- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Begini Beda Gaya Anies dan Ahok Saat Kunjungi Lokasi Banjir


TS
dhittoarief
Begini Beda Gaya Anies dan Ahok Saat Kunjungi Lokasi Banjir
Rabu 22 Feb 2017, 08:30 WIB
Ibnu Hariyanto - detikNews
Foto: Agung Pambudhy/detikcom
Duh si ahok mending kelonin bini dirumah :nyantai
Percuma hok
Hujan ttp hujan
Banjir ttp banjir
Tuh liat anies kasih motivasi buat korban banjir
Semoga ada solusi banjir di seluruh Indonesia
Bukan malah jadi ajang cari muka
Ibnu Hariyanto - detikNews

Quote:
Jakarta- Dua calon Gubernur DKI Jakarta yang akan bertarung pada putaran kedua Pilkada DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Anies Baswedan, berkunjung ke lokasi banjir. Keduanya memiliki cara yang berbeda saat melakukan kunjungan.
Cagub DKI Anies Baswedan berkunjung ke RW 04 Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, pada Senin (20/2/2017). Dalam kunjungannya, Anies menyempatkan diri menyusuri lokasi banjir dengan naik perahu karet.
Bahkan Anies turun langsung ke dalam genangan air. Mantan Mendikbud itu kemudian terjun dan berjalan di tengah air untuk menyapa warga yang masih bertahan di rumahnya. Meski saat itu cuaca sedang hujan deras, Anies seolah tak menghiraukan dan terus berjalan.
Anies saat mengunjungi lokasi banjir. (Ibnu Hariyanto/detikcom)
Di Cipinang Melayu, Anies mengaku menerima keluhan dari warga terkait dengan mandeknya proyek normalisasi Kali Sunter. Ia juga mempertanyakan hal tersebut.
"Tadi saya datang ke sini melihat nyata situasinya, lihat dari dekat, merasakan, dan juga mendengar apa masalahnya. Saat ini saya belum jadi gubernur, jadi saya belum bisa berbuat langsung. Tapi satu hal yang pasti, coba lihat nanti dilihat rencana tahun 2014. Karena menurut laporan berhenti mulai tahun 2014 (normalisasinya), kenapa tidak terlaksana," ucap Anies di Cipinang Melayu, Senin (20/2).
Setelah mengunjungi lokasi banjir, dia bergegas menuju lokasi pengungsian di Masjid Universitas Borobudur untuk melihat kondisi pengungsi banjir Cipinang Melayu. Kemudian pada Selasa (21/2), Anies kembali mengunjungi daerah yang terdampak banjir. Dia datang ke permukiman warga di RW 07 Kelurahan Rawa Jati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (21/2).
Anies saat meninjau banjir. (Noval Dhwinuari Antony/detikcom)
Sama halnya ketika berkunjung ke Cipinang Melayu, Anies juga menyempatkan diri menyusuri dan mendatangi rumah warga yang terendam banjir. Dia memilih terjun ke dalam genangan air untuk lebih dekat menyapa warga.
Dalam kunjungannya ke Rawajati, Anies mengatakan relawan Anies-Sandi akan ikut memberi bantuan. Nantinya mereka akan lebih dulu mendata kebutuhan warga di lokasi banjir. Ini dilakukan agar bantuan yang diberikan tepat sasaran.
"Mereka akan datang ke setiap tempat, tanya yang dibutuhkan apa, lalu diberikan. Jadi nggak memberikan yang tidak sesuai kebutuhan. Mereka ke tempat pengungsian, tanya kebutuhannya, baru kemudian memanggil bantuan untuk diberikan," ujar Anies di Rawajati.
Anies mengimbau relawannya saling membantu korban banjir dengan memberikan sejumlah bantuan. Dari obat-obatan hingga makanan. Bantuan tersebut dapat diberikan di 3 lokasi pengumpulan, yakni:
Posko Pemenangan Anies-Sandi: Jalan Cicurug No. 6, Menteng, Jakarta Pusat
Kantor DPP Gerindra: Jalan RM Harsono No. 54, Ragunan, Jakarta Selatan
Kantor DPW PKS: Jalan Letjen Soeprapto No. 17, Kemayoran, Jakarta Pusat
Ahok saat meninjau lokasi banjir. (Ari Saputra/detikcom)
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), pada hari yang sama, juga menyempatkan diri mengunjungi lokasi banjir Cipinang Melayu, Jakarta Timur, di tengah kesibukannya yang kembali aktif menjabat Gubernur DKI. Berbeda dengan Anies, yang lebih memilih terjun langsung merasakan banjir, Ahok dalam kunjungannya lebih banyak berdiskusi dengan dinas-dinas terkait dan warga.
Kepada warga, Ahok mengingatkan akan pentingnya membuat sertifikat tanah. Dalam kesempatan itu, Ahok menjelaskan mengapa banjir di Cipinang Melayu lama surut.
Hal tersebut, menurutnya, disebabkan oleh tinggi rumah warga yang sama dengan sungai. Karena itu, Jakarta disebutnya memerlukan tanggul untuk menangkal air laut agar tidak masuk ke Jakarta.
"Itu yang paling saya khawatir kalau Jakarta nggak bikin tanggul utara itu, termasuk pasar ikan itu, tanggul setinggi 3,8 meter. Hujan terus-menerus dan tiba-tiba pasang laut sampai di atas 2,8 meter, Jakarta 40 persen bisa tenggelam. Karena pompanya nggak bisa mompa, laut sama darat sama tingginya," papar Ahok di Cipinang Melayu, Senin (21/2).
Ahok saat mengunjungi lokasi banjir. (Ari Saputra/detikcom)
Setelah berbincang, Ahok sempat diminta warga turun langsung mengecek lokasi dengan memakai perahu karet. Namun Ahok menolaknya. Dia lebih memilih berfoto bareng dengan warga dan PPSU di perahu. Ahok punya alasan sendiri. Menurutnya, perahu karet lebih baik digunakan untuk evakuasi warga daripada mengangkut dia dan pejabat lainnya.
Pada Selasa (21/2), Ahok meminta maaf kepada seluruh warga Ibu Kota karena tak bisa bekerja penuh waktu saat banjir melanda hampir seluruh wilayah Jakarta. Hal tersebut karena ia harus menjalani sidang lanjutan dugaan penistaan agama hingga larut malam.
"Saya mau menyampaikan maaf kepada warga DKI karena kasus saya ini saya tidak bisa kerja penuh waktu. Sehari semalam di sini. Padahal saya tahu warga DKI sedang ngalamin banjir," kata Ahok seusai persidangan di gedung Kementerian Pertanian, Jl RM Harsono, Jakarta Selatan, Selasa (21/2) malam. (elz/ear)
Cagub DKI Anies Baswedan berkunjung ke RW 04 Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, pada Senin (20/2/2017). Dalam kunjungannya, Anies menyempatkan diri menyusuri lokasi banjir dengan naik perahu karet.
Bahkan Anies turun langsung ke dalam genangan air. Mantan Mendikbud itu kemudian terjun dan berjalan di tengah air untuk menyapa warga yang masih bertahan di rumahnya. Meski saat itu cuaca sedang hujan deras, Anies seolah tak menghiraukan dan terus berjalan.

Di Cipinang Melayu, Anies mengaku menerima keluhan dari warga terkait dengan mandeknya proyek normalisasi Kali Sunter. Ia juga mempertanyakan hal tersebut.
"Tadi saya datang ke sini melihat nyata situasinya, lihat dari dekat, merasakan, dan juga mendengar apa masalahnya. Saat ini saya belum jadi gubernur, jadi saya belum bisa berbuat langsung. Tapi satu hal yang pasti, coba lihat nanti dilihat rencana tahun 2014. Karena menurut laporan berhenti mulai tahun 2014 (normalisasinya), kenapa tidak terlaksana," ucap Anies di Cipinang Melayu, Senin (20/2).
Setelah mengunjungi lokasi banjir, dia bergegas menuju lokasi pengungsian di Masjid Universitas Borobudur untuk melihat kondisi pengungsi banjir Cipinang Melayu. Kemudian pada Selasa (21/2), Anies kembali mengunjungi daerah yang terdampak banjir. Dia datang ke permukiman warga di RW 07 Kelurahan Rawa Jati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (21/2).

Sama halnya ketika berkunjung ke Cipinang Melayu, Anies juga menyempatkan diri menyusuri dan mendatangi rumah warga yang terendam banjir. Dia memilih terjun ke dalam genangan air untuk lebih dekat menyapa warga.
Dalam kunjungannya ke Rawajati, Anies mengatakan relawan Anies-Sandi akan ikut memberi bantuan. Nantinya mereka akan lebih dulu mendata kebutuhan warga di lokasi banjir. Ini dilakukan agar bantuan yang diberikan tepat sasaran.
"Mereka akan datang ke setiap tempat, tanya yang dibutuhkan apa, lalu diberikan. Jadi nggak memberikan yang tidak sesuai kebutuhan. Mereka ke tempat pengungsian, tanya kebutuhannya, baru kemudian memanggil bantuan untuk diberikan," ujar Anies di Rawajati.
Anies mengimbau relawannya saling membantu korban banjir dengan memberikan sejumlah bantuan. Dari obat-obatan hingga makanan. Bantuan tersebut dapat diberikan di 3 lokasi pengumpulan, yakni:
Posko Pemenangan Anies-Sandi: Jalan Cicurug No. 6, Menteng, Jakarta Pusat
Kantor DPP Gerindra: Jalan RM Harsono No. 54, Ragunan, Jakarta Selatan
Kantor DPW PKS: Jalan Letjen Soeprapto No. 17, Kemayoran, Jakarta Pusat

Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), pada hari yang sama, juga menyempatkan diri mengunjungi lokasi banjir Cipinang Melayu, Jakarta Timur, di tengah kesibukannya yang kembali aktif menjabat Gubernur DKI. Berbeda dengan Anies, yang lebih memilih terjun langsung merasakan banjir, Ahok dalam kunjungannya lebih banyak berdiskusi dengan dinas-dinas terkait dan warga.
Kepada warga, Ahok mengingatkan akan pentingnya membuat sertifikat tanah. Dalam kesempatan itu, Ahok menjelaskan mengapa banjir di Cipinang Melayu lama surut.
Hal tersebut, menurutnya, disebabkan oleh tinggi rumah warga yang sama dengan sungai. Karena itu, Jakarta disebutnya memerlukan tanggul untuk menangkal air laut agar tidak masuk ke Jakarta.
"Itu yang paling saya khawatir kalau Jakarta nggak bikin tanggul utara itu, termasuk pasar ikan itu, tanggul setinggi 3,8 meter. Hujan terus-menerus dan tiba-tiba pasang laut sampai di atas 2,8 meter, Jakarta 40 persen bisa tenggelam. Karena pompanya nggak bisa mompa, laut sama darat sama tingginya," papar Ahok di Cipinang Melayu, Senin (21/2).

Setelah berbincang, Ahok sempat diminta warga turun langsung mengecek lokasi dengan memakai perahu karet. Namun Ahok menolaknya. Dia lebih memilih berfoto bareng dengan warga dan PPSU di perahu. Ahok punya alasan sendiri. Menurutnya, perahu karet lebih baik digunakan untuk evakuasi warga daripada mengangkut dia dan pejabat lainnya.
Pada Selasa (21/2), Ahok meminta maaf kepada seluruh warga Ibu Kota karena tak bisa bekerja penuh waktu saat banjir melanda hampir seluruh wilayah Jakarta. Hal tersebut karena ia harus menjalani sidang lanjutan dugaan penistaan agama hingga larut malam.
"Saya mau menyampaikan maaf kepada warga DKI karena kasus saya ini saya tidak bisa kerja penuh waktu. Sehari semalam di sini. Padahal saya tahu warga DKI sedang ngalamin banjir," kata Ahok seusai persidangan di gedung Kementerian Pertanian, Jl RM Harsono, Jakarta Selatan, Selasa (21/2) malam. (elz/ear)
Duh si ahok mending kelonin bini dirumah :nyantai
Percuma hok
Hujan ttp hujan
Banjir ttp banjir
Tuh liat anies kasih motivasi buat korban banjir
Semoga ada solusi banjir di seluruh Indonesia
Bukan malah jadi ajang cari muka
Diubah oleh dhittoarief 25-02-2017 15:43
0
17.4K
Kutip
129
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan