi ini membuat ekonomi menjadi terganggu. Selain itu, mangkraknya pembangunan ini dikeluhkan sejumlah warga. Mereka menilai, mangkraknya jalan tembus membuat estimasi waktu menjadi bertambah, belum lagi persoalan macet.
Biaya operasional ikut membengkak. Pantauan di lokasi, jalan mangkraknya tersebar hampir disejumlah kawasan, seperti di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Penjaringan, Jakarta Utara. Jalan Joglo Raya, Kembangan, Jakarta Barat, dan sejumlah jalan inspeksi di kawasan pinggir kali.
Di PIK 2, jalan mangkrak tercatat sudah hampir setahun terakhirnya, penerbitan SK nomor 1244 tahun 2015 tentang pembuatan jalan tembus dari Kapuk Muara ke jalan Pantai Indah Kapuk 2 Selatan tak bisa berbuat banyak.
Kondisi ini sangat dikeluhkan warga. Sebab untuk melintas dari jalan Kapuk Muara ke jalan PIK 2 Selatan warga harus melawati rawa seluas 16 hektare, dengan jalan hanya beralas empat bambu kering.
Bila hujan datang, dan air laut pasang akses ini terputus.
"Jadi tidak bisa melintas, kami harus putar arah menuju jalan inspeksi (cengkareng drain), ada satu akses lagi itupun menggunakan getek," ujar Leo, 40, warga RW 05, Komplek Villa Kapuk Mas, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, kemarin (8/3).
Kendati akses terbatas, namun sejumlah warga tetap memanfaatkan jalur itu, termasuk sejumlah orang tua yang ingin mengantarkan anaknya menuju sekolah terpadu Singapore School di PIK 2. Lokasi sekolah dengan ujung rawa di sisi utara ini hanya berjarak sekitar 50 meter.
Leo sendiri berharap, pemerintah setempat dapat mempercepat pembangunan kawasan itu, sebab selain dianggap bermanfaat bagi warga. Pembangunan cukup mendesak demi mempersingkat waktu.
Sebab, bila hujan datang dan air rob pasang, untuk melintas dari Kapuk Muara menuju PIK2 dibutuhkan waktu tercepat 30 menit. Jalur ini melintas menuju pasar darurat, Cengkareng - Jalan Inspeksi Cengkareng Drain- lalu jalan Raya PIK 2 Selatan.
"Kalo macet bisa sampai 2-3 jam mas," ucap Leo. Pantauan dilokasi, pengukuran di kawasan itu dilakukan oleh Tim Survei Dinas Penataan Kota dan UPT Pengadaan Jalan Dinas Bina Marga Jakarta.
Puluhan petugas meteran mengukur berbagai bidang jalan di kawasan itu. Nantinya jalan itu akan menyatukan dua komplek yang terpisah oleh rawa. Kasie UPT Pengadaan Jalan Bina Marga Jakarta Fajar mengatakan, nantinya setelah pengukuran pihaknya akan melakukan rapat dengan instansi terkait soal pembangunan jalan ini.
Karena itu, pembangunan pun akan dilakukan secepatnya. Sejumlah warga kerap mengirimkan surat. Mereka meminta pemprov segera membangun jalan tembus itu.
"Nanti kan dari sini kita kaji dan lihat bagaimana pembangunan, termasuk strukturnya," ucap Fajar. Pembangunan jalan tembus di kawasan itu pula sudah dianggarkan di APBD 2017.
Berdasarkan pemetaan dan desain yang terlihat, nantinya jalan ini akan memiliki lebar 47 meter dengan panjang sekitar 600 meter. Hanya saja untuk pembangunannya, Bina Marga wajib memikirkan soal ketebalan pondasi jalan.
Sebab struktur rawa cenderung membuat lahan menjadi gembus dan ambles. Kondisi mangkraknya pembangunan jalan terlihat di kawasan Jalan Joglo Raya, Kembangan, Jakarta Barat.
Di kawasan itu, pelebaran jalan tak kunjung usai sejak pertama kali dilakukan tahun 2007 lalu. Sejumlah bangunan pun terlihat cukup mengganggu, membuat jalan menyempit di beberapa ruas tertentu.
Berbagai upaya pembebasan lahan kerap dilakukan Dinas dan Sudin Bina Marga untuk membuat jalan menjadi lebar. Penyempitan jalan berbahaya terlihat di jembatan dekat Komplek Mega Kebon Jeruk.
Di titik itu, tanpa peringatan jalan tiba menyempit sekitar 35 derajat. "Seringkali terjadi kecelakaan disitu, sebab pengendara tidak tau tiba jalur berubah menjadi searah," tutur Rizky Aditya, 25, pengguna jalan.
Saat dimintai tanggapan, Kepala UPT Pembebasan Lahan Dinas Bina Marga Ahmad Dahlan berencana akan memaksa warga untuk membebaskan lahan. Miliaran dana untuk pembebasan pun sudah dia titipkan melalui pengadilan.
"Yah kami terpaksa melakukan agar pembangunan selesai," tuturnya. Walaupun terkesan memaksa, namun Bina Marga telah meminta kepada Lurah dan Camat sekitar untuk melakukan koordinasi dengan warga.
Melalui pertemuan dengan beberapa pemilik bangunan. Bina Marga berharap tahun ini pelebaran jalan di kawasan ini sukses tanpa penolakan dari pihak-pihak tertentu. (wok)
http://jakartaraya.indopos.co.id/read/2017/03/09/90524/Banyak-Proyek-Jalan-Mangkrak-di-DKI-Bikin-Macet-dan-Kecelakaan
Harap berhati2 di jalan
Kondisi ini membuat ekonomi menjadi terganggu. Selain itu, mangkraknya pembangunan ini dikeluhkan sejumlah warga. Mereka menilai, mangkraknya jalan tembus membuat estimasi waktu menjadi bertambah, belum lagi persoalan macet.
Biaya operasional ikut membengkak. Pantauan di lokasi, jalan mangkraknya tersebar hampir disejumlah kawasan, seperti di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Penjaringan, Jakarta Utara. Jalan Joglo Raya, Kembangan, Jakarta Barat, dan sejumlah jalan inspeksi di kawasan pinggir kali.
Di PIK 2, jalan mangkrak tercatat sudah hampir setahun terakhirnya, penerbitan SK nomor 1244 tahun 2015 tentang pembuatan jalan tembus dari Kapuk Muara ke jalan Pantai Indah Kapuk 2 Selatan tak bisa berbuat banyak.
Kondisi ini sangat dikeluhkan warga. Sebab untuk melintas dari jalan Kapuk Muara ke jalan PIK 2 Selatan warga harus melawati rawa seluas 16 hektare, dengan jalan hanya beralas empat bambu kering.
Bila hujan datang, dan air laut pasang akses ini terputus.
"Jadi tidak bisa melintas, kami harus putar arah menuju jalan inspeksi (cengkareng drain), ada satu akses lagi itupun menggunakan getek," ujar Leo, 40, warga RW 05, Komplek Villa Kapuk Mas, Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, kemarin (8/3).
Kendati akses terbatas, namun sejumlah warga tetap memanfaatkan jalur itu, termasuk sejumlah orang tua yang ingin mengantarkan anaknya menuju sekolah terpadu Singapore School di PIK 2. Lokasi sekolah dengan ujung rawa di sisi utara ini hanya berjarak sekitar 50 meter.
Leo sendiri berharap, pemerintah setempat dapat mempercepat pembangunan kawasan itu, sebab selain dianggap bermanfaat bagi warga. Pembangunan cukup mendesak demi mempersingkat waktu.
Sebab, bila hujan datang dan air rob pasang, untuk melintas dari Kapuk Muara menuju PIK2 dibutuhkan waktu tercepat 30 menit. Jalur ini melintas menuju pasar darurat, Cengkareng - Jalan Inspeksi Cengkareng Drain- lalu jalan Raya PIK 2 Selatan.
"Kalo macet bisa sampai 2-3 jam mas," ucap Leo. Pantauan dilokasi, pengukuran di kawasan itu dilakukan oleh Tim Survei Dinas Penataan Kota dan UPT Pengadaan Jalan Dinas Bina Marga Jakarta.
Puluhan petugas meteran mengukur berbagai bidang jalan di kawasan itu. Nantinya jalan itu akan menyatukan dua komplek yang terpisah oleh rawa. Kasie UPT Pengadaan Jalan Bina Marga Jakarta Fajar mengatakan, nantinya setelah pengukuran pihaknya akan melakukan rapat dengan instansi terkait soal pembangunan jalan ini.
Karena itu, pembangunan pun akan dilakukan secepatnya. Sejumlah warga kerap mengirimkan surat. Mereka meminta pemprov segera membangun jalan tembus itu.
"Nanti kan dari sini kita kaji dan lihat bagaimana pembangunan, termasuk strukturnya," ucap Fajar. Pembangunan jalan tembus di kawasan itu pula sudah dianggarkan di APBD 2017.
Berdasarkan pemetaan dan desain yang terlihat, nantinya jalan ini akan memiliki lebar 47 meter dengan panjang sekitar 600 meter. Hanya saja untuk pembangunannya, Bina Marga wajib memikirkan soal ketebalan pondasi jalan.
Sebab struktur rawa cenderung membuat lahan menjadi gembus dan ambles. Kondisi mangkraknya pembangunan jalan terlihat di kawasan Jalan Joglo Raya, Kembangan, Jakarta Barat.
Di kawasan itu, pelebaran jalan tak kunjung usai sejak pertama kali dilakukan tahun 2007 lalu. Sejumlah bangunan pun terlihat cukup mengganggu, membuat jalan menyempit di beberapa ruas tertentu.
Berbagai upaya pembebasan lahan kerap dilakukan Dinas dan Sudin Bina Marga untuk membuat jalan menjadi lebar. Penyempitan jalan berbahaya terlihat di jembatan dekat Komplek Mega Kebon Jeruk.
Di titik itu, tanpa peringatan jalan tiba menyempit sekitar 35 derajat. "Seringkali terjadi kecelakaan disitu, sebab pengendara tidak tau tiba jalur berubah menjadi searah," tutur Rizky Aditya, 25, pengguna jalan.
Saat dimintai tanggapan, Kepala UPT Pembebasan Lahan Dinas Bina Marga Ahmad Dahlan berencana akan memaksa warga untuk membebaskan lahan. Miliaran dana untuk pembebasan pun sudah dia titipkan melalui pengadilan.
"Yah kami terpaksa melakukan agar pembangunan selesai," tuturnya. Walaupun terkesan memaksa, namun Bina Marga telah meminta kepada Lurah dan Camat sekitar untuk melakukan koordinasi dengan warga.
Melalui pertemuan dengan beberapa pemilik bangunan. Bina Marga berharap tahun ini pelebaran jalan di kawasan ini sukses tanpa penolakan dari pihak-pihak tertentu. (wok)
http://jakartaraya.indopos.co.id/read/2017/03/09/90524/Banyak-Proyek-Jalan-Mangkrak-di-DKI-Bikin-Macet-dan-Kecelakaan
Harap berhati2 di jalan
0
2K
24
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan