- Beranda
- Komunitas
- News
- Sains & Teknologi
Fermi Paradoks dan Identitas Kita di Kosmos


TS
Third.Reich
Fermi Paradoks dan Identitas Kita di Kosmos
Quote:

Quote:

Quote:
Spoiler for :
Quote:

Ketika agan sedang membaca ini, invasi sudah selesai dilakukan. Agan dan aganwati mungkin sedang berada dalam sebuah Bunker bawah tanah di suatu tempat dan bertanya-tanya apa sebenarnya yang telah terjadi. Semuanya terjadi begitu cepat, hanya sedikit orang yang memahami situasi sebenarnya pada saat itu. Alien datang menghampiri planet Bumi kita, itu yang pasti dan itu yang kita ketahui, akan tetapi soal dari mana mereka berasal ? itu yang tidak kita ketahui. Sejak kapan mereka merencanakan invasi itu juga tidak jelas, bertahun-tahun, dalam beberapa decade, atau berabad-abad ? Mereka (Alien-alien itu) masih menuntut agar AKB48 terus melakukan joget-joget sambil nyanyi, WTF ?! ah.. jadi rupanya diam-diam mereka sudah memantau siaran televisi kita selama kurun waktu tertentu.
Para negosiator negara-negara di Bumi sedang mencoba meyakinkan para alien bahwa kita memiliki banyak dancer yang bahkan jauh lebih baik dari AKB48, namun para Alien tidak mau menerima hal itu, dan ketika kita menjelaskan bahwa semua personel AKB48 telah tiada, terbunuh akibat virus mematikan yang mereka sebarkan, mereka pun murka. Nampaknya kematian adalah sebuah konsep yang asing bagi mereka. Mereka nampaknya kebingungan melihat kita sekarat dan menderita akibat penyakit mematikan yang mereka tularkan.
Masalah yang lain adalah bahwa mereka hidup dengan sinar matahari dan mereka juga berpikiran bahwa memakan bahan makanan itu sangat vulgar. Singkatnya, mereka menganggap kita adalah makhluk yang menjijikkan, mereka sangat tidak suka dengan proses menelan makanan yang kita normalnya lakukan, proses kita buang air kecil dan besar dan penyakit dan kematian. Mereka juga tidak terlalu memikirkan tentang planet kita, kata mereka : “terlalu basah, terlalu banyak awan”. Akan tetapi ini adalah berita bagus untuk kita, karena kemudian mereka meributkan soal pergi dari planet kita, mungkin sekitar 2 atau 3 bulan lagi ketika mereka selesai memperbaiki pesawat luar angkasa mereka. Untungnya, kita akan berakhir sebagai catatan tidak penting dalam sejarah perjalanan antar-galaksi mereka. Jadi tetaplah berada dalam bunker itu, 1/3 populasi Bumi masih hidup dan begitu para Alien itu pergi kita bisa membangun kembali kota-kota yang hancur.
OK sudah cukup omong kosongnya TS ! tentu saja skenario semacam itu tidak pernah terjadi, namun pertanyaannya adalah, mengapa tidak ?. Inilah Fermi Paradoks, yang mana secara teknis adalah memang sebuah paradoks, akan tetapi juga sebuah pertanyaan besar : Mengapa tak ada alien atau bentuk kehidupan cerdas lain yang muncul di sekitar kita ?
Spoiler for :
APA ITU FERMI PARADOX ?
Quote:

Cerita bermula pada tahun 1950, seorang fisikawan terkenal, Enrico Fermi kala itu sedang menikmati makan siang bersama beberapa ilmuwan di sebuah kafetaria di Los Alamos Jet Propulsion Lab sambil membolak-balik halaman majalah “New Yorker”. Sembari ia menikmati sandwich yang menjadi menu makan siangnya, Fermi menunjuk ke sebuah gambar kartun yang menunjukkan para Alien sedang mengeluarkan muatan kargo ke dalam tempat-tempat sampah di New York. Dengan santai sambil mengunyah sandwich nya, Fermi bertanya : “where’s everybody ?”
Spoiler for Fermi:

