tribunnews.comAvatar border
TS
MOD
tribunnews.com
Jenderal dari Korps Kavaleri Ini Ditunjuk Trump Sebagai Penasihat Keamanan AS



TRIBUNNEWS.COM - Setelah mendepak Jenderal (Purn) Michael Flynn dari posisi penasehat keamanan nasional akibat berbohong soal kontak-kontak rahasianya dengan pihak Rusia, Trump akhirnya memutuskan untuk mengangkat Letnan Jenderal H.R. McMaster sebagai penggantinya.

Pengangkatan McMaster terjadi setelah pilihan pertama Trump untuk posisi tersebut, Robert Harward yang merupakan seorang Laksamana, menolak tawaran Trump.

LetJen H.R. McMaster adalah seorang perwira kavaleri dan dikenal sebagai seorang pemikir strategis.

Posisinya saat ini adalah Direktur US Army Capabilities Integration Center, yang bertugas untuk menyiapkan AD AS untuk menghadapi tipikal ancaman yang terus berubah-ubah.

McMaster mulai dikenal publik secara meluas setelah menerbitkan buku Dereliction of Duty: Lyndon Johnson, Robert McNamara, The Joint Chiefs of Staff, and the Lies that Led to Vietnam (Pengabaian tugas: Lyndon Johnson, Robert McNamara, Kepala Staf Gabungan, dan Kebohongan yang Menyebabkan Perang Vietnam Terjadi).

Buku ini merupakan disertasi Doktoralnya saat menempuh pendidikan di UNC. Di dalam buku tersebut, McMaster secara gamblang melakukan otokritik terhadap kegagalan para pemimpin militer untuk menantang para politisi secara objektif  mengenai arah jalannya perang.

Di Amerika Serikat yang militernya sepenuhnya profesional dan tunduk pada otoritas sipil, kritik terbuka terhadap kepemimpinan nasional yang terkadang terlalu condong pada pertimbangan politik ketimbang strategi taktis di lapangan pada saat terjadinya perang amatlah langka, McMaster termasuk satu dari sedikit perwira yang berani menyuarakan pikirannya secara terbuka.

Tidak hanya hebat dalam teori, McMaster juga seorang perwira yang garang di medan perang.

Dalam perang Teluk II tahun 1991, McMaster yang saat itu masih Kapten memimpin Eagle Troop, 2nd Armored Cavalry Regiment yang berkekuatan 9 tank M1A1 Abrams yang berhadap-hadapan dengan lebih dari 80 unit tank T-62 dan T-72 milik Garda Republik Irak.

Dalam pertempuran yang dikenal sebagai pertempuran 73 Easting, seluruh tank milik Garda Republik dapat dihancurkan tanpa satupun Abrams milik AD AS dapat dirusak ataupun dihancurkan.

McMaster pun diganjar dengan medali kedua tertinggi dalam militer AS, Silver Star. Pertempuran 73 Easting ini kemudian menjadi bahan pelajaran wajib bagi setiap perwira kavaleri AS dan angkatan bersenjata lain di seluruh dunia.

Karir McMaster pun menanjak menjadi komandan skadron Kavaleri, kemudian akhirnya menjadi perwira staf di US Central Command yang bertanggung jawab atas operasi di Irak.

Saat kemudian dipromosikan sebagai komandan 3rd ACR, Kolonel McMaster dikenal sebagai perwira yang memperkenalkan taktik kavaleri baru untuk mengalahkan para insurjen dengan patroli kontinyu ke tengah-tengah wilayah yang seringkali diganggu dan bahkan dikuasai oleh insurjen.

Berkat taktik kehadiran kontinyu yang digagas oleh McMaster, insurjen di kota Tal Afar akhirnya berhasil dipatahkan.

Dengan latar belakangnya sebagai seorang Jenderal pemikir, LetJend H.R. McMaster diharapkan dapat memberikan masukan berimbang, lurus, dan jujur terhadap Presiden Trump yang berangasan, emosional, dan kurang pengalaman dalam hal urusan keamanan nasional, yang dikelilingi oleh penasehat-penasehatnya seperti Stephen Bannon yang condong ke arah kanan.

Sumber : http://www.tribunnews.com/internasio...at-keamanan-as

---

Baca Juga :

- Hengkang Tidaknya Freeport dari Indonesia, Ini Plus Minus yang Menanti

- Ini Pemimpin-pemimpin Dunia yang Dianggap Sangat Berbahaya

- Kawakami: Sebenarnya Sudah Tidak Ada Lagi Ninja Asli di Jepang

0
393
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan