- Beranda
- Komunitas
- Sports
- Liga Italia
Milan Tak Boleh Pecat Montella


TS
Kaskus Sport
Milan Tak Boleh Pecat Montella
Sebelum dimulainya pertandingan melawan Lazio dini hari tadi, AC Milan tengah berada dalam sorotan. Hanya mampu meraih empat poin dari lima pertandingan terakhir--dimana termasuk tiga kekalahan diantaranya--membuat Milan kian terperosok di klasemen. Bahkan, Vincenzo Montella pun terancam kehilangan pekerjannya bila kembali gagal meraih hasil maksimal pada pertandingan melawan Lazio.
Kondisi Milan pun bisa dibilang jauh dari kata ideal. Alessio Romagnoli, Mattia De Sciglio, Luca Antonelli, dan Davide Calabria harus absen karena cedera. Gabriel Palletta dan Juraj Kucka--yang menjadi bek sayap darurat pada pertandingan melawan Bologna--pun juga harus menepi karena menerima sanksi atas kartu merah. Alhasil, dua pemain tim primavera, Raul Zucchetti dan Mattia El Hilali, pun disertakan oleh Montella pada pertandingan melawan Lazio.

Dengan mengandalkan lini pertahanan dengan pemain yang bisa dibilang seadanya, Milan harus menghadapi lini depan Lazio--yang mencatatkan tembakan terbanyak (16) dan tembakan tepat sasaran terbanyak (8) dibanding tim Serie A lainnya di babak pertama. Dengan modal enam gol yang mereka cetak ke gawang Pescara di pekan sebelumnya, tentu anak asuh Simone Inzaghi memiliki motivasi berlipat untuk kembali meraih kemenangan. Keberhasilan mereka mencetak gol di akhir babak pertama pun seakan menjadi bukti.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Pergantian Manuel Locatelli dengan Jose Sosa pun menjadi salah satu momen kunci Montella pada pertandingan ini. Gelandang asal Argentina yang dalam beberapa pekan terakhir kerap dikritik tersebut justru menjadi salah satu pemain terbaik Rossoneri di babak kedua. Selain mencatatkan passing di daerah lawan yang cukup banyak--27 dengan 20 diantaranya sukses--Sosa pun menjadi penyuplai bola untuk Suso yang kemudian mencetak gol lima menit jelang waktu normal.
Kritik yang mengarah pada Montella dalam beberapa pekan memang seakan membuat Milan menjadi lebih tangguh. Hal itulah yang memang sejak awal sudah ditekankan Montella sejak kedatangannya ke San Siro. Keberhasilannya membangun pertahanan kuat pun sempat mengangkat Milan hingga ke peringkat tiga klasemen. Meskipun akhirnya harus terperosot akibat badai cedera yang melanda, dalam dua pertandingan terakhir cukup terlihat bahwa Montella masih menanamkan filosofi ketangguhan pada timnya.
Melewati berbagai kritik, minimnya investasi transfer, dan cedera, Milan bisa dibilang berhasil menarik diri mereka dari krisis dalam beberapa pertandingan terakhir dengan ketangguhan dan ketahanan yang mereka tunjukkan dalam pertandingan. Buktinya, empat dari delapan gol terakhir yang mereka cetak di Serie A--salah satunya ke gawang Lazio--terjadi dalam lima menit terakhir waktu normal pertanidngain. Ini tentu menjadi bukti dari filosofi Montella yang perlahan mulai diimplementasikan timnya--dan pada momen yang bisa dibilang krusial dalam perjalanan mereka musim ini.
Ketangguhan dan ketahanan seperti inilah yang dibutuhkan Milan dalam melewati waktu-waktu sulit mereka saat ini. Tanpa beberapa pilar yang harus absen karena cedera atau sanksi, serta masih mungkin kehilangan pemain ke Tiongkok--yang bursa transfernya akan berakhir di Februari--tentu akan banyak sekali tuntutan bagi pemain Milan yang 100% fit dan bertahan di klub untuk terus mengangkat penampilan tim. Berkaca dari penampilan melawan Lazio, Montella pun boleh percaya diri bisa membawa timnya terbang tinggi.
"Tim ini membuatku emosional karena usaha yang mereka tunjukkan. Tim ini lebih kuat dari apapun. Aku terus bertambah bangga bisa melatih mereka yang menunjukkan semangat luar biasa," ujar Montella seusai pertandingan. Dengan adanya hubungan yang baik antara pelatih dan skuatnya, seperti yang ditunjukkan Montella pada timnya saat ini, tentu sang pelatih patut diberi kesempatan untuk setidaknya mengakhiri musim dengan tetap berada di posnya dan sambil melihat sejauh mana Sang Pesawat Kecil bisa membawa Milan terbang musim ini.
Kondisi Milan pun bisa dibilang jauh dari kata ideal. Alessio Romagnoli, Mattia De Sciglio, Luca Antonelli, dan Davide Calabria harus absen karena cedera. Gabriel Palletta dan Juraj Kucka--yang menjadi bek sayap darurat pada pertandingan melawan Bologna--pun juga harus menepi karena menerima sanksi atas kartu merah. Alhasil, dua pemain tim primavera, Raul Zucchetti dan Mattia El Hilali, pun disertakan oleh Montella pada pertandingan melawan Lazio.

Dengan mengandalkan lini pertahanan dengan pemain yang bisa dibilang seadanya, Milan harus menghadapi lini depan Lazio--yang mencatatkan tembakan terbanyak (16) dan tembakan tepat sasaran terbanyak (8) dibanding tim Serie A lainnya di babak pertama. Dengan modal enam gol yang mereka cetak ke gawang Pescara di pekan sebelumnya, tentu anak asuh Simone Inzaghi memiliki motivasi berlipat untuk kembali meraih kemenangan. Keberhasilan mereka mencetak gol di akhir babak pertama pun seakan menjadi bukti.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Pergantian Manuel Locatelli dengan Jose Sosa pun menjadi salah satu momen kunci Montella pada pertandingan ini. Gelandang asal Argentina yang dalam beberapa pekan terakhir kerap dikritik tersebut justru menjadi salah satu pemain terbaik Rossoneri di babak kedua. Selain mencatatkan passing di daerah lawan yang cukup banyak--27 dengan 20 diantaranya sukses--Sosa pun menjadi penyuplai bola untuk Suso yang kemudian mencetak gol lima menit jelang waktu normal.
Kritik yang mengarah pada Montella dalam beberapa pekan memang seakan membuat Milan menjadi lebih tangguh. Hal itulah yang memang sejak awal sudah ditekankan Montella sejak kedatangannya ke San Siro. Keberhasilannya membangun pertahanan kuat pun sempat mengangkat Milan hingga ke peringkat tiga klasemen. Meskipun akhirnya harus terperosot akibat badai cedera yang melanda, dalam dua pertandingan terakhir cukup terlihat bahwa Montella masih menanamkan filosofi ketangguhan pada timnya.
Melewati berbagai kritik, minimnya investasi transfer, dan cedera, Milan bisa dibilang berhasil menarik diri mereka dari krisis dalam beberapa pertandingan terakhir dengan ketangguhan dan ketahanan yang mereka tunjukkan dalam pertandingan. Buktinya, empat dari delapan gol terakhir yang mereka cetak di Serie A--salah satunya ke gawang Lazio--terjadi dalam lima menit terakhir waktu normal pertanidngain. Ini tentu menjadi bukti dari filosofi Montella yang perlahan mulai diimplementasikan timnya--dan pada momen yang bisa dibilang krusial dalam perjalanan mereka musim ini.
Ketangguhan dan ketahanan seperti inilah yang dibutuhkan Milan dalam melewati waktu-waktu sulit mereka saat ini. Tanpa beberapa pilar yang harus absen karena cedera atau sanksi, serta masih mungkin kehilangan pemain ke Tiongkok--yang bursa transfernya akan berakhir di Februari--tentu akan banyak sekali tuntutan bagi pemain Milan yang 100% fit dan bertahan di klub untuk terus mengangkat penampilan tim. Berkaca dari penampilan melawan Lazio, Montella pun boleh percaya diri bisa membawa timnya terbang tinggi.
"Tim ini membuatku emosional karena usaha yang mereka tunjukkan. Tim ini lebih kuat dari apapun. Aku terus bertambah bangga bisa melatih mereka yang menunjukkan semangat luar biasa," ujar Montella seusai pertandingan. Dengan adanya hubungan yang baik antara pelatih dan skuatnya, seperti yang ditunjukkan Montella pada timnya saat ini, tentu sang pelatih patut diberi kesempatan untuk setidaknya mengakhiri musim dengan tetap berada di posnya dan sambil melihat sejauh mana Sang Pesawat Kecil bisa membawa Milan terbang musim ini.
Supported by:





www.kaskus.co.id





www.kaskus.co.id
0
789
3


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan