BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Kunjungan Raja Salman dan desas-desus anti-Tiongkok

Seorang warga membawa poster Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud ketika pelaksanaan Car Free Day di Bundaran HI Jakarta, Minggu (26/2).
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al-Saud, akan melawat ke Indonesia (Jakarta dan Bali) sepanjang 1-9 Maret 2017. Kunjungan yang bakal diikuti 1.500 orang itu merupakan lawatan pertama Kerajaan Saudi ke Indonesia sejak 1970.

Kunjungan Raja Salman diiringi dengan menyebarnya desas-desus di media sosial. Antara lain, desas-desus yang mengaitkan kunjungan tersebut dengan relasi Indonesia dan Tiongkok.

Misalnya, bisa disimak lewat status Facebook, Jonru Ginting (1,3 juta pengikut). Sabtu (25/2), pegiat media sosial yang kerap mengembuskan sentimen agama dan ras itu mengutip dua pesan dari orang lain (Yudhistira Reza dan anonim).

Salah satu kutipan pesan itu: "Raja Salman intinya ingin menaikkan harga diri umat Islam Indonesia dan berkeinginan membayar semua hutang Jokowi ke komunis Cina, dan investasi besar-besaran".

Konon pula, "Raja Salman tahu pemerintahan Jokowi tidak suka Arab dan menzalimi umat Islam di Indonesia, karena inilah salah satu faktor utama Raja Salman datang ke Indonesia".

Pesan bersentimen identitas itu lekas menyebar di Facebook. Lebih dari 17 ribu akun sudah membaginya (share), Minggu (26/2).

Pesan macam itu ingin menunjukkan bahwa Arab Saudi gerah atas kedekatan Indonesia dan Tiongkok. Atau dengan kata lain, pesan itu berusaha mempertentangkan Arab Saudi (Islam) dengan Tiongkok (komunis).

Desas-desus senada terdengar pula di linimasa Twitter--sila klik tautan ini.

Sejumlah kicauan di linimasa Twitter, menunjukkan desas-desus ihwal kunjungan Raja Salman, yang dikaitkan pula dengan relasi Indonesia dengan Tiongkok.Hubungan baik Arab Saudi dan Tiongkok
Pesan macam itu jelas sekadar desas-desus, yang jauh dari fakta.

Isapan jempol itu bisa terbantahkan bila menilik relasi diplomatik dan perdagangan Arab Saudi-Tiongkok, beberapa waktu terakhir. Dalam relasi itu, tidak ada isu Arab versus Tionghoa atau komunis kontra Islam--seperti yang berembus di jagat media sosial Indonesia.

Sebagai informasi, sepanjang Maret 2017, Raja Salman akan berkunjung ke berbagai negara Asia. Selain Indonesia, negara lain yang bakal disinggahi adalah Malaysia, Jepang, dan Tiongkok.

Kunjungan ke Tiongkok itu sekaligus menunjukkan hubungan baik antara Arab Saudi dengan negeri tirai bambu itu.

Sebelumnya, hubungan baik itu telah ditandai lewat penekenan 15 perjanjian awal--bidang penyimpanan minyak, sumber daya air, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya--antara kedua negara.

Kesepakatan dicapai dalam kunjungan putra kepercayaan Raja Salman, Pangeran Mohammed bin Salman, ke Tiongkok pada Agustus 2016. Kunjungan tersebut merupakan balasan atas lawatan Presiden Tiongkok, Xi Jinping ke Arab Saudi, pada Januari 2016.

Reuters menulis, kunjungan Pangeran Mohammed, merupakan upaya reformasi untuk memotong ketergantungan kerajaan pada ekspor minyak, serta menampilkan citra Arab Saudi sebagai bangsa yang dinamis dengan beragam peluang bagi investor global.

Catatan lain, komoditas andalan Arab Saudi, minyak terserap oleh Tiongkok. Saat ini, Arab Saudi adalah penyuplai minyak terbesar ke Tiongkok--mengalahkan Rusia. Itu adalah capaian penting, mengingat Tiongkok adalah pesaing Amerika Serikat, sebagai negara dengan konsumsi minyak terbesar di dunia.

Duta Besar Tiongkok untuk Arab Saudi, Li Huaxin, juga memberikan sambutan penuh persahabatan jelang kunjungan Raja Salman ke Tiongkok, pada Maret 2017.

Dilansir Arab News, Duta Besar Li, mengatakan hubungan kedua negara membaik sejak 1990. Lebih-lebih, setelah aksi berbalas lawatan antara Presiden Xi dan Pangeran Mohammed.

Ia menyebut kedua pemimpin itu dalam pertemuan awal sudah membicarakan, "Hubungan bilateral dan pencapaian, serta cara-cara untuk mengembangkan kerja sama strategis antara kedua negara."

Li juga menggambarkan perdagangan Tiongkok dan Arab Saudi. Volume perdagangan kedua negara mencapai USD42,36 miliar. Itu termasuk impor Tiongkok sekitar USD23,61 miliar dari Arab, dan ekspor yang mencapai USD18,75 miliar.

Pada 2016, investasi Tiongkok di Arab Saudi mencapai USD120 juta. Adapun, investasi Arab Saudi di Tiongkok senilai USD 13 juta.

Laporan Reuters juga menambahkan catatan, bahwa Arab Saudi sedang menyusun rencana penawaran saham perdana Aramco, perusahaan minyak milik kerajaan.

Nah, penawaran saham itu terutama diharapkan akan mengundang minat para investor dari Asia, terutama Tiongkok.

Reuters (22 Februari 2016), menyebut bahwa Aramco telah bersepakat dengan konsultan JPMorgan Chase & Co dan Morgan Stanley, yang diharapkan bisa memperlancar penawaran saham kepada sejumlah bank yang memiliki relasi dengan para investor Tiongkok.

Dalam konteks itu, kunjungan Raja Salman ke Tiongkok bisa dilihat sebagai usaha untuk memperlancar penawaran saham perdana Aramco.

Adapun pemerintah Indonesia juga berharap kunjungan Raja Salman akan mengundang investasi kerajaan itu di tanah air. Termasuk dalam harapan, Aramco tertarik mendanai perluasan proyek kilang Cilacap, Jawa Tengah, senilai USD6 miliar.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...-anti-tiongkok

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Ihwal spanduk penolakan jenazah Muslim pendukung Ahok

- Sidik jari Siti Aisyah cocok dengan paspor

- Siti Aisyah sehat dan minta doa orangtua di Indonesia

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.4K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan