Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, rupanya masih belum puas mengecam keberadaan sejumlah media. Kekecewaan itu kembali ditumpahkan ketika ia berbicara di hadapan peserta CPAC yang berhaluan kanan, Jumat (24/2) waktu setempat.

Setelah berbasa-basi sebentar dengan menyinggung beberapa prediksi meleset atasnya pada masa kampanye kepresidenan, Trump mendengus: "Beberapa hari lalu, saya mengatakan bahwa berita palsu adalah musuh rakyat, dan memang begitu. Mereka musuh rakyat".

Lantas, pada bagian berikut pidato yang salinannya bisa dibaca di Vox, Trump mengklaim ada media yang menanggalkan kata palsu dalam mengutip pernyataannya. Media-media itu, kata Trump, menulis berita bahwa media adalah musuh rakyat. "Kata palsu tak lagi dipakai," ujarnya.

"Saya bukan antimedia, saya tak menentang insan pers," katanya. "Saya hanya menyangkal media berita palsu atau insan pers bodong".

Jika tak mengacu ke situasi di luar konferensi, pernyataan Trump itu seolah sejalan dengan keprihatinan global mengenai maraknya berita palsu yang disebarkan oleh portal abal-abal.

Namun, menengok ke akun pribadinya di Twitter, akan teraba bahwa media dimaksud berskala besar dan menurutnya "tak menulis dengan jujur dan memperlakukan orang-orang baik di (AS) dengan rasa hormat."

Tangkapan layar dari akun pribadi Twitter Presiden AS, Donald Trump.
Tangkapan layar dari akun pribadi Twitter Presiden AS, Donald Trump.
Dua kicauan itu diunggah di akun pribadi Trump sebelum konferensi CPAC. Namun, setelah konferensi, nada cuitan mengenai media yang ia anggap sampah belum berubah.

"Media yang menyebarkan berita palsu sengaja untuk tak bicara jujur. Bahaya besar bagi negeri kita. @nytimes yang runyam sudah jadi olok-olok. Begitu pun @CNN. Menyedihkan!" demikian kicauan Trump di Twitter menyinggung dua media yang telah lama menjadi kanal informasi bagi publik AS dan dunia.

Bahkan, untuk media yang disebut terakhir, ia memelesetkan akronimnya menjadi "The Clinton News Network". Padahal, akronim CNN secara tulen mewakili The Cable News Network.

Selain urusan keluh kesah Trump di forum CPAC, kantor kepresidenan menerima kecaman setelah tak memasukkan sejumlah media dalam acara tanya-jawab dengan Sekretaris Pers Gedung Putih, Sean Spicer.

Bisa ditebak, dua dari media yang ditampik adalah CNN dan The New York Times.

Selain itu, BuzzFeed, Politico, dan media lain yang acap kali menerbitkan berita-berita berisi kecaman terhadap pemerintahan Trump tak diperkenankan datang pula.

Namun, beberapa yang dianggap lebih bersimpati terhadap Trump--seperti Breitbart News, One America News Network, dan The Washington Times--diterima.

Gedung Putih masih membolehkan media arus utama lain seperti ABC, CBS, NBC, dan Fox untuk turut serta. Meski begitu, ada media yang menolak untuk datang ke acara sebagai wujud solidaritas terhadap media yang diblokir. Salah satu media dimaksud, The Associated Press.

Laman VOA mewartakan bahwa korespondennya yang berada di Gedung Putih tidak diundang ke acara dimaksud, dan tidak hadir dalam pertemuan dengan Spicer.

Menurut wakil Spicer, Sarah Huckabee Sanders, pertemuan dengan wartawan pada Jumat diatur berdasarkan standar yang sudah berlaku di Gedung Putih.

"Kami mencoba menggelar acara kumpul-kumpul santai," ujarnya dilansir VOA. "Ada sekelompok (wartawan) datang dan mewakili pelbagai pihak. Mereka mendapatkan informasi. (Ruangan Spicer) pun masih lowong, sehingga masih muat untuk beberapa (wartawan) lain".

VOA menanyakan basis yang dipakai untuk mengundang perusahaan media ke pertemuan tersebut.

"Dasarnya, (daftar) orang-orang yang memang boleh masuk. Mereka pun hadir. Jadi, mereka bukan (sengaja) diminta untuk datang," jawab Sanders.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...p-dengan-media

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Riwayat bom panci, dari Bandung sampai Boston

- Upaya Raja Salman menjalin hubungan baik dengan Asia

- Kronologi teror bom di Cicendo, Bandung