Apa yang ia maksudkan sebenarnya ? menurut beberapa rekan-rekannya adalah tentang pertanyaan apakah perjalanan antar-bintang (interstellar travel) itu bisa dilakukan ?. Pada saat itu kita bahkan masih belum mampu untuk pergi meninggalkan atmosfer Bumi, dan pendaratan di Bulan masih 19 tahun lagi baru terjadi, jadi itu merupakan pertanyaan yang cukup adil dan masuk akal, sebenarnya sampai sekarang pun juga sama saja. Mungkin kita suka membicarakan tentang bagaimana mengirim manusia ke Mars dalam beberapa dekade mendatang, namun jika dibandingkan dengan mengunjungi sistem tata surya lain tentu saja misi ke Mars menjadi tak lebih dari sekedar permainan anak-anak bukan ?
Spoiler for mulustrasi:

Dengan menggunakan teknologi roket kita saat ini, kita seharusnya mampu mencapai Mars dalam waktu sekitar 6 bulan. Sebaliknya, bintang terdekat dari system tata surya kita, Proxima Centauri berjarak sekitar 4,25 tahun cahaya. Nampaknya masih ada harapan, kecuali pada bagian tahun cahayanya. Sekalipun kita menekan tombol NOS atau “Turbo Boost” pada roket tercepat kita, kita tetap nampak seperti siput dibandingkan kecepatan cahaya, dan dengan kecepatan tercepat kita pun akan membutuhkan waktu 73.000 tahun untuk sampai di bintang terdekat tetangga kita.
Spoiler for Alpha Centauri:


Bagaimanapun juga, itulah yang didapatkan Fermi pada waktu makan siangnya. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, pertanyaannya pun berevolusi dengan baik ditambah dengan filter dari ide-ide ilmuwan lainnya. Pada tahun 1975, seorang astronom, Michael Hart mengatakan bahwa alasan mengapa tidak ada alien yang menunjukkan batang hidungnya hingga saat ini adalah Karena mereka memang tidak ada. Jika mereka memang ada, maka mereka pasti sudah menghuni galaksi saat ini. Kemudian pada tahun 1977, seorang astrofisikawan bernama David G. Sthepenson berkata bahwa pernyataan dari Michael Hart bisa menjawab pertanyaan Fermi yang kemudian ia sebut sebagai “Fermi Paradox”.
Fermi Paradoks yang dikenal hingga saat ini adalah : Alam semesta kita bisa saja, sangat memungkinkan memiliki milyaran planet seperti Bumi yang juga memiliki kehidupan kompleks (seperti kita). Jika itu memang benar, mengapa kita tidak pernah mendengar satu pun berita bahwa telah ditemukan adanya kehidupan di luar sana ?
Bahkan sekalipun jika Fermi tidak mempertanyakan hal ini, tetap saja menjadi sesuatu yang menarik, dan ada segudang jawaban yang memungkinkan. Ketika pertanyaan ini ditanyakan, biasanya sesuatu yang disebut “The Drake Equation”atau “Persamaan Drake”, pun digunakan. Pada tahun 1960’an, seorang astronom Amerika bernama Frank Drake mencetuskan sebuah persamaan yang akan membantu kita menghitung kemungkinan seberapa banyak peradaban alien yang bisa muncul di galaksi kita.
Spoiler for Frank Drake & Drake Equation:



Hasil dari persamaan itu bisa bervariasi tergantung dari jumlah angka yang kita masukkan, tapi bahkan dengan estimasi paling skeptis pun, galaksi kita saja kemungkinan memiliki sedikitnya 2 milyar planet yang berada pada "Habitable Zone"atau zona yang memungkinkan kehidupan untuk tumbuh. Zona ini adalah zona di mana semuanya berada pada kondisi yang tepat, PAS. Planet berada pada jarak yang tidak terlalu jauh dari bintang induknya, juga tidak terlalu dekat, pokoknya segala sesuatunya PAS ! berada di tempat yang tepat, suhu yang tepat, tidak lebih juga tidak kurang, layaknya planet Bumi kita.
Spoiler for habitable zone:

Tentu saja, hanya karena berada pada zona itu bukan berarti planet-planet itu tidak dihuni. Kehidupan mungkin saja ada, atau mungkin tidak berada pada kondisi yang tepat, kita tetap tidak tahu. Katakanlah memang demikian, katakanlah memang sangat langka. Anggap saja hanya 0,5% dari planet-planet itu yang terdapat kehidupan, tetap saja hasilnya masih ada sekitar 100 juta planet !
Spoiler for us:

Tentu saja, pertanyaan selanjutnya adalah, seberapa banyak dari planet-planet itu yang memiliki spesies yang mampu mengembangkan teknologi yang diperlukan untuk komunikasi dan melakukan perjalanan ? Ini adalah pertanyaan yang HOT, apakah spesies yang mampu memiliki teknologi adalah hasil dari evolusi yang tak terelakkan ? atau apakah Manusia yang ada di Bumi ini memang satu-satunya yang unik atau istimewa ? Meskipun jika memang hanya ada 1,5% kesempatan bagi kehidupan untuk mengembangkan populasi yang mengerti soal teknologi, itu artinya seharusnya masih ada 500.000 peradaban lain di galaksi kita sendiri. Dan, jika kita mengalikan angka itu dengan jumlah galaksi yang ada di alam semesta yang telah kita ketahui (sekitar 150 milyar), kita akan mendapatkan banyak sekali peradaban alien cerdas. Jadi, seperti yang dikatakan Fermi, “Where’s everybody ?”.
Spoiler for planets:

SKALA KARDASHEV
Quote:

Cara lain untuk membicarakan Fermi Paradoks adalah dengan mengibaratkan jika kita menggunakan ekskavator raksasa untuk menumpuk setiap butiran pasir yang kita temukan di seluruh penjuru planet Bumi dan mengalikannya 10.000 agar mendekati jumlah bintang yang ada di alam semesta. Selanjutnya, faktor usia alam semesta (13,8 Milyar tahun) dan usia planet kita (4,5 milyar tahun), dan mulai nampak sangat tidak mungkin bahwa beberapa peradaban maju belum muncul di sana sini selama ribuan tahun. Seperti yang kita ketahui sebelumnya, untuk mencapai perjalanan antar-bintang tidak seperti jika kita ingin berjalan-jalan di taman. Sebagai permulaan, kita akan membutuhkan sejumlah energi yang sangat sangat sangat besar.
Spoiler for skala kardashev:

Seorang astronom Rusia bernama Nicolai Kardashev memiliki gagasan tentang kemungkinan jenis peradaban, dengan dikategorikan berdasarkan penggunaan energi yakni : Tipe 1, 2 dan 3.
Spoiler for Tipe 1:

Peradaban tipe 1 adalah sebuah peradaban yang cukup maju dan cukup efektif untuk memanfaatkan semua sumber energi yang ada di planetnya seperti gunung berapi, gelombang laut, angin, bahkan gempa bumi.
Spoiler for Tipe 2:

Peradaban tipe 2 adalah peradaban yang mampu mengambil langsung energi dari bintang induknya. Sebagai gambaran sederhana, bayangkan jika kita bisa memiliki kabel panjang yang terhubung langsung dengan Matahari ! layaknya kita menancapkan charger HP kita ke stop kontak dan energi pun langsung masuk ke ponsel kita. Semua permasalahan energi yang kita hadapi langsung terselesaikan secara instan. Tentu saja kita tidak bisa menancapkan kabel ke Matahari

Contoh & mulustrasi : Turian (Mass Effect)
Spoiler for turian:


Dunia astronomi sebenarnya telah dibuat “gelisah” oleh sebuah bintang yang dinamai KIC 8462852atau yang dikenal dengan nama "Tabby’s Star", terletak di konstelasi Cygnus, berjarak 1.480 tahun cahaya dari planet kita. Bintang itu nampak meredup cukup cepat dan memiliki kemisteriusan selama beberapa tahun. Salah satu teori menyebutkan bahwa ada peradaban alien yang sedang dalam proses membuat sebuah "Dyson Sphere" raksasa di sekeliling bintang, secara perlahan membuatnya meredup dari penglihatan. Jika Dyson Sphere memang benar-benar identik dengan peradaban tipe 2, ini mungkin bisa menjelaskan mengapa kita tidak bisa mendengar mereka, sinyal radio mereka tak pernah berhasil melewati struktur raksasa yang mereka bangun di sekeliling mereka sendiri.
Spoiler for tabby star:



Spoiler for mulustrasi Dyson Sphere:


Spoiler for Tiper 3:

Selanjutnya, adalah peradaban tipe 3 pada skala Kardashev adalah sebuah peradaban yang mampu memanfaatkan energi dari seluruh galaksi. Spesies yang telah mencapai tingkat kecerdasan seperti ini akan membuat kita makhluk Bumi nampak seperti serangga kecil saja. Bentuk komunikasi mereka mungkin 100% tidak bisa kita kenali, yang mana ini juga bisa menjadi jawaban mengapa kita tidak bisa mendeteksi keberadaan mereka.
Contoh & mulustrasi : Reaper (Mass Effect)
Spoiler for Reaper:


Sementara itu di atas tipe ke-3 ada tipe 4 dan 5, tapi menurut Kardashev kedua tipe ini dianggap terlalu canggih sehingga tidak masuk ke dalam skalanya, namun bagi sebagian fisikawan seperti Prof.Michio Kaku tertarik untuk menambahkannya.
Spoiler for Prof.Michio Kaku:


TIPE 4 & 5
Spoiler for Tipe 4 & 5:

Quote:
Lantas bijimana dengan kita manusia Bumi, termasuk tipe yang mana nih ? tenang saja, masih jauh dari tipe 1 kok, (alias masih tipe Nol)
dan mungkin membutuhkan 1 atau 2 abad lagi untuk menjadi tipe 1. Who knows ?



THE GREAT FILTER
Quote:

Sistem tata surya kita bisa dibilang berusia setengah baya, yang mana ini adalah faktor penting dalam hal ini Karena ini artinya banyak sekali system tata surya lain dengan planet seperti Bumi di luar sana yang usianya jauh lebih tua dari kita. Banyak dari mereka berusia lebih dari milyaran tahun. Dengan satu milyar waktu tambahan untuk “bermain”, kita mungkin berpikiran mereka mungkin saja sudah menguasai pemanfaatan energi galaksi demi memfasilitasi mereka sendiri untuk melakukan perjalanan antar-bintang. Jadi, sekali lagi, di mana mereka ?
Salah satu penjelasan terbaik yang diketahui perihal absennya alien pada bagian ini adalah sesuatu yang dikenal dengan nama “The Great Filter”atau anggap seperti seleksi alam besar dalam skala kosmis. Gagasan ini mengatakan bahwa kemungkinan ada fenomena-fenomena atau bencana kosmis yang tak terelakkan yang terjadi di alam semesta dan mencegah kehidupan untuk tumbuh dan berkembang sampai pada titik di mana mereka bisa berkomunikasi atau melakukan perjalanan antar-bintang.
Spoiler for The Great Filter:


Kemudian pertanyaannya adalah, pada timeline evolusi bagian mana terjadinya Great Filter itu ? Lebih spesifik lagi dan lebih egois lagi, pada waktu terjadinya itu kita berada di titik timeline mana ? itu sepenuhnya bergantung pada kemisteriusan dari seleksi alam. Jika, contohnya, seleksi itu terjadi sebagai sebuah fitur “auto-destruct” yang membuat sebuah peradaban agar menghancurkan dirinya sendiri sebelum mereka mencapai titik pengembangan teknologi, maka habislah kita.
Melihat pada sudut pandang lain, seleksi itu bisa saja terjadi lebih awal pada timeline tersebut. Pada milyaran tahun pertama munculnya kehidupan adalah terbentuknya sel prokariotik sangat sederhana. Mungkin, lompatan ke sel eukariotik kompleks adalah sebuah bentuk seleksi alam. Ini bisa berarti bahwa ketika masih terdapat banyak sekali kehidupan di luar sana, semuanya hanya sekumpulan sel-sel prokariotik pendiam.
The Great Filter itu bisa jadi sesuatu seperti ledakan sinar gamma, ledakan gelombang elektromagnetik raksasa yang bisa memusnahkan secara berkala semua bentuk kehidupan sebelum mereka mampu tumbuh dan berkembang menjadi sesuatu yang menarik. Berdasarkan teori ini, kita cukup beruntung berada pada periode yang relatif stabil secara astronomi yang memungkinkan evolusi jangka panjang bisa terjadi. Dan jika seperti itu kondisinya, kita mungkin saja adalah satu dari banyak spesies yang berevolusi dengan kecepatan yang sama, dan kita semua akan melesat menuju perjalanan antar-bintang dalam waktu yang sama pula (sekitar 200 tahun).
Galau lagi, bisa saja selanjutnya kehidupan tidak akan bisa terjadi, dalam hal ini kita adalah sebuah kebetulan yang terjadi, sebuah kejaiban titik biru terapung-apung di lautan alam semesta yang sangat luas ini. Tentu saja itu berarti kita benar-benar sendirian, selamanya.
Sebelum lanjut ke bawah, silahkan tonton ini dulu gan

Spoiler for :


Lanjut di bawah ya gan

Diubah oleh Third.Reich 16-04-2017 08:10
0
70.9K
Kutip
332
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